Jika calon-calonnya neolim (neo imperialism)...
Tidak berarti partai-partai pendukungnya juga neolim...
Tapi pendukung neolim...

2009/5/27 rifky pradana <rifkyp...@yahoo.com>
>
>
> Orang-orang yang
> dekat Boediono sibuk menjelaskan bahwa cawapresnya SBY ini bukan Neolib. 
> Sekarang, Tim Pemenangan SBY-Boediono,
> sibuk melakukan bantahan, klarifikasi, dan terus melakukan politik pencitraan
> secara sistematik.
>
> Namun, ternyata bukti
> menunjukkan bahwa Boediono, adalah anggota Dewan Gubernur IMF. Dewan Gubernur
> IMF adalah sebuah badan tertinggi untuk pengambilan keputusan di IMF.
>
> Tidak mungkin
> seseorang mempunyai posisi yang begitu strategis di lembaga multilateral,
> seperti IMF dan WTO, kalau tidak mendapatkan kepercayaan. Dan kepercayaan itu
> tidak mungkin kalau tidak memiliki kesamaan pandangan yang bersifat ideologis,
> antara Boediono dengan IMF dan lembaga multilateral itu.
>
> Jelaslah sudah, ada
> benang merah antara Boediono semasa pemerintahan Megawati duduk sebagai 
> Menteri
> Keuangan, dengan agenda IMF dan WTO, serta kebijakan privatisasi 
> BUMN,liberalisasi perdagangan,
> dan pengurangan subsidi.
>
> Jadi, tuduhan
> Boediono sebagai Neolib, bukanlah isapan jempol belaka,
>
> Jangan terbuai dengan politik pencitraan yang sekarang sedang melancarkan 
> sihir jahatnya kepada rakyat.
>
> Kalau masih saja rakyat memberikan
> legitimasi politik kepada tokoh tidak memiliki kepedulian terhadap rakyat, 
> tapi
> mengabdi kepada asingseperti selama ini, maka rakyat dipastikan masih akan
> terus melarat.
>
> ***
>
> Orang-orang yang
> dekat Boediono sibuk menjelaskan bahwa cawapresnya SBY ini bukan Neolib. 
> Sesudah polemik tak kunjung usai, yang
> disertai tuduhan cawapres Boediono adalah penganut Neolib. Bahkan, sebelum 
> deklarasi yang berlangsung di
> Bandung, 15 Mei, pasangan capres dan cawapres, harus menghadapi aksi
> demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat, yang menolak capres dan cawapres
> SBY-Boediono, yang dituduh Neolib.
>
> Sesudah adanya
> kritikan yang muncul, serta tuduhan berbagai kalangan, bahwa Boediono penganut
> Neolib, maka sekarang Tim Pemenangan SBY-Boediono ini, sibuk melakukan
> bantahan, klarifikasi, dan terus melakukan politik pencintraan secara
> sistematik. Misalnya, beberapa waktu yang lalu, anggota Tim Pemenangan
> SBY-Boediono, langsung memberikan reaksi, khususnya terhadap Prabowo Subianto.
> Seperti yang diungkapkan Rizal Mallarangeng, yang memberikan kesaksian 
> tentang kehidupan
> yang sederhana Boediono, yang seorang anak petani di Blitar, dan jauh lebih
> berbeda dibandingkan dengan Prabowo, yang memiliki kuda yang jumlahnya lebih
> dari 90 ekor,yang harganya satu kuda lebih dari Rp 2 milyar.
>
> Pembelaan itu, bukan
> hanya dilakukan oleh Rizal Mallarangeng, tapi juga generasi baru dari
> lingkungan Sri Mulyani, seperti Chatib Basri, Mohamad Iksan, Anggito Abimanyu,
> dan sejumlah ekonom lainnya, yang berada dibelakang Boediono.
>
> Mereka ini secara
> gigih membela Boediono, yang memiliki kesamaan pandangan yang berkaitan dengan
> kebijakan masalah ekonomi Indonesia, yang mengacu kepada pandangan Neolib.
> Mereka ini mempunyai pandangan yang sifatnya ‘given’, apapun yang merupakan
> pandangan dan kebijakan ekonomi dari para pengambil kebijakan di 
> lembaga-lembaga
> multilateral, seperti IMF, World Bank, dan WTO.
