hari gini orang berpendidikan masih percaya sama SBY?..
Cobalah urut niat jajaran menterinya terutama meneg BUMN, katanya " kalau
bisa membeli kenapa harus memproduksi?"

2009/6/24 A Nizami <nizam...@yahoo.com>

>
>
>
>
> --- Pada Sel, 23/6/09, Muhammad kamil Al farisi 
> <toshib...@yahoo.com<toshibaqu%40yahoo.com>>
> menulis:
> Al Farisi:
> saya sepakat dengan anda bahwa rumput, air, dan api (energi) adalah milik
> bersama, dan saya juga sepakat bahwa semua BUMN milik indonesia perlu di
> nasionalisasi. ....dan mungkin pak budiono juga sepakat dengan itu....tapi
> realistis dong pak hutang indonesia saja sudah banyak dan itu juga
> alhamdulillah sudah dikurangi pada zaman sby
> ==
>
> Ciri2 orang munafik adalah jika berkata, dia berdusta.
> Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila
> berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Muslim)
>
> Siapa bilang hutang Indonesia berkurang zaman SBY?
> Justru bertambah:
> ===
>
> http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/03/27/04544912/eskalasi.utang.indonesia.berbahayakah
>
> posisi utang pemerintah secara keseluruhan terus meningkat dari Rp 1.294,8
> triliun (2004) menjadi Rp 1.623 triliun (2008) dan tahun ini diperkirakan
> meningkat lagi menjadi Rp 1.667 triliun.
> ==
>
> http://www.pajak.go.id/index.php?view=article&catid=91:berita&id=9210:kondisi-utang-pemerintah-kamis-02-april-2009&format=pdf.
> . Total hutang selama pemerintahan SBY justru
> meningkat Rp 392 triliun
> ===
>
> PKS boleh saja membela SBY. Cuma jangan sampai berbohong karena bohong itu
> dosa dan ciri orang munafik.
> Seharusnya pembelaannya itu dengan cara yang benar. Misalnya ya hutang kita
> bertambah, tapi mudah2an ke depan bisa dikurangi.
>
> Jika berbohong, saya khawatir hutangnya jadi tambah membesar.
>
> Al Farisi:
> ....kalau misalkan indonesia sudah mampu saya yakin pasti semua BUMN yang
> di privatisasi pasti akan di nasionalisasikan. ...siapa sih yang gag mau
> negaranya maju...dan karena siapa privatisasi dan hutang hutang indonesia
> ini bisa menumpuk kalo bukan karena para pejabat yang haus akan kenikmatan
> dunia saja dan itu terjadi ketika zaman Mega dan berkuasanya golkar di
> indonesia... .dan komitmen Sby dan Pks adalah untuk menciptakan pemerintahan
> yang bersih dari segala macam tindakan korupsi...
> ===
>
> Sebaiknya jangan menjelekkan orang lain.
> Para pejabat yang dituding Neolib itu di zaman Mega juga turut berkiprah.
> Sebagai Contoh di zaman Mega, Boediono itu menteri keuangan, Purnomo menteri
> ESDM, Laksamana Sukardi meneg BUMN.
>
> Semuanya sekarang merapat ke PD. Jadi kalau perekonomian Mega itu buruk dan
> KKN, itu sama saja dgn menjelek2an pak Boediono dgn menteri2 lainnya seperti
> pak Purnomo.
>
> Indonesia itu mampu. Buktinya bisa membuat Pertamina, Telkom, Indosat, dsb.
> Bahkan anak SMK pun sudah bisa membuat mobil. Tapi justru rezim Neolib yang
> memang diawali dari zaman Mega hingga sekarang menjuali/privatisasi BUMN2
> yang ada.
>
> Hutang bertambah besar dengan syarat Indonesia menjual BUMN dan menyerahkan
> kekayaan alamnya.
>
> Padahal kalau kita mandiri, hutang Rp 1.600 trilyun itu bisa dilunasi
> dengan mudah.
>
> Silahkan baca:
>
> http://infoindonesia.wordpress.com/2009/06/19/diskusi-dengan-faisal-basri-tentang-neoliberalisme-dan-privatisasi/
> Coba lihat pendapatan perusahaan migas asing yang Rp 17 ribu trilyun/tahun.
> Meski untung segitu, uang itu masuk ke kas mereka. Bukan ke bangsa
> Indonesia. Paling tidak 10-20% dari uang tersebut berasal dari Indonesia
> karena banyak Negara seperti Arab Saudi, Venezuela, Qatar, Kuwait, dsb
> mengelola kekayaan alamnya dengan BUMN mereka. Itu belum perusahaan lain
> seperti Freeport, Newmont, BHP, dsb yang mengeruk emas, perak, tembaga,
> nikel, dsb dari bumi Indonesia.
>
> Menurut PENA, sekitar Rp 2.000 trilyun/tahun hasil kekayaan alam Indonesia
> masuk ke kantong asing. Menurut saya sekitar Rp 2.000-5.000 trilyun/tahun
> yang masuk ke kantong asing. Jika kita mengelola sendiri, dan Rp 3.000
> trilyun yang sebelumnya masuk ke kantong asing jadi milik bangsa Indonesia,
> maka hutang Luar Negeri Indonesia yang Rp 1.600 trilyun dengan mudah dapat
> dilunasi. Indonesia juga tak perlu menambah hutang Rp 100 trilyun/tahun
> dalam 5 tahun terakhir ini.
>
> Selama kekayaan alam kita masuk ke kantong asing, kita cuma dapat receh
> kecil saja. Pendidikan murah sampai PTN, Rumah Sakit dengan harga
> terjangkau, atau pembaruan Alutsista hanya janji belaka kalau kita tidak
> punya cukup uang.
