---------- Forwarded message ----------
From: Alex Simanjuntak <alsimanjun...@yahoo.ca>
Date: 2010/8/6
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Fw: Kwik: Ekonomi Indonesia Dualistik
To: Buruh Migran <peduliburuhmig...@yahoo.com>, Depkominfo <
i...@depkominfo.go.id>, Faisal Basri <faisalba...@ymail.com>, Fed Serikat
Petani Indonesia <f...@fspi.or.id>, FNPBI DPP <p...@fnpbi.or.id>, Forum
Pembaca KOMPAS <forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com>, gsbi_pu...@yahoo.com,
Ham Nusantara <hamnusant...@gmail.com>, Inst Perempuan <
institut_peremp...@yahoo.com>, Institute for Ec Soc and Cul Rights <
eco...@cbn.net.id>, i...@centrin.net.id, JATAM <ja...@jatam.org>, Kerja
Pembebasan <kerja.pembeba...@gmail.com>, Komite Anti Utang <i...@kau.or.id>,
MSAnwar <msan...@icipglobal.org>, pet...@indosat.id, pp...@indosat.net.id,
PRP Pusat <prppu...@yahoo.com>, Rakyat Harus Sehat <media...@yahoo.com>,
revris...@ygy.centrin.net.id, salahuddin_wa...@yahoo.com,
serikat.tani.nasio...@gmail.com, WALHI <wa...@walhi.or.id>
Cc: A Andreas <mataharikus...@yahoo.com>, A Budiman <bman.ar...@yahoo.com>,
a...@cbn.net.id, "B.DORPI.P." <bdo...@indopetroleum.com>,
bon...@globaljust.org, ee...@yahoo.com, eleme...@yahoo.com,
faridga...@yahoo.com, fpr1...@gmail.com, front_mahasiswa_nasio...@yahoo.com,
GELORA45 <sa...@netvigator.com>, g...@groups.marhaenis.org, Hilmar farid <
hilmar_fa...@yahoo.de>, hk...@yahoogroups.com, i...@cbn.net.id, Jawa Pos <
edi...@jawapos.co.id>, JIL <reda...@islamlib.com>, KR Kedaulatan Pangan <
k...@indo.net.id>, kuasa_prole...@yahoo.com, Luluk Uliyah <
lulukuli...@gmail.com>, Marhaenis <marhae...@googlegroups.com>, Mariana JP <
mari...@jurnalperempuan.com>, mediac...@yahoogroups.com,
nasional-l...@yahoogroups.com, pembebasan.nasio...@gmail.com, Prakarsa
Rakyat <webmas...@prakarsa-rakyat.org>, sastra-pembeba...@yahoogroups.com,
Shinta Maruto <shinta_mar...@yahoo.com>, Sinar Harapan <
reda...@sinarharapan.co.id>, unisos...@unisosdem.org, Wahid Inst <
i...@wahidinstitute.org>, zann...@gusdur.net






--- On Thu, 8/5/10, awind <j.gedea...@upcmail.nl <j.gedearka%40upcmail.nl>>
wrote:

From: awind <j.gedea...@upcmail.nl <j.gedearka%40upcmail.nl>>
Subject: [nasional-list] Kwik: Ekonomi Indonesia Dualistik
To: nasional-l...@yahoogroups.com <nasional-list%40yahoogroups.com>
Received: Thursday, August 5, 2010, 9:42 PM



http://www.antarane ws.com/berita/ 1281000892/ kwik-ekonomi- indonesia-
dualistik


Kwik: Ekonomi Indonesia Dualistik
Kamis, 5 Agustus 2010 16:34 WIB | Ekonomi & Bisnis | Makro | Dibaca 519 kali

Ekonom Kwik Kian Gie. (ANTARA/Ujang Zaelani)Malang (ANTARA News) - Ekonom
Kwik Kian Gie menilai, sampai 65 tahun Indonesia merdeka dari belenggu
penjajahan, sistem perekonomian negeri ini tetap dualistik seperti
diterapkan pemerintahan Hindia Belanda.

"Hanya saja kedudukan bangsa penjajah sekarang ini digantikan oleh
sekelompok kecil elite bangsa Indonesia, baik dilakukan sendiri maupun
bersama-sama dengan mitra asing," tegas Kwik ketika berbicara dalam Seminar
Refleksi 65 Tahun Kemerdekaan Ekonomi Indonesia di Malang, Kamis.

Dia menilai perusahaan padat modal dan berteknologi, memiliki mitra dari
Indonesia yang hanya berfungsi sebagai agen perampokan kekayaan alam di
wilayah Republik Indonesia.

Dahulu, katanya, dibawah ancaman bayonet dan bedil, rakyat Indonesia dipaksa
menanam rempah-rempah dengan upah rendah, tapi sekarang dengan landasan
undang-undang yang legal dan praktik KKN, segelintir orang Indonesia dan
perusahaan asing mengeruk dan memiliki kekayaan alam negeri ini.

Menurutnya, dibandingkan dengan perolehan kolonialis Belanda, nilai yang
diambil bangsa asing di masa merdeka justru beribu-ribu kali, bahkan
berdampak pada perusakan lingkungan dan terkurasnya mineral tidak
terbarukan.

Penerapan sistem ekonomi dualistik tersebut, tegasnya, sangat jelas terlihat
dari bentuk badan hukum semua kegiatan usaha di Indonesia sudah diatur dalam
UUD 1945, yakni koperasi, bukan kumpulan modal, di mana hak suara setiap
orang sebanding dengan modal yang dimilikinya.

Tapi faktanya, jumlah usaha kecil (UMKM) sebanyak 49.640.469 dan jumlah
perusahaan besar hanya 4.527 perusahaan.

Namun, dalam sumbangan pendapatan domestik bruto (PDB) sangat tidak
seimbang, masing-masing 54 persen (UMKM) dan 46 persen (perusahaan besar).

Setiap perusahaan besar mampu menyumbang PDB Rp406 miliar per tahun,
sedangkan UMKM hanya Rp43 juta per tahun.

Artinya, perusahaan besar mampu menyumbang 9.400 kali lipat dari sumbangan
UMKM.

"Jadi jangan heran, meskipun kita sudah merdeka 65 tahun lalu, kondisi
ekonomi kita tidak pernah beranjak menjadi lebih baik karena dualistik itu
menciptakan kesenjangan yang cukup dalam," tegas Kwik.






[Non-text portions of this message have been removed]

 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke