------------------------------------------------------------------------------------------------------- Mo ndaftar : [EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages ----------------------------------------------------------------------------------------------- http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/EKONOMI/kapa14.htm >Selasa, 28 November 2000 Kapal agar Jual 25 Persen Hasil Tangkapannya - Untuk Tingkatkan Devisa Perikanan Jakarta, Kompas Pemerintah perlu segera memberlakukan aturan perundangan setingkat keputusan presiden (Keppres), yang mengharuskan setiap operator kapal menjual minimal 25 persen hasil tangkapannya untuk diproses di darat (wilayah Indonesia). Langkah tersebut diperlukan untuk bisa menaikkan kinerja industri pengolahan ikan nasional, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan devisa langsung dalam sektor ini, dalam waktu dekat. Direktur Resources and Energy Development R Wisnu Wijaya menyatakan hal itu di Jakarta, Senin (27/11). Jika peraturan tersebut diterapkan, menurut dia, Indonesia dapat meningkatkan pangsa pasar globalnya dari hanya 4 persen saat ini menjadi minimal 12 persen. "Devisa yang didapat bakal melonjak dari hanya 2,2 milyar dollar AS saat ini menjadi 6,4 milyar dollar AS," ujarnya. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/DAERAH/perl21.htm >Selasa, 28 November 2000 Perlu 145 Tahun untuk Hijaukan Lahan Kritis Kerinci MENJELANG bulan suci Ramadhan 1421 H, musibah banjir besar tiba-tiba menyergap Kabupaten Kerinci, sekitar 400 kilometer sebelah barat Kota Jambi. Banjir kali ini merupakan yang terbesar dalam 20 tahun terakhir. Sedikitnya, empat kecamatan, Hamparan Rawang, Sungaitutung, Sitinjaulaut, dan Air Hangat di kabupaten paling barat di Provinsi Jambi dilanda banjir, merendam sekitar 3.500 rumah penduduk. "Laporan sementara yang saya terima, sekitar 3.500 hektar tanaman padi sebagian sedang menguning terendam banjir, sekitar 1.000 hektar di antaranya puso," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi Ir Yusrizal Burhan. Sejumlah jembatan dan gorong-gorong hanyut dan rusak, tanggul Sungai Batang Merao, sungai terbesar yang membelah Lembah Kerinci dari Siulak di utara hingga Danau Kerinci di selatan, bobol, tidak sanggup menahan luapan air. Apakah ada sesuatu yang salah, sehingga banjir begitu besar? Ataukah ini peringatan atau cobaan dari Allah Yang Maha Kuasa kepada umatnya agar kembali ke jalan yang diridhoi-Nya. Hanya Allah yang maha tahu. Ataukah hanya merupakan gejala alam semata, yang rutin terjadi dalam kurun waktu tertentu karena curah hujan yang tinggi dan lama. Sungai tidak mampu lagi menampung air membawa material batu, pasir, dan tanah yang masuk dari segala arah. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000112800135536 Longsor, akibat Lingkungan Rusak Media Indonesia - Kesra (28/11/2000 00:13 WIB) * Penyebab Lain Sedang Diteliti JAKARTA (Media): Musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi saat ini, sebagian besar akibat dari penanganan lingkungan yang kurang baik, ujar Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Bapedal Dr Ir Hariadi Hartodihardjo MS. "Kami baru melakukan pengecekan di satu wilayah saja, tepatnya di Cilacap, Jawa Tengah. Dari fakta yang ditemukan di lapangan, kondisi geologi tanah di wilayah tersebut sudah tidak mampu lagi menahan beban berat di atasnya," ujarnya di Jakarta, kemarin. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/IPTEK/ting10.htm >Selasa, 28 November 2000 Tinggi, Aflatoksin pada Jagung dan Kacang Tanah Jakarta, Kompas Jagung dan kacang tanah di Indonesia pada umumnya mengandung kadar aflatoksin tinggi. Mengingat zat itu berbahaya bagi kesehatan, penanganan pascapanen produk pertanian terkait perlu diperbaiki sehingga kadar aflatoksinnya dapat diturunkan.Hal itu dikemukakan Dr Okky Setyawati Dharmaputra, ahli mikologi dan patologi tumbuhan dari Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) Bogor, dalam seminar nasional "Current Issues on Food Safety and Risk Assessment" yang diselenggarakan International Life Sciences Institute (ILSI), Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Depkes dan Kesos), serta Institut Pertanian Bogor (IPB), bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Senin di Jakarta (27/11). http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/IPTEK/peng10.htm >Selasa, 28 November 2000 Pengetahuan Tradisional soal Tumbuhan Obat Banyak yang Punah Jakarta, Kompas Pengetahuan tradisional mengenai tumbuhan obat (medical plants) di berbagai daerah Indonesia kini sudah banyak yang punah. Proses hilangnya pengetahuan ini sering kali lebih cepat ketimbang proses punahnya tumbuh-tumbuhan itu sendiri akibat kegiatan eksploitasi hutan yang tak terkontrol. Demikian dikemukakan guru besar antropologi dari Universitas Leiden, Belanda, Prof Slikkerveer, dalam ceramahnya pada Minggu (26/11) malam di Erasmus Huis, Jakarta. "Hal ini patut disayangkan karena banyak dari pengetahuan itu yang belum sempat didokumentasikan, diteliti, dan dimanfaatkan secara luas," ujar Slikkerveer yang pernah melakukan penelitian tumbuh-tumbuhan obat dan sistem pengobatan tradisional di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/IPTEK/hnsi10.htm >Selasa, 28 November 2000 HNSI Imbau UU Nomor 22 Tahun 1999 Direvisi Jakarta, Kompas Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) mengimbau pemerintah bersama legislatif segera merevisi Pasal 3 dan Pasal 10 Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Hal itu penting mengingat setiap daerah menerjemahkan pasal terkait secara berbeda, bahkan ada yang keliru, sehingga terjadi pengaplingan laut oleh para nelayan. http://kompas.com/kompas-cetak/0011/28/JATIM/daya21.htm >Selasa, 28 November 2000 Daya Saing Agro-industri Indonesia Rendah Malang, Kompas Daya saing produk-produk agro-industri Indonesia dalam perdagangan internasional relatif rendah. Kondisi ini tercermin dari laporan penolakan produk agroindustri Indonesia oleh Amerika, di mana tahun 1995 sebanyak 763 kasus dengan nilai lebih dari 100 juta dollar AS. Kemungkinan besar kini kasus-kasus penolakan tersebut kian meningkat. --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id