> ===
>
> Al Farisi:
>
> kalau saja pemerintahan kedepannya jatuh pada tangan yang salah bukan tidak
> mugkin privatisasi serta hutang indonesia semakin menumpuk dan siapa
>
> yang akhirnya harus menangggung. . tentunya rakyat indonesia juga....
>
> saya bukannya membela yang salah, tapi mencoba untuk meluruskan persepsi
> teman teman terhadap Sby dan Pks
>
> Bagaimana pun yang benar adalah benar yang yang batil adalah batil. yang
> benar dari allah dan yang salah karena diri kita masing -masing....
>
> -LANJUTKAN-
>
> ==
> Lanjutkan apa?
> Lanjutkan penjualan BUMN?
> Lanjutkan penambahan hutang?
> Lanjutkan penaikan harga BBM setelah Pilpres usai nanti?
>
> ____________ _________ _________ __
>
> Dari: A Nizami <nizam...@yahoo. com>
>
> Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com
>
> Terkirim: Selasa, 23 Juni, 2009 01:07:27
>
> Topik: Neoliberalisme - Bls: [ekonomi-nasional] Salut Bagimu Kader Dakwahku
> !!!.
>
> Kalau UU Perbankan Syari'ah dianggap sebagai Ekonomi Islam dan Boediono
> menyetujuinya, apakah Boediono adalah Ekonom Islam?
>
> Terlalu jauh klaim atau pun pembelaan itu...
>
> Bank Syari'ah ini (maaf) mirip kembarannya merupakan industri/sektor
> Keuangan. Kemudian nanti jika di Bank Konvensional ada SBI di mana BI
> mengucurkan puluhan trilyun rupiah untuk pemegang SBI, di Bank Syariah pun
> nanti ada semacam SBI Syari'ah di mana mereka juga dapat uang dari BI.
>
> Bank Syariah ini bisa "mengcapture" nasabah dari ummat Islam, sehingga
> Bank2 Konvensional pun banyak membuat Bank Syariah seperti BNI, Bank
> Mandiri, Bukopin, bahkan Citibank! Singapura pun berusaha jd pusat Ekonomi
> Syariah/Bank Syariah. Ini masalah bisnis di sektor keuangan.
>
> Ada pun Sistem Ekonomi Islam lebih luas dari Bank Syariah.
>
> Dalam Sistem Ekonomi Islam, padang, air, dan api (energi) adalah milik
> bersama yang senafas dgn UUD 45 pasal 33 yang menyatakan bumi dan kekayaan
> alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat.
>
> Nah saat ini 90% kekayaan alam kita dikuasai asing. Jika Boediono mau
> menasionalisasi itu, maka dia bukan neolib. Jika tidak, ya neolib.
>
> Kemudian Privatisasi BUMN itu adalah satu ciri Neolib.
>
> Sebentar lagi setelah pilpres katanya Krakatau Steel akan dinasionalisasi.
> Telkom, Indosat, BNI, Antam, dsb sudah diprivatisasi. Nah beranikah SBY
> serta Boediono menasionalisasi kembali BUMN2 tsb seperti Hugo Chavez
> (presiden Venezuela) dan Raja Faisal (Saudi Arabia)? Jika berani, berarti
> bukan neolib.
>
> Bagaimana pun yang benar adalah benar yang yang batil adalah batil. Semua
> orang akan mengetahuinya.
>
> Sebaiknya kita tidak membela yang salah/kemungkaran agar kita juga tidak
> ternoda/turut disalahkan. Diam lebih baik.
>
> ===
>
> Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
>
> http://media- islam.or. id
>
> --- Pada Sen, 22/6/09, Muhammad kamil Al farisi <toshib...@yahoo. com>
> menulis:
>
> Dari: Muhammad kamil Al farisi <toshib...@yahoo. com>
>
> Topik: Bls: [ekonomi-nasional] Salut Bagimu Kader Dakwahku !!!.
>
> Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups.. com
>
> Tanggal: Senin, 22 Juni, 2009, 9:16 PM
>
> Memang menjelang pilpres banyak sekali isu isu black yang dilakukan musuh
> musuh sby sampai sampai menjelek jelekan partai yang mendukung pasangan
> tersebut.... .berbicara masalah ekonomi,,,,saat ini yang menjadi sistem
> ekonomi alternatif setelah hancur ekonomi kapitalis adalah ekonomi
> islam...dan pada zaman SBYlah lahuir UU tentang Perbankan Syraiah, tentang
> SBSN, yang dimana Budiono adalah sebagai gubernur bank indonesia... dan jika
> saja budiono memang seseorang yang neolib pastinya ia akan menggagalkan
> lahirnya UU tersebut...dan akhir akhir ini budiono sering berbicara tentang
> ekonomi syariah....tentunya dia juga tidak bisa di bilang seseorang yang
> neolib...
>
> pada pilpres kali ini memang para kandidat capres dan cawapresnya tidak ada
> yang mencerminkan islam seutuhnya... jadi pilihan terbaik adalah SBY Budiono
> yang track recordnya lebih baik dari kandidat yang lain...dan saya ingatkan
> bahwa Ust hilmi tidak pernah mengkultuskan dirinya sebagai Nabi...hasil pks
> mendukung SBY budiono adalah hasil musyawarah yang dilakukan oleh para ust
> dan bukan atas keputusan Ust hilmi sepihak..... dan itu di contohkan pada
> zaman Rasullullah SAW..
>
> Semoga kita bisa Menentukan presiden yang membawa banyak kebaikan bagi
> indonesia... ..
>
> mohon maaf jika ada kata - kata yang salah...