>
> Tentu, yang paling
> mengejutkan diantara berbagai debat dan polemik, belakangan muncul, justru
> pernyataan yang muncul dari Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN, Prof.Dr.
> Amin Rais, yang secara terang-terangan mengatakan kekecewaannya terhadap SBY
> yang mengangkat Boediono menjadi cawapres untuk mendampinginya di pilpres Juli
> nanti.
>
> Tak lama, usai SBY
> mengumumkan pilihannya terhadap Boediono, pendiri dan tokoh dari Partai PAN
> ini, langsung menemui Presiden SBY, dan menyatakan kekecewaannya, dan
> belakangan ini berbalik, dan mendukung Jusuf Kalla.
>
> Namun, ada masalah
> yang dikemukakan oleh Amin, yang patu menjadi pertimbangan seluruh bangsa
> Indonesia, yang menentukan pilihan di pilpres nanti.
>
> Menurut Prof.Dr.Amin
> Rais, ternyata Boediono, tak lain adalah anggota Dewan Gubernur IMF, per
> tanggal 21 Mei 2009, sebuah badan tertinggi pengambil keputusan di IMF.
>
> Amin mengatakan,
> ‘Bodeiono harus bisa memberikan bukti dengan cara menarik diri dari IMF, WTO
> dan lembaga-lembaga asing lainnya. Saya tidak ingin SBY-Boediono menerapkan
> paham Neolib’, ujar Amin, ketika menyampaikannya di sela-sela Rapat Koordinasi
> Nasional (Rakornas) di Hotel Sultan, kemarin. (Republika, 27/5/2009).
>
> “Saya mengharapkan
> bukti, karena Boediono banyak tidak dipercaya masyarakat”, tegas Amin.
>
> Jadi, penolakan
> rakyat terhadap yang dituduh sebagai Neolib, bukanlah isapan jempol belaka, 
> dan
> terbukti, tokoh yang dipilih oleh SBY ini, terbukti menurut Amin, mempunyai
> posisi yang sangat strategis di lembaga multilateral, sebagai Dewan Gubernur
> IMF, WTO dan lain-lain.
>
> Tidak mungkin
> seseorang mempunyai posisi yang begitu setrategis di lembaga multilateral,
> seperti IMF dan WTO, kalau tidak mendapatkan kepercayaan, dan kepercayaan itu,
> dan tidak mungkin kalau tidak memiliki kesamaan pandangan yang bersifat
> ideologis, antara Boediono dengan IMF dan lembaga multilateral itu.
>
> Pantas, kalau menurut
> seorang tokoh, yang belum ini, menyampaikan kepada redaksi Eramuslim, mantan
> Gubernur BI, yang terpilih menjadi cawapres oleh SBY ini, mendapatkan ucapan
> selamat dari Robert Zullick, Direktur World Bank (Bank Dunia), dan ini hanya
> menggambarkan betapa posisi Boediono, sangat penting.
>
> Sekarang ini,
> kelompok yang mendukung Boediono, sibuk melakukan politik pencitraan, melalui
> media, seperti salah satu diantaranya yang dipilih oleh Presiden SBY, yaitu
> Indonesia Fox, memoles dan mendadani Boediono, agar kelihatan lebih populis 
> dan
> Islami.
>
> Bahkan ketika shalat
> jum’at di Masjid Cut Mutiah, Menteng, itupun media sibuk meliputnya. Sekarang
> Boediono, sering menggunakan baju koko warna putih, dan peci, yang nampak 
> lebih
> ‘santri’ dibandingkan dengan tokoh Islam lainnya.
>
> Sehingga, tak nampak,
> Boediono yang pernah lama belajar dan tinggal di AS, serta menjadi Dewan 
> Gubernur
> IMF dan WTO, serta yang menjadi perpanjangan tangan dari IMF, ketika melakukan
> kebijakan privatisasi BUMN, di pemerintahan Mega, yang kala itu, Boediono
> posisi menjadi Menkeu.
>
> Kini, Tim Pemenangan
> SBY-Boediono, memoles Boediono menjadi tokoh yang populis, bersahaja, dan
> santri.
