~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Layanan Informasi Aktual eskol@mitra.net.id ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Sari Berita: Jumat, 9 Desember 2005
<*> Tahun Kebangkitan Fanatisme <*> Pluralisme dan Kerukunan Hidup Beragama <*> Teguhkan Gerakan Islam Moderat 1.500 Nahdliyyin Kumpul di Semarang <*> Muslim Indonesia Memainkan Peran Penting Perangi Terorisme <*> Perspektif Hukum Pencegahan Aksi Terorisme ```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````` Tahun Kebangkitan Fanatisme Oleh Airlangga Pribadi ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ SEPERTINYA tidak salah apabila tahun 2005 ini dipandang sebagai tahun kebangkitan fanatisme. Sikap fanatisme tampil dalam berbagai fenomena keberagamaan di tahun ini. Perusakan tempat-tempat ibadah diberbagai daerah, pelarangan terhadap kemajemukan ekspresi pemahaman keberagamaan (pengharaman terhadap nilai-nilai liberalisme, sekularisme dan pluralisme agama serta jamaah Ahmadiyah oleh MUI) di medio tahun ini. Tahun 2005 juga menunjukkan masih munculnya konflik berbasis agama. Seluruh fenomena sosial ini menunjukkan bahwa tanpa disadari semangat fanatisme masih menjadi patologi kultural di masyarakat kita. Apabila kita cermati kondisi yang ada, terlihat jelas, realitas sosial kita saat ini masih tidak beranjak jauh dari masa-masa awal perubahan politik di era reformasi lalu. Ketika runtuhnya suatu jagad tatanan politik yang tertutup menampilkan histeria-histeria kultural yang telah ditekan sekian lama. Kemunculan ekspresi religiusitas yang eksklusif dan penolakan terhadap ajakan berdialog secara anomalik tampil di tengah lingkungan kebebasan politik yang tengah mendapatkan momentumnya. Sungguh ironis, bertahun-tahun setelah fase awal kebebasan ini berlangsung kita masih belum beranjak jauh untuk memaknai keterbukaan politik dengan nilai-nilai susbtansial demokrasi seperti penghargaan terhadap pluralisme dan kebebasan beragama serta penguatan budaya toleransi. Selengkapnya: http://www.suaramerdeka.com/harian/0512/09/opi3.htm Pluralisme dan Kerukunan Hidup Beragama Oleh John A Titaley ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ADALAH merupakan sesuatu yang wajar bila terdapat perbedaan di antara manusia, bahkan di antara anak kembar sekalipun. Patutlah disadari bahwa penyebab dasar yang membedakan di antara anak kembar adalah faktor bawaan genetiknya. Gen yang dimiliki setiap manusia adalah sesuatu yang kodrati, bawaan yang tak bisa ditolak. Ketika seseorang lahir, bawaan gennya sudah begitu. Hanya robot atau mesin saja yang sama spesifikasinya karena dibuat manusia. Bawaan genetik manusia tidaklah dapat ditentukan menurut kemauan seseorang, sekalipun belakangan ini orang sudah bisa melakukan rekayasa genetika manusia. Adanya perbedaan ba-waan gen manusia itulah yang me-nyebabkan sifat, karakter dan do-rongan seorang manusia tidak sama dengan manusia lainnya. Oleh sebab itu, perbedaan di antara ma-nusia adalah sesuatu yang kodrati adanya. Menolak perbedaan adalah mengingkari kodrat manusia. Demikianlah halnya pluralisme. Yang dimaksud dengan pluralisme adalah kenyataan bahwa dalam suatu kehidupan bersama manusia terdapat keragaman suku, ras, budaya dan agama. Keragaman agama itu terjadi juga karena adanya faktor lingkungan tempat manusia itu hidup yang juga tidak sama. Lingkungan hidup empat musim bagi seseorang akan membuat orang tersebut memiliki karakter dan pembawaan yang berbeda dengan orang yang hidup dalam lingkungan yang hanya terdiri dari dua musim, seperti musim hujan dan musim panas. Selengkapnya: http://www.suaramerdeka.com/harian/0512/09/opi4.htm Teguhkan Gerakan Islam Moderat 1.500 Nahdliyyin Kumpul di Semarang ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ SEMARANG - Sedikitnya 1.500 warga Nahdliyyin se-Jateng, Sabtu besok (10/12), berkumpul di Gedung Serbaguna Masjid Agung Jateng, Jalan Gajah, Sambirejo, Gayamsari, Semarang. Ketua Panitia Agus Fathuddin Yusuf menjelaskan, mereka terdiri atas Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang (MWC/tingkat kecamatan), PWNU, dan PBNU. Pertemuan akbar tersebut akan dipimpin langsung Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ketua PWNU Drs H Moh Adnan MA. "Acara intinya silaturahim dan halalbihalal. Namun banyak agenda organisasi yang akan dibicarakan," papar Agus. Moh Adnan menambahkan, warga NU akan meneguhkan kembali gerakan nilai-nilai Islam moderat. "Mengapa kami katakan meneguhkan kembali? Karena sejak dilahirkan hingga sekarang menganut ideologi moderat. Nah berkaitan dengan situasi negara dan bangsa saat ini, sekarang saat yang tepat untuk mengingatkan dan meneguhkannnya kembali," jelas Adnan. Yang dimaksud gerakan nilai-nilai Islam moderat, menurut Adnan, adalah mengembangkan umat yang santun, andap asor, murah senyum, menyikapi perbedaan dengan hati lembut, dan yang pasti memberi manfaat kepada orang lain. "Tidak seperti yang digambarkan belakangan ini, menggunakan bahasa dan kalimat agama Allahu Akbar sambil melempar bom, merusak toko, menjarah harta orang lain. Seolah-olah digambarkan Islam ini garang dan seram. Kesan ini yang akan kita tepis bersama-sama," tegasnya. Selengkapnya: http://www.suaramerdeka.com/harian/0512/09/nas11.htm Kamis, 08 Desember 2005 20:19:00 Muslim Indonesia Memainkan Peran Penting Perangi Terorisme ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Singapura-RoL -- Indonesia yang merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia diharapkan dapat tampil di garis terdepan untuk merefleksikan wajah Islam yang benar dan anti idiologi terorisme. Demikian benang merah seminar internasional dengan judul "Listening To The True Voice of Moslems In Indonesia" yang diselenggarakan di Hotel Rafles, Singapura, oleh Institute of South East Asian Studies, Kamis. Dua tokoh muslim Indonesia, KH Hasyim Muzadi dan Prof Achmad Syafii Maarif tampil dihadapkan sekitar 200 peserta seminar, antara lain terdiri dari para diplomat, anggota parlemen, LSM internasional, lembaga-lembaga pendidikan dan pers. Keduanya menolak stigma barat bahwa islam identik dengan terorisme dan Indonesia adalah negara teroris. Hasyim yang juga Ketua Umum PBNU memamparkan, memang ada upaya membolak-balikkan konsep jihad yang benar. Akibatnya, yang muncul adalah wajah ekstrim yang tidak sesuai dengan akidah agama Islam sebagai pembawa kedamaian. Selengkapnya: http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=225380&kat_id=248 Surabaya Post, 7 Desember 2005 Perspektif Hukum Pencegahan Aksi Terorisme Oleh: Augustinus Simanjuntak ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Tindakan pencegahan lebih baik daripada tindakan reperesif setelah terjadinya suatu tragedi teror. Rencana brutal para teroris semestinya bisa tercegah sebelum jatuhnya banyak korban yang tidak bersalah. Salah satu upaya pencegahan teroris ialah lewat pendekatan hukum yang diembankan kepada aparat penegak hukum, baik jaksa maupun polisi.Sebagai negara hukum, pencegahan terorisme oleh aparat hukum tentu harus mengacu pada Undang-undang. Tidak boleh ada tindakan hukum preventif dari aparat hukum tanpa ada dasar hukumnya. Persoalannya apakah asas legalitas sudah memadai untuk mencegah terorisme? Tindakan hukum preventif dimaksud ialah penyelidikan gerak-gerik para teroris jauh sebelum mereka melakukan aksinya. Seperti adanya latihan-latihan bersenjata secara terselubung yang disertai dengan perencanaan lokasi teror maupun target orang-orang yang menjadi sasaran teror. Gerakan-gerakan militeristik yang disertai dengan simbol-simbol perlawanan ke golongan tertentu di wilayah RI sudah semestinya mendapat pengawasan, bahkan dalam penyelidikan aparat hukum. *Penulis adalah mahasiswa program doktor Ilmu Hukum (Hukum Pidana) Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya. Selengkapnya: http://www.surabayapost.info/kolom.php?id=31927&klom=Opini&kolomid=5 ************************************************************************************************* Satu tangan tak kuasa menjebol 'penjara ketidakadilan'. Dua tangan tak mampu merobohkannya. Tapi bila satu dan dua dan tiga dan seratus dan seribu tangan bersatu, kita akan berkata, "Kami mampu!" "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) ************************************************************************************************* Redaksi Eskol-Net menerima informasi/tulisan/artikel yang relevan. Setiap informasi/tulisan/artikel yang masuk akan diseleksi dan di edit seperlunya. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan masukan harap menghubungi Redaksi Eskol-Net <eskol@mitra.net.id> *************************************************************************************************