>
> -Muhammad Kamil-
>
> ____________ _________ _________ __
>
> Dari: rifky pradana <rifkyp...@yahoo. com>
>
> Kepada: eramus...@yahoogrou ps.com; syiar-islam@ yahoogroups. com;
> sab...@yahoogroups. com; ekonomi-nasional@ yahoogroups. com;
> Nongkrong_Bareng2@ yahoogroups. com
>
> Terkirim: Senin, 22 Juni, 2009 18:33:50
>
> Topik: [ekonomi-nasional] Salut Bagimu Kader Dakwahku !!!.
>
> Soal privatisasi BUMN dan asset-aset negara, berikut ini rangkaian
>
> pernyataan Boediono perihal privatisasi BUMN dan asset-aset Negara.
> Pernyataan
>
> yang disampaikannya pada kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2009
> ini.
>
> Saat itu, tujuh tahun yang lalu, tanggal 29/10/2002,
>
> pada saat itu Boediono menjabat 'Menteri Keuangan'.
>
> Boediono menjelaskan perihal target dan jadwal privatisasi.
>
> Menurutnya, dalam suasana persepsi terhadap perekonomian, investasi dan
>
> perdagangan di negara kita yang terpengaruh secara negatif peristiwa Bali,
>
> pemerintah perlu melakukan rekonfirmasi pada pasar bahwa program divestasi
> dan
>
> privatisasi akan tetap dilakukan sesuai jadwal.
>
> Pelaksanaan privatisasi bukan semata
>
> masalah pencarian dana bagi APBN, tapi juga pemulihan kepercayaan
> internasional
>
> terhadap perekonomian Indonesia.
>
> Ini bukan masalah harga saja, tapi mengembalikan kepercayaan ini
>
> lebih luas lagi, yang kadang kala agak sulit dikuantifikasi dengan rupiah
>
> maupun dollar.
>
> Kita harus tunjukkan program pemulihan ekonomi kita jalankan
>
> sesuai rencana. Jika kepercayaan telah pulih, Indonesia juga akan peroleh
>
> kembali risk premium yang rendah. Sehingga premi untuk asuransi
>
> maupun untuk memperoleh pinjaman dari luar negeri juga bisa diturunkan.
>
> Ada semacam externality (dampak ekternal) yang akan diperoleh. Dampak ini
> yang ingin
>
> kita capai. Ini pengaruhnya luas sekali terhadap perdagangan, jadwal yang
>
> secara rasional masih bisa dilakukan harus tetap ditepati. Karena, jika
> terus
>
> ditunda tanpa alasan yang rasional kepercayaan investor akan merosot.
>
> Waktu terus bergulir, tanggal 19/12/2008, kali ini Boediono telah
>
> dinaikkan posisi jabatannya menjadi 'Menteri
>
> Koordinator Perekonomian' .
>
> Pada kesempatan itu, Boediono menyatakan
>
> bahwa privatisasi itu diutamakan untuk meningkatkan kinerja masing-masing
> BUMN.
>
> “Privatisasi memang untuk kesehatan dan kinerja BUMN itu sendiri, tetapi
> ada
>
> aspek setoran APBN. Jadi, pertimbangannya campur.
>
> Waktu terus berjalan, tanggal 19/06/2009, Boediono kembali
>
> dipromosikan naik jabatan, kali ini sebagai 'Calon Wakil Presiden'.
>
> Saat berbicara didepan para mahasiswa
>
> Institut Teknologi Bandung, Boediono kembali menegaskan sikapnya untuk
> tetap
>
> bersikukuh akan melanjutkan kebijakan memprivatisasi BUMN yang disebutnya
>
> dengan ungkapan go public dan strategic partner.
>
> Menurutnya, akan sangat berbahaya jika
>
> pengelolaan BUMN, apalagi yang sifatnya strategis, diserahkan sepenuhnya
> kepada
>
> sistem yang belum bersih. Kewenangan luar biasa bagi birokrasi akan
> berpotensi
>
> terjadinya penyimpangan seperti di masa lalu.
>
> Itulah yang ditegaskan Boediono perihal
>
> niat dirinya yang akan meneruskan kebijakan privatisasi terhadap aset-aset
>
> Negara agar segala aktivitas BUMN menjadi dapat diteropong sehingga
> terbangun
>
> transparansi dan tata kelola yang efektif dan efisien.
>
> Boediono juga sadar, kelemahan Indonesia
>
> adalah birokrasi yang lemah sehingga memerlukan adanya reformasi birokrasi
> dan
>
> intervensi pemerintah. Dalam melakukan intervensi pemerintah, Boediono
> tidak
>
> ingin menggunakan model Srimulat, melainkan Broadway. Model Srimulat adalah
>
> model intervensi yang hanya berpegang pada garis-garis besarnya, dan
> sisanya
>
> mengandalkan improvisasi di lapangan. Sementara, model Broadway itu
>
> menitikberatkan intervensi yang rigid dan terarah.
>
> Boediono sangat menyadari pentingnya tata
>
> kelola pemerintahan yang baik (good governance). Tata kelola pemerintahan
> yang
>
> baik memungkinkan terjadinya pemerintahan yang efektif, yang pada akhirnya
>
> mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebelum itu terlaksana, Boediono
> akan
>
> tetap membuka ruang bagi privatisasi BUMN.
>
> Alhamdulillah, semakin terasa mantap dan
>
> meyakinkan visi misi ekonominya SBY-Boediono, marilah kita bulatkan tekad
>
> mendukung SBY-Boediono untuk lanjutkan privatisasi BUMN dan asset-aset
> Negara
>
> lainnya.
>
> Wallahualambishshaw ab...
>
> Arikel ini dapat dibaca di :
>
> Boediono & Program Privatisasi BUMN
>
> http://public. kompasiana. com/2009/ 06/23/boediono- program-privatis
> asi-bumn/
>
> ***
>
> Selembar kain yang dinamai “JILBAB”
>
> Telah kehilangan maknanya,
>
> dikalahkan oleh
>
> " I Love the United States, with All its
>
> Faults. I consider it My Second Country ".
>
> Salut Bagimu Kader Dakwahku !!!.
>
> ***
>
> Politik aliran telah mati. Keyakinan itu
>
> sempat diragukan oleh beberapa teoritisi-teoritisi politik kita. Tetapi
>
> fenomena yang terjadi pada pemilihan Presiden sekarang ini membuktikan
> bahwa
>
> hal itu benar adanya.
>
> Salah satu pilar politik aliran yaitu
>
> keyakinan agama telah rubuh di Indonesia. Ini tentu saja menggembirakan,
> bukan
>
> hanya karena ini menggambarkan betapa fanatisme beragama telah mulai
> luntur,
>
> tetapi juga menunjukkan kemajuan pola pikir masyarakat kita.
>
> Orang-orang tidak lagi mau terjebak dalam
>
> simbol-simbol keagamaan yang biasanya begitu mudah memancing opini publik.
>
> Mereka lebih rasional dalam memilih.
>
> Matinya politik aliran ke arah
>
> pilihan-pilihan rasional tentu saja dipicu oleh pragmatisme partai-partai
>
> politik yang tidak sakleg memegang ideologi partai demi kebutuhan politik
>
> mereka selama lima tahun ke depan.
>
> Mungkin pragmatisme politik ini bisa
>
> diperdebatkan, tetapi cara pandang partai politik yang cenderung semakin
>
> rasional adalah sebuah kemajuan. Maka tema-tema seperti syariat Islam,
> piagam Jakarta,
>
> Perda-perda bermasalah yang melaksanakan hukum Arab di tanah Indonesia
> tinggal
>
> menunggu waktu saja untuk dilupakan oleh partai politik Islam dan para
>
> pengikut mereka.
>
> Saya, adalah orang yang dari dulu setuju
>
> dengan perlunya pemisahan negara dan agama. Saya menjunjung tinggi
> kebebasan
>
> berpikir seluas-luasnya.
>
> Termasuk tafsir ulang terhadap agama-agama
>
> yang diimpor ke Indonesia. Saya juga adalah orang yang setuju bahwa jilbab
>
> misalnya, adalah budaya Arab yang tidak memiliki konteks yang tepat untuk
>
> diterapkan di Indonesia.
>
> Makanya saya sangat bergembira pada saat
>
> “jualan’ jilbab istri JK Wiranto mendapat tanggapan sepi di tengah
> masyarakat
>
> kita.
>
> Lebih gembira lagi mendapati ini juga
>
> tidak menggoyahkan dukungan parpol Islam yang dulu sensitif sekali dengan
>
> masalah perempuan.
>
> Tampaknya bagi kader-kader partai Islam
>
> pendukung SBY –Boediono terutama Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
>
> hitung-hitungan rasional politik mereka tidak boleh rusak oleh masalah
>
> ideologi.
>
> Lunturnya ideologi politik PKS yang dulu
>
> sangat rentan oleh politik tentunya sejalan dengan dinamika politik yang
>
> membutuhkan inklusivisme keyakinan.
>
> Pada titik ini, saya yang dulu “memusuhi”
>
> segala sesuatu yang berbau PKS, (walaupun
>
> banyak berteman dengan beberapa petinggi partai) harus memberikan salut dan
>
> tabik kepada PKS.
>
> Kader-kader progresif modern yang sering
>
> menjadi sparing partner diskusi dengan saya ternyata mampu meng-Indonesia-
> kanpartai ini. Hitung-hitungan posisi strategis
>
> dalam kabinet, perhitungan politik yang matang dan menjaga hasrat untuk
> menjadi
>
> partai berkuasajauh lebih pentingdibandingkan hanya dan
>
> hanya masalah jilbabbelaka.
>
> Arah pragmatisme positif politik PKS ini
>
> bukannya tidak saya duga dari awal. Perkenalan dan perkawanan saya dengan
>
> beberapa orang petinggi partai membuka mata, bahwa partai yang mengusung
> dakwah
>
> ini perlahan akan berubah.
>
> Satu hal yang dulu saya dan beberapa kawan
>
> lupa tentang PKS yang kami anggap sebagai kekuatan setan dari padang pasir
> ini
>
> adalah bahwa orang-orang yang mengawaki partai ini juga manusia biasa.
>
> Kita bisa saja takut dengan fanatisme
>
> bersenjata Sayyid Quthb dan Hassan Al Banna lewat gerakan Ikhwanul Muslimin
>
> yang coba diterjemahkan di Indonesia oleh beberapa orang dalam jalinan
> gerakan
>
> dakwah.
>
> Tetapi mereka tetaplah manusia biasa yang lebih mencintai kehidupan dari
> pada kematian.
>
> Mereka tetaplah insan-insan Indonesia yang cerdiknya bukan main.
>
> Mereka tahu bagaimana cara masuk dalam
>
> chaos politik aliran. Mereka membelah umat untuk mendapatkan simpati.
>
> Mereka berhasil membius
>
> mahasiswa-mahasiswa dari kampus sekuler untuk menjadi kader militan. Mereka
>
> berhasil menciptakan sistem sel sehingga para kader begitu patuh dan taat
> pada
>
> setiap ketentuan partai.
>
> Maka dulu saya pernah berkelakar pada
>
> seorang kawan, tampaknya PKS berhasil bikin tentara yang disiplin dan
> taatnya
>
> melebihi hierarki TNI.