>
> Melalui pencintraan
> dan kempanye media. Indonesia Fox menjadi konsultan yang dipilih Presiden SBY,
> apakah Fox yang bekerja untuk SBY ini mempunyai kaitan dengan Fox yang ada di
> AS ?.
>
> Fox di AS, tak media
> milik Yahudi, yang selalu menyerang Islam dan Dunia Islam, melalui isu
> 'teroris'.
>
> Kepentingan global
> ikut berusaha keras memenangkan calon-calon mereka,yang sekarang berlaga dalam
> pilpres.
>
> Berhasilkah ?. Rakyat harus faham semua judi kekuasaan, yang
> melibatkan rakyat yang jumlahnya jutaan.
>
> Jangan sampai rakyat
> hanya memberikan legitimasi poiltik kepada tokoh-tokoh yang tidak memiliki
> kepedulian terhadap rakyat, tapi mengabdi kepada asing.
>
> Jangan terbuai dengan
> pencintraan, yang sekarang sedang melakukan sihir terhadap rakyat.
>
> Wallahu ‘alam.
>
> Amin : Boediono Harus Keluar Dari IMF.
> http://www.eramuslim.com/editorial/sihir-yang-bisa-menipu-rakyat.htm
>
> ***
>
> Ketua Majelis
> Pertimbangan Pusat (MPP) DPP PAN, Amien Rais, meminta cawapres Partai Demokrat
> (PD), Boediono, menarik diri dari IMF, WTO, dan lembaga-lembaga asing lainnya.
>
> Pernyataan ini disampaikan Amien sebelum membuka
> Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PAN di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa
> (26/5). ''Saya mengharapkan bukti karena Boediono banyak tidak dipercaya
> masyarakat,'' kata Amien.
>
> Mantan capres pada Pilpres 2004 itu mengatakan,
> Boediono harus bisa memberikan bukti dengan cara menarik diri dari IMF, WTO,
> dan lembaga-lembaga asing yang lain. Ia tidak ingin SBY-Boediono menerapkan
> paham neoliberalisme saat memerintah.
>
> Di laman Dewan Gubernur IMF per tanggal 21 Mei
> 2009, Boediono masuk jajaran Dewan Gubernur IMF. Dewan Gubernur adalah badan
> pengambil kebijakan tertinggi di IMF. Umumnya, yang menduduki kursi di Dewan
> Gubernur adalah gubernur bank sentral negara masing-masing.
>
> Wakil Ketua Umum DPP PD, Ahmad Mubarok, mengaku
> tidak tahu.. ''Saya tidak tahu kalau Pak Boediono masih duduk di Dewan 
> Gubernur
> IMF. Tapi, semua ini biasa di kampanye. Saling serang,'' kata Mubarok kepada 
> Republika.
>
> Diungkapkannya, penunjukan anggota Dewan Gubernur
> IMF adalah didasarkan pada keputusan negara bersangkutan. Bukan atas pilihan
> IMF. ''Pak Boediono harus jelaskan,'' kata Mubarok.
>
> Menurutnya, cap neoliberal atau antek IMF yang
> melekat di Boediono hanya amunisi politik biasa.. Stempel-stempel politik 
> macam
> ini pun ia yakin hanya berlaku di masyarakat kelas menengah ke atas atau elite
> politik. Bukan di masyarakat bawah.
>
> ''Semua kandidat capres/cawapres, kalau mau jujur,
> ya terlibat neoliberalisme,'' sambung Mubarok.
>
> Tudingan tak beralasan.
>
> Sementara itu, dalam diskusi Pemikiran Boediono dan Tantangan
> Krisis Global, persoalan tudingan
> Boediono yang neoliberal juga menjadi perhatian. Pembicaranya adalah Staf
> Khusus Menteri Keuangan, Chatib Basri; pengamat ekonomi, Raden Pardede; dan
> Bara Hasibuan.
>
> Menurut Chatib, tudingan Boediono neoliberal tidak
> beralasan. ''Kalau mau jujur, sejak 2001 sampai sekarang, kebijakan ekonomi
> kita cenderung tidak ada perubahan yang signifikan. Jadi, kalau diperhatikan,
> tiga presiden topiknya sama,'' kata Chatib.
>
> Ia kemudian membeberkan beberapa fakta mengenai
> kebijakan ekonomi yang disebut-sebut sebagai contoh neoliberalisme. Rasio 
> impor
> dalam ekonomi Indonesia hanya 29 persen, bandingkan dengan Malaysia yang 80
> persen, Thailand 74 persen, dan Filipina 35 persen.
>
> Seluruh sistem ekonomi negara di dunia mana pun,
> lanjut dia, tidak ada yang benar-benar pro pasar ataupun benar-benar 
> nonswasta.
> Di setiap pemerintahan, tidak ada yang benar-benar diserahkan ke pasar.
> ''Apalagi, di masa krisis ini, terbukti tidak ada pasar yang benar-benar
> efektif.''
>
> Bara Hasibuan mengatakan, kekhawatiran terhadap
> Boedionomics tidak beralasan. Menurutnya, nanti yang ada adalah Yudhoyonomics
> sesuai sistem presidensial. ''Presiden yang akan memutuskan,'' ungkapnya.
>
> PAN tak paksa kadernya.
>
> Rakornas PAN, kemarin, diselenggarakan untuk
> mengonsolidasikan dukungan terhadap SBY-Boediono. Kegiatan ini tidak dihadiri
> oleh Ketua Umum PAN, Soetrisno Bachir, yang dikabarkan sedang menjalani
> perawatan di Singapura.
>
> Amien Rais mengatakan, PAN tidak akan melarang
> jika ada sebagian anggota partai yang mendukung pasangan capres-cawapres lain.
> Jika ada sebagian kader atau anggota PAN yang memilih pasangan lain, ''Bukan
> berarti pengkhianat partai,'' ujar Amien. Namun, kaki besar PAN tetap ada di
> PD.
>
> Apa yang dilakukan kader PAN Dradjad Wibowoe,
> menurutnya, sah-sah saja. ''Mereka kan anggota biasa. Jadi, sah-sah saja. 
> Lagi pula, mereka
> mendukung pasangan lain dengan cara yang santun.''
>
> Ia juga mengatakan bahwa PAN tidak bisa memberi
> sanksi kepada anggota biasa. ''Namun, kalau yang mendukung pasangan lain itu
> pengurus PAN, akan diberi sanksi.''
>
> Amien Minta Boediono
> Keluar dari IMF.
> http://www.republika.co.id/koran/46/52652/Amien_Minta_Boediono_Keluar_dari_IMF
>
> ***
>
> Kebijakan ekonomi Indonesia
> seperti privativasi perusahaan, liberalisasi perdagangan, dan pengurangan
> subsidi menjadi bagian neoliberalisme ala Indonesia.
>
> Pengamat ekonomi John Tafbu
> Ritonga di Medan menilai kian menggilanya neoliberalisme di Indonesia.
>
> “Semakin kelihatan paham ekonomi
> neoliberalnya karena fungsi-fungsi pemerintah sangat lemah, termasuk dalam
> penegakan hukum serta penyedian barang-barang publik seperti infrastruktur 
> yang
> tidak berjalan baik,” kata dia, Senin [25/05] .
>
> Ada fakta menarik dalam dunia
> investasi Indonesia, sambung dia, yaitu berkurangnya jumlah usaha di
> Indonesia dari 16,4 juta pada tahun 1996 menjadi tinggal 12,8 juta pada tahun
> 2006. Yang bertambah justru pedagang kaki lima yang kini disebut UMKM, dengan
> jumlah mencapai hampir 10 juta.
>
> “Untuk menekan semakin
> bertambahnya jumlah rakyat yang melarat, pemerintah seharusnya menjalankan
> fungsinya seperti yang dilakukan pemerintah AS dan negara-negara di Eropa, 
> yang
> berhasil memajukan perekonomiannya,” katanya.
>
> "Kalau masih saja “memble”
> seperti selama ini, maka rakyat dipastikan masih akan terus melarat," pungkas
> Ritonga.
>
> Neoliberalisme di Indonesia Makin Parah.
> http://www.warnaislam.com/berita/negeri/2009/5/26/60960/Neoliberalisme_Indonesia_Makin_Parah.htm
>
> ***
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 


------------------------------------

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke