************************
Layanan Informasi Aktual eskol@mitra.net.id ************************ Hot Spot: Kamis, 26 Oktober 2006 <*> Gereja Eklesia di Poso Dibakar <*> Pembakaran Gereja di Poso Libatkan 20 Motor & Bom Molotov <*> Kapolri: Pembakaran Gereja di Poso Aksi Teroris ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Gereja Eklesia di Poso Dibakar Selasa, 24 Oktober 2006 | 12:38 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Gereja Eklesia di Poso, Sulawesi Tengah, dibakar oleh sekelompok massa, Selasa (24/10) dini hari. Juru bicara Kepolisian Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Polisi, M. Kilat, mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 01.00 Wita. Polisi, kata Kilat, masih mengejar pelaku. "Paling, ya, kelompok yang selama ini membuat kerusuhan," kata Kilat saat dihubungi TEMPO, Selasa (24/10). Kendati begitu, dia belum dapat mengidentifikasi pelaku dan belum bisa menjelaskan secara spesifik kelompok apakah yang dimaksud itu. Kilat mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Ia menjelaskan, api melalap bagian belakang gereja yang sedang direnovasi dan belum memiliki jemaat itu. Api kini sudah berhasil dipadamkan. Untuk mengamankan situasi, kata Kilat, polisi telah menurunkan satu regu di lokasi kejadian. aqida swamurti --------------- Pembakaran Gereja di Poso Libatkan 20 Motor & Bom Molotov Veronika Kusuma Wijayanti - detikcom Poso - Poso, Sulteng terus-menerus dipancing berkonflik. Tergres adalah pembakaran satu gereja. Polisi menyebutkan aksi itu melibatkan 20 sepeda motor, bom molotov, bahkan bom besar. Gereja Eklesia yang bernaung di bawah Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Jalan Pulau Seram, Kelurahan Gebang Rejo, Poso, Sulteng dibakar pada Selasa 24 Oktober 2006 dinihari sekitar pukul 00.15 WIB. Tidak ada korban jiwa. Berikut wawancara Kapolres Poso AKBP Rudi Sufariadi di Poso saat dihubungi detikcom, Selasa (24/10/2006): Ada tembakan juga selain pembakaran gereja? Iya ada suara. Mereka itu pakai sepeda motor sambil menembak juga. Berapa banyak? Ada banyak yah, sekitar 20 sepeda motor. Lebaran kok nggak ada pengamanan? Ada. Tapi pas waktu kita nggak ada di satu lokasi, kita sedang pengamanan di tempat lain, kemudian gereja itu diserang. Kita nggak nyangka, kan nggak ada urusannya dengan gereja. Tapi itulah teroris. Mereka sudah siapkan bom molotov. Mereka juga sudah siapkan bom-bom besar. Siapa pelakunya? Pasti mirip-miriplah, kelompoknya itu-itu saja kok. Polisi tahu ada insiden itu kapan? Sudah ada api baru kita tahu. Tapi nggak ada korban jiwa. Ada kaitan dengan baku tembak warga dengan polisi dan Brimob 2 hari sebelumnya? Kita masih kembangkan. Kita berhati-hati dalam menangkap. Karena opini sekarang itu dibalik-balikkan. Siapa yang menyerang, kita yang dituduh. Mereka kelompok teroris? Mereka itu kelompok orang bersenjata. Ada senjata otomatis, ada rakitan, dan ada manual. Dari suaranya sudah kedengaran jenis senjatanya. Pada Minggu 22 Oktober terjadi baku tembak antara warga dengan polisi dan Brimob yang sedang melakukan razia di Kelurahan Gebang Rejo, Poso, Sulteng. 1 Warga tewas serta 2 warga dan 1 polisi terluka. Polisi membantah kabar pihaknya menyerbu pesantren di kawasan tersebut dan mengklaim wargalah yang menyerang aparat dengan batu, bom rakitan dan senjata api. Saksi Sementara Kabid Humas Polda Sulteng AKBP M Kilat di Palu menuturkan hal serupa. Berikut petikan wawancaranya: Benar ada letusan saat pembakaran gereja? Ya, memang ada saksi yang bilang mendengar adanya letusan. Loh memang polisi nggak jaga? Sudah ada Brimob yang jaga, tapi mobile. Saksi yang diperiksa? Sudah ada, tapi belum bisa diberitahukan jumlahnya karena masih berkembang terus. Kondisi gereja? Gereja dibakar di bagian belakang. (sss/sss) ------ Kapolri: Pembakaran Gereja di Poso Aksi Teroris Selasa, 24 Oktober 2006 | 16:28 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pembakaran gereja di Poso, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada Selasa (24/10) dini hari, bukan tanda munculnya kembali konflik komunal antarwarga berbeda agama. Ini tindakan teror sekelompok orang yang ingin mengacaukan kondisi di Poso. "Ini teror yang merupakan pelanggaran. Kami akan tindak secara hukum," kata Kepala Polisi RI, Jenderal Sutanto, di kediamannya, Selasa (24/10) siang. Namun Sutanto tak menjelaskan siapa sekelompok orang yang dimaksud. Dia hanya mengatakan, "Kami tak ingin Poso dijadikan daerah adanya konflik antarkelompok." Situasi Poso kembali bergolak pascaeksekusi terpidana mati: Fabianus Tibo, Marinus Riwu, dan Dominggus Da Silva. Pada Senin (16/10) pekan lalu, Pendeta Irianto Kongkoli ditembak oleh orang tak dikenal di depan toko bangunan. Sutanto mengatakan, polisi sudah mengetahui pelaku penembakan itu. Tapi, dia menolak menyebutkannya. "Kami tak bisa ngomong banyak, karena mereka sedang dalam pengejaran," ujar Sutanto. Yophiandi *************************************************************************************************
Satu tangan tak kuasa menjebol 'penjara ketidakadilan'. Dua tangan tak mampu merobohkannya. Tapi bila satu dan dua dan tiga dan seratus dan seribu tangan bersatu, kita akan berkata, "Kami mampu!" "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh
Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36) ************************************************************************************************* Redaksi Eskol-Net menerima informasi/tulisan/artikel yang relevan. Setiap informasi/tulisan/artikel yang masuk akan diseleksi dan di edit seperlunya. Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan masukan harap menghubungi Redaksi Eskol-Net <eskol@mitra.net.id> ************************************************************************************************* |