>
> Walaupun telah menjadi massa, kader inti
>
> PKS tetap bisa mengontrol diri. Tetap saja semua kendali partai di tangan
> satu
>
> orang yaitu Al Ustadz Hilmi Aminuddin sedangkan gerak partai dikomandani
>
> orang-orang kepercayaannya Anis Matta, Fakhri Hamzah dan “Uda” Irel.. Lebih
> dari
>
> dua puluh tahun membesarkan jaringan dakwah ini, Hilmi telah menjadi nabi
> di
>
> PKS, ucapannya adalah sabda.
>
> Kepemimpinan partai hanyalah formalitas
>
> belaka. Itulah kekuatan kasat mata PKS sehingga apapun pilihan politik
> mereka (bahkan dengan tidak mengindahkan dua orang
>
> perempuan berjilbab hehehehe) pasti akan diikuti oleh para kader tanpa
>
> perlu bertanya, tanpa perlu banyak berteori.
>
> PKS adalah Indonesia dan bukan Islam.
>
> Sebab Islam hanyalah jargon, sedangkan jilbab, celana bahan dan penampilan
> khas
>
> lainnya adalah kreasi pemikiran jenius untuk memantapkan identifikasi
> dirikader yang militan.
>
> Saya bertemu dengan kawan-kawan petinggi
>
> PKS bukan di masjid, warung lesehan sederhana atau di kantor DPP mereka
> yang
>
> tampak seperti Ruko Sederhana di Mampang. Saya bertemu dengan beberapa di
>
> antara mereka di salah satu resto di Grand Indonesia, Hotel Nikko, salah
> satu
>
> kamar di hotel Shangrilla dan lobby Hotel Sheraton yang jadi favorit dari
> salah
>
> seorang yang bertanggung jawab terhadap pendanaan politik partai.
>
> Tidak seperti kebanyakan kader mereka yang
>
> teguh (terjebak) dalam padanan pakaian ala kadarnya, orang-orang ini tahu
>
> memadankan diri. Mereka mengenakan pakaian yang beberapa di antaranya jauh
>
> lebih mahal dibanding yang dikenakan oleh pengusaha kelas atas kita.
>
> Mereka tidak membawa Al Quran sebagaimana
>
> gambaran ketakutan saya, tetapi kuitansi dan berkas politik yang harus
>
> ditandatangi. Orang-orang ini yang menjadi mesin utama partai telah lepas
> dari
>
> segala sesuatu yang berbau simbol keagamaan. Mereka menyukai yang
> enak-enak,
>
> mereka tidak makan berjamaah.
>
> Mereka punya hasrat untuk berkuasa yang
>
> tidak lebih kecil dibanding partai lain. Mereka tahu bagaimana mengelola
> uang
>
> negara sehingga pos anggaran partai bisa diamankan. Mereka menyukai
> perempuan,
>
> cara mudahnya lewat poligami. Ini tentu lebih elegan dibandingkan punya
>
> perempuan simpanan. Walaupun pada hakikatnya ini sama saja. Mereka suka
> mobil
>
> bermerk, harga tidak pernah jadi masalah bagi mereka.
>
> Tentu penampilan ala ustad kampung dengan
>
> motor butut tidak akan cukup membuat mereka terhormat pada saat bertemu
> dengan
>
> pengusaha, politisi lain atau partner kerja. Mereka tidak canggung dalam
>
> diskusi, penuh percaya sebab didukung dengan penampilan sederhana. Inilah
>
> modernisme ala petinggi PKS yang membuat saya yakin bahwa mereka bisa
> berubah.
>
> Dan hal itu sekarang terbukti. Banyak yang
>
> mempertanyakan komitmen PKS terhadap identitas Islam mereka, saya tidak
> hendak
>
> membantu kawan-kawan PKS , tetapi seandainya pertanyaan ini diajukan kepada
>
> saya, maka saya akan menjawab, inilah
>
> realitas politik modernBung.
>
> Jalan panjang yang telah dibuka oleh PKS
>
> untuk menciptakan kader yang patuh dan mudah dibikin mengerti terhadap
> tindak
>
> tanduk petingginya adalah sebuah keberhasilan partai kader.
>
> Makanya saya sangat yakin, bahkan
>
> seandainya nanti PKS menanggalkan identitas ke Islaman sebagaimana pilihan
>
> rasional mereka saat ini mendukung dua orang tokoh sekuler modernis
>
> SBY-Boediono, para kader tetap tanpa perlu bertanya akan mengikuti para
>
> pimpinan mereka. Sebab, satu hal yang tidak disadari oleh partai
> konservatif
>
> lain adalah, keberhasilan PKS membius para kadernya untuk mensejajarkan
>
> kepatuhan pada Yang Kuasa dengan kepatuhan kepada Kader Inti. Itulah yang
>
> membuat saya tidak bisa bohong, perlahan saya jatuh cinta dengan PKS,
> karena
>
> mereka mampu menerjemahkan konsep Ketuhanan ala Syech Siti Jenar menjadi
>
> kekuatan politik modern.
>
> Pada titik ini saya berani memprediksi,
>
> pada Pemilu 2014, kawan-kawan saya, petinggi PKS yang progresif akan mampu
>
> mengubah haluan partai ini menjadi partai berbasis Nasionalis terbukadan
> bukan lagi partai Islam belaka.
>
> Percaya pada saya, tidak akan pernah ada
>
> gejolak dalam partai, sebab mereka punya konsep jenius menciptakan ilusi
> indahbagi kader militan sebagaimana saya
>
> paparkan di atas.
>
> Jadi jilbab bukanlah masalah ideologis.
>
> Jilbab hanyalah masalah kecil dibanding realitas politik Indonesia.
>
> Bagi PKS, jilbab dulunya hanyalah kreasi
>
> politik jenius untuk menciptakan identifikasi diri spesial bagi
> kader-kadernya.
>
> Sehingga mereka memiliki kebanggaan diri sebagai manusia pilihan Tuhan yang
>
> akan melakukan apa saja demi orang-orang yang telah menunjukkan jalan itu
> pada
>
> mereka. Hari ini, Al Ustadz Hilmi Aminuddin mengajarkan kepada semua
> praktisi
>
> dan teoritisi politik Indonesia bahwa kesabaran membina kader dengan
> cara-cara
>
> yang tidak biasa, di luar mainstream, telah membuahkan hasil. Maka
> bersyukur
>
> lah kita, sekian tahun diberikan pendidikan politik yang penuh liku oleh
> PKS.
>
> Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi
>
> partai konservatif untuk tidak lagi bermain dalam ranah politik aliran.
>
> Jilbab bukan lagi sesuatu yang penting
>
> bahkan bagi partai sekaliber PKS. Itu sebabnya Jilbab tidak akan pernah
> (lagi)
>
> menciptakan sentimen politik di Indonesia.
>
> Inilah kegembiraan terbesar saya sebagai
>
> putera Indonesia yang tidak ingin rusak oleh adat padang pasir.
>
> Karena jilbab ternyata tidak menarik massa
>
> muslim lagi.
>
> Saya ingin menantangistri JK-Wiranto, bagaimana kalau jilbabmereka
> lepaskan; akankah suara akan berubah?.
>
> Artikel ini dapat dibaca di :
>
> Lepasnya Jilbab Istri JK-Wiranto (Belajar dari
>
> Modernisme Politik PKS)
>
> http://public. kompasiana. com/2009/ 06/23/lepasnya- jilbab-istri-
> jk-wiranto- belajar-dari- modernisme- politik-pks/
>
> ***
>
> Dalam postingan kali ini saya akan mencoba
>
> memaparkan sedikit catatan serba sekilas tentang bagaimana cara dan metoda
> yang
>
> dijalankan oleh para petinggi PKS sehingga dapat membentuk sepasukan
>
> kader-kader militan yang sangat solid dan loyal serta taklid buta terhadap
>
> seabsurd dan sepragmatis apapun tindakan politik yang telah diputuskan oleh
>
> para petingginya.
>
> Sebenarnya secara tersirat hal ini pernah saya
>
> tuliskan di sebuah postingan saya di Kompasiana dengan judul ‘Dibalik
>
> Inkonsistensi PKS’. Jika ingin membacanya silahkan klik di judul tulisan
> itu
>
> yang telah saya tulis dengan huruf bold atau klik di : 
> http://public.kompasiana. com/2009/ 06/09/dibalik- inkonsistensi- pks/.
>
> Metode jitu yang telah diterapkan para
>
> petinggi PKS adalah menjadikan pengajian yang biasa disebut liqo’, sebagai
>
> sarana indoktrinasi kader-kadernya. Majelis pengajian yang diadakan secara
>
> berkala per regional wilayah ini dipimpin oleh seorang murobi.
>
> Disinilah kunci utama dari mekanisme
>
> pengendalian kehidupan berjamaah bagi para kadernya dilakukan. Sistim
> searah
>
> yang top down diterapkan, dimaksudkan agar para kadernya tidak memiliki
>
> kesempatan berfikir kritis dan berbeda, sehingga menihilkan potensi para
>
> kadernya untuk menentang para petingginya.
>
> Para petinggi PKS juga telah menyusun suatu
>
> rambu-rambu yang akan mengamankan semua keputusan dan keinginan para
>
> pemimpinnya dapat berjalan dengan mulus dan mendapatkan dukungan total
> sepenuh
>
> jiwa dan raga dari para kader yang telah dibinanya melalui liqo’ tersebut.
>
> Rambu-rambu tersebut diejawantahkan dalam
>
> suatu rukun leadership. Rukun tersebut mencakup : ta’at, tsiqoh (percaya),
>
> husnuzh-zhan, fiqhuddakwah, ijtihad, syura qiyadah (musyawarah pemimpin),
>
> zuhud, qona’ah fikriyah (kepuasan berfikir), jama’ah, bai’at.
>
> Singkat kata, kepada semua kadernya dipahamkan
>
> untuk selalu qona’ah fikriyah terhadap apapun juga keputusan syura qiyadah.
>
> Jika ada diantara para kader itu berbeda pendapat dengan qiyadah (pemimpin)
> dan
>
> berani mengeritiknya, maka tak ayal lagi kader itu dianggap telah
> mencederai
>
> makna bai’at dan jamaah dan dianggap telah melanggar salah satu rukun
> bai’at
>
> yaitu ta’at.
>
> Dan itu sangat berat implikasinya bagi kader
>
> yang dimaksudkan itu. Kritis yang dianggap melanggar bai’ah itu akan
>
> berkonsekuensi terhadap kehidupan berjamaah kader yang bersangkutan
> dikalangan
>
> rekan-rekan sekomunitasnya. Kader yang berani kritis itu akan dicap oleh
>
> murobinya maupun rekan-rekannya dengan cap negatif di soal kadar
> keislamannya..
>
> Kader yang kritis harus bertabayyun dulu
>
> kepada murobinya tentang apa yang dikritisinya itu. Selanjutnya penjelasan
>
> murobinya itu harus disikapi dengan husnuzh-zhan, sehingga si kader yang
> kritis
>
> itu harus qona’ah fikriyah terhadap apapun penjelasan murobinya.
>
> Hasil akhirnya, sebesar apapun kesalahan dan
>
> seabsurd apapun keteledoran dan sepragmatis apapun kemelecengan tindakan
> dan
>
> ijtihad para petingginya dalam menentukan garis kebijakan dalam lingkup
> dakwah
>
> dan politik, haruslah selalu dilihat oleh para kadernya dengan kaca mata
>
> husnuzh-zhan yang harus dipahami sebagai sebuah kearifbilahan dan
> kebijaksanaan
>
> serta kecerdasan dari hasil olah pikirnya para petingginya di majelis
> syuro.
>
> Begitulah serba sekilas penjelasannya mengapa
>
> para kader PKS yang militan itu dapat tetap solid dan loyal serta taklid
> buta
>
> terhadap seabsurd dan sepragmatis apapun tindakan politik para petingginya.
>
> Hampir tak ada satupun kader yang berani menentang para petingginya, karena
>
> hamper tak ada satupun kader PKS yang berani mengambil resiko disisihkan
> dari
>
> pergaulan jamaah di komunitasnya. Sebenarnya ini bisa difahami juga, dulu
> waktu
>
> kita muda kita juga takut jika dianggap beda oleh teman se geng kita,
> karena
>
> itu kita takut disisihkan dalam lingkungan pergaulan di komunitas geng
> kita.
>
> Itulah mengapa kita selalu menjumpai fenomena
>
> yang aneh dan absurd jika kita berkesempatan ketemu dan ngobrol-ngobrol
> dengan
>
> para kader PKS. Semua omongan dan pendapat diluar pendapatnya murobinya
> adalah
>
> salah, terjadi hegemoni tafsir kebenaran yang hanya tunggal saja sumbernya,
>
> hanyalah pendapat dari murobinya saja.
>
> Mereka para kader yang mengaku paling Islami
>
> yang harus kita akui sebagai yang paling militan itu selalu mengagungkan
> kata
>
> tabayyun, ta’at, tsiqoh, husnuzh-zhan, fiqhuddakwah, ijtihad, syura
> qiyadah,
>
> zuhud, qona’ah fikriyah, jama’ah, bai’at.
>
> Kita harus akui kehebatan model indoktrinasi
>
> dan pengendalian kehidupan berjamaah dari para kader PKS. Sayangnya itu
> semua
>
> seringkali hanya dijadikan alat bagi para petingginya untuk menjustifikasi
>
> semua keputusan dan keinginan para petingginya. Tak ada yang perlu
> ditakutkan
>
> oleh para petinggi PKS untuk bertindak seabsurd dan seambivalen serta
>
> seambiguitas apapun juga, karena hegemoni tafsir kebenaran adalah
> monopolinya
>
> para petinggi partainya.
>
> Catatan pribadi saya, yang barangkali perlu
>
> kita renungkan bersama adalah benar belaka jika para kader PKS amat
> meyakini
>
> bahwa amat besar pahalanya jika salah seorang kader PKS ikhlas dan rela
>
> berkorban jiwa raga harta dalam memberikan kontribusi sesuai dengan
> nilai-nilai
>
> Islam dalam berdakwah bersama PKS.
>
> Namun, perlulah direnungkan juga oleh kader
>
> PKS bahwa tentu menjadi amat besar pula dosanya jika salah seorang kader
> PKS
>
> ikhlas dan rela berkorban jiwa raga harta dalam memberikan kontribusi
> kepada
>
> PKS jika yang diperjuangkan oleh PKS itu bertentangan dengan nilai-nilai
> Islam.
>
> Mohon maaf bukan bermaksud menggurui namun ada
>
> satu catatan yang barangkali perlu untuk direnungkan oleh kader PKS, bahwa
>
> janganlah pernah dilupakan didalam rukun bai’at itu ada soal faham. Tapi
>
> bagaimana mau faham jika kita harus dipaksa qona’ah fikriyah, dan dipaksa
> harus
>
> selalu husnuzh-zhan terhadap apapun keputusan pimpinan, serta menentang
>
> pimpinan itu dianggap melanggar asas ta’at yg dicap negatif terhadap
> keislaman
>
> kita ?.
>
> Mohon maaf juga (dengan mencoba merendah bagai
>
> bumi, saya mencoba tahu diri dan menyadari bahwa mungkin kadar keislaman
> saya
>
> ini sungguh tiada artinya dihadapan keislamannya para kader PKS yang
> sungguh
>
> teramat paling suci, dan saya sadari bahasa inggris saya terbatas hingga
> tak
>
> fasih lafalkan ‘ I Love United States with All its Faults and I consider it
> My
>
> Second Country ‘) bagi saya pribadi sudah teramat cukup bukti telanjang
> yang
>
> kasat mata serta telah terhidang didepan mata bahwa hari ini politik ala
>
> ‘Muawiyah’ telah nyata-nyata menjadi panglima dalam politik dakwahnya PKS.
>
> (Untuk melatih lafal yang fasih ‘ I Love
>
> United States with All its Faults and I consider it My Second Country ‘
> boleh
>
> dilihat di : http://public. kompasiana. com/2009/ 06/16/i-love-
> united-states- with-all- its-faults\- i-consider- it-my-second- country/atau
> http://public. kompasiana. com/2009/ 06/16/mencari- tanah-air-
> berkaca-dari- bung-hatta- dan-sby/)
>
> Sekali lagi mohon maaf, itu mungkin karena
>
> saya yang kurang open mind dan jumudul ain wa quswatul qalbi saja, sehingga
>
> saya menjadi keras hati dan kepala batu seperti ini.
>
> Akhirulkalam, teriring shalawat terunjuk
>
> kepada junjungan kita, manusia paling mulia, dimana Dia tak pernah sebelum
> dan
>
> sesudahnya menciptakan manusia semulia beliau yang maksum, Baginda Nabi
> SAW,
>
> Kanjeng Nabi SAW, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW, semoga doa saya
> diijabah
>
> oleh-Nya, sehingga para kader PKS dapat segera mewujudkan Kesejahteraan
> juga
>
> selanjutnya Keadilan bagi keseluruhan rakyat Indonesia dan wabil khusus
>
> kepentingan dakwah Islam di Indonesia.
>
> Semoga tulisan ini bermanfaat, dan tulisan ini
>
> saya tutup dengan ucapan Salam Sejahtera Keadilan bagi seluruh pembaca
>
> Kompasiana.
>
> Wallahualambishshaw ab.
>
> Artikel ini dapat dibaca di :
>
> Metode PKS dalam Membina Soliditas
>
> KaderMilitannya.
>
> http://public. kompasiana. com/2009/ 06/18/metode- pks-dalam-
> membina-solidita s-kader-militann ya/
>
> ***
>
> “ Yang mati ditikam sudah banyak, yang mati kena narkoba melimpah, yang
> mati kebut-kebutan kecelakaan lalulintas sudah banyak. Indonesia bertanya,
> siapa yang mati dengan seni kematian yang paling indah ?. Seni kematian yang
> paling baik membela ajaran Allah, membela mereka yang tertindas dan
> teraniaya. Mungkin banyak yang ngeri dengan istilah tadi. Sekedar berjalan
> kaki dari HI kemari (ke depan kedubes AS) belum berarti apa-apa. Tetapi ini
> akan jadi sangat berarti bagi saudara-saudara kita di Paletina. Tahukah
> saudara-saudara sekalian ?!. Di tengah derita mereka, hidup bertahun-tahun
> ditenda dan rumah-rumah darurat, ternyata saudara-sadara kita di Palestina
> masih sempat mengirimkan sumbangan untuk saudara-saudara kita di Aceh
> (korban gempa dan Tsunami) kemarin. Karena yang bisa memahami derita adalah
> orang yang sama –sama menderita, oleh karena itu walaupun kita tidak dalam
> derita seharusnya punya kepekaan, punya kepedulian dan punya hati yang halus
>
> dan lembut untuk bisa mendengar rintihan suara anak –anak di Palestina ”.
>
> ( Pidato Ustadz Rahmat Abdullah dalam Aksi Damai “Selamatkan Al Aqsha”,
> Ahad, 17/04/2005 ).
>
> ***
>
> " I Love the United States, with All its Faults. I consider it My Second
> Country ".
>
> ( International Herald Tribune Washington, 08/08/2003 )
>
> http://english. aljazeera. net/archive/ 2004/07/20084913 557888718. html
>
> ***
>
> Memilih pemimpin Negara sama halnya dengan memilih imam bagi masyarakatnya.
> Maka hal terpenting yang pertama kali harus dilihat adalah bagaimana ia
> menjadi imam bagi keluarganya. Disitulah awal dari segalanya, bagaimana ia
> memimpin keluarganya maka begitulah ia akan memimpin negaranya, bagaimana ia
> menempatkan dan menerapkan nilai-nilai religiusitas dalam keluarganya maka
> begitulah ia akan mewarnai masyarakatnya.
>
> Almarhum Ustadz Rahmat Abdullah (semoga Allah SWT merahmatinya) pernah
> berpesan, kalau memilih figur seorang pemimpin maka lihatlah keluarganya
> dahulu, kalau mendekati ajaran Islam pilih mereka.
>
> Dalam konteks itulah, maka menjadi penting untuk mengetahui bagaimana
> mengetahui tentang sosok jati dirinya, istrinya, anak-anaknya, juga
> kehidupan rumah tangganya. Teristimewa di sosok istrinya, belahan jiwanya,
> salah satu permata dunianya, ia merupakan sosok terpenting yang akan turut
> mempengaruhi arah kebijakannya dalam memimpin Negara.
>
> Hal lainnya, pemimpin Negara, termasuk istrinya akan menjadi public figure
> utama bagi masyarakatnya. Dimana pengaruh public figure akan sangat mewarnai
> kehidupan masyarakatnya.
>
> Begitulah memang hakikat sebuah tata kehidupan masyarakat. Tak ada
> keberhasilan dakwah di tataran kehidupan masyarakat, tanpa dimulai dulu dari
> keluarga, yang walaupun merupakan unit terkecil dari struktur masyarakatnya
> namun dari sanalah semuanya bermula.
>
> Ya, memang semua bermula dari keluarga.
>
> Wallahualambishshaw ab.
>
> PS : Pengaruh Publik Figur terhadap Masyarakat, silahkan membacanya, klik
> disini dan disini dan disini .
>
> Artikel ini dapat dibaca di :
>
> Untukmu Kader Dakwahku
>
> http://public. kompasiana. com/2009/ 06/22/untukmu- kader-dakwahku/
>
> ***
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat
> Pingbox Online. http://id.messenger .yahoo.com/ pingbox/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail
> ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger 
> .yahoo.com/invite/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic
>
> Messages | Files | Photos | Links | Polls
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>
> Kirim email ke ekonomi-nasional- subscribe@ yahoogroups. com
>
> http://capresindone sia.wordpress. com
>
> http://infoindonesi a.wordpress. com
>
> Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
>
> Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format
> to Traditional
>
> Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
>
> Recent Activity
>
> * 4
>
> New MembersVisit Your Group
>
> Give Back
>
> Yahoo! for Good
>
> Get inspired
>
> by a good cause.
>
> Y! Toolbar
>
> Get it Free!
>
> easy 1-click access
>
> to your groups.
>
> Yahoo! Groups
>
> Start a group
>
> in 3 easy steps.
>
> Connect with others.
>
> .
>
> __,_._,_
>
> Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger. Sekarang bisa
> dengan Yahoo! Messenger baru. http://id.messenger .yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih
> Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke