'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
 SARI BERITA : Kamis, 28 Juni 2001
==================================
* Presiden Ancam Keluarkan Dekrit (Lagi)
* Letjen Agus: TNI Jangan Dipaksa
* Amien Tolak ''Rantap Berandai-andai''
* Mega Menolak Kompromi di SI
* Soal Dekrit, Sikap Agum Tidak Jelas
* Pantai di Bali Memprihatinkan

Presiden Ancam Keluarkan Dekrit (Lagi)
--------------------------------------------
 *TNI AD Pilih Diam, MPR Peringatkan Presiden
CHRISTCHURCH, Mandiri - Presiden Abdurrahman Wahid kembali membuat
pernyataan kontroversi. Dalam pertemuan dengan PM Selandia Baru Helen Clark
di Christchurch Selandia Baru, presiden tetap mempertimbangkan darurat
sipil jika MPR ngotot melengserkannya. Namun, keputusan itu tidak akan
diambil sendiri, melainkan melibatkan para pejabat tinggi lain.
"Keputusan seperti itu tidak akan saya ambil sendiri. Saya akan melibatkan
Wapres, Menko Polsoskam, Menhan, Panglima TNI, dan Polri," tutur presiden.
Pernyataan presiden kali ini lebih lunak dibanding wawancara dengan Radio
ABC saat masih berada di Sidney, Australia. Sebagaimana diberitakan, kepada
radio tersebut, presiden mengancam akan mengeluarkan darurat sipil jika MPR
ngotot minta pertanggungjawabannya pada SI MPR 1 Agustus mendatang. "Saya
hanya akan mendeklarasikan keadaan darurat," tutur presiden saat itu.
http://www.mandiri.com/?

Letjen Agus: TNI Jangan Dipaksa
--------------------------------------
Bukan Mengontrol dan Menghakimi Presiden
koridor.com [28 Jun 2001, 3:33] Tentara Nasional Indonesia (TNI) minta agar
tidak ditempatkan, diposisikan, dipaksa dan dipojokkan untuk mengontrol dan
menghakimi presiden, jika betul bangsa ini konsekuen dan konsisten ingin
TNI tidak berpolitik praktis.
Bila TNI telah meninggalkan gelanggang politik praktis, maka yang berhak
membuat keputusan dan berwenang menjalankan negara adalah elite politik
sipil. Sedangkan yang berwenang untuk mengontrol Presiden adalah DPR dan
MPR.
Demikian dikemukakan Kepala Staf Teritorial (Kaster TNI, Letjen Agus
Widjojo di hadapan peserta seminar Lemhanas di Jakarta Rabu (27/6).
http://www.koridor.com/artikel.htm/114013

Amien Tolak ''Rantap Berandai-andai''
------------------------------------------
Jakarta (Antara) : Rapat pimpinan MPR dengan pimpinan 11 fraksi yang ada di
Majelis dan tiga Panitia Adhoc (PAH) Badan Pekerja (BP) MPR di Ruang GBHN
Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (27/6) diwarnai dengan lontaran aspirasi untuk
membuat "Rantap tentang Berandai-andai".
Dalam rapat yang dipimpin langsung Ketua MPR Amien Rais itu, sejumlah
anggota BP MPR dari beberapa fraksi melontarkan usulannya tentang perlunya
MPR membuat Rantap yang dapat mengantisipasi sejumlah kemungkinan saat SI
MPR berlangsung.
"Ada sementara anggota BP MPR dari beberapa fraksi yang mengusulkan apakah
tidak perlu dibuat Rantap yang bisa menghadapi segala kemungkinan," kata
Amien seusai rapat itu.
Misalnya saja Rantap jika Presiden tidak mau hadir, atau Rantap jika
Presiden hadir tetapi dia tidak mau menyampaikan pertanggungjawabannya
hingga kemungkinan Rantap jika Presiden sakit dan lain sebagainya.
http://www.waspada.com/news/2001/06/27/2001062710h.asp

Mega Menolak Kompromi di SI
---------------------------------
"Tak Perlu Jadi Superistimewa"
JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan,
partainya menolak ada kompromi politik dalam Sidang Istimewa MPR 1 Agustus
mendatang.
"Bagi PDI-P tegas bahwa dalam menanggapi pertanggungjawaban Presiden nanti
hanya memilih dua itu, ya atau tidak. Menerima atau tidak. Tidak ada
istilah atau jalan lain, misalnya jalan tengah, netral, atau kompromi,"
kata Megawati sebagaimana dikutip Ketua Fraksi Utusan Golongan (FUG) MPR
Faisal Tamin.
Faisal bersama sejumlah pimpinan FUG lainnya seperti Wakil Ketua Harun
Kamil dan Rosyad Saleh kemarin diterima Mega di Istana Wakil Presiden Jalan
Medan Merdeka Selatan. Tapi dalam jumpa pers usai pertemuan tidak tampak
anggota FUG yang dikenal cukup vokal, yakni mantan menteri pemukiman
perambah hutan Siswono Judohusodo.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0106/28/nas1.htm

Soal Dekrit, Sikap Agum Tidak Jelas
-----------------------------------------
Agum: Saya kan Pembantu Presiden
koridor.com [27 Jun 2001, 17:05] Sikap Menko Polsoskam Agum Gumelar tidak
jelas. Apakah menolak atau menyetujui pemberlakukan keadaan darurat,
melalui Dekrit Presiden oleh Abdurrahman Wahid. "Mudah-mudahan, tidaklah,"
tandas Agum Gumelar.
Agum Gumelar hanya bisa berharap, Presiden Abdurrahman Wahid tidak
memaksakan kehendak mengeluarkan Dekrit Presiden Keadaan Darurat,
sebagaimana dijanjikan di Sydney, Australia, Rabu (27/6). Bahkan kata Agum
Gumelar, dirinya tidak akan berontak dan marah, soal dekrit.
Sebagai pembantu Presiden Wahid, Gumelar hanya berjanji memberikan saran
dan pandangan, dengan nawaitu alias niat baik saja, supaya tidak terjadi
kesalahan dalam membuat keputusan.
"Saya... kan pembantu presiden tugasnya memberikan masukan, saran-saran
pada beliau agar keputusan, kebijaksanaan yang diambil benar. Tapi kalau
saran saya selaku staf tidak diterima saya tidak boleh marah, saya tidak
boleh berontak," tegas Agum Gumelar, Rabu (27/6) di Jakarta.
http://www.koridor.com/artikel.htm/113999

Pantai di Bali Memprihatinkan
---------------------------------
Denpasar (Bali Post) -
Tingginya nilai jual pantai di Bali bagi kegiatan pariwisata menjadikan
banyak pihak mengklaim kawasan itu sebagai haknya. Bukan hanya pengusaha,
warga juga mulai terlibat menggunakan sempadan pantai. Akibatnya kondisi
pantai kini semakin memprihatinkan.
Demikian diungkapkan Ketua Ikrar (Ikatan Kekerabatan Arsitek) Ir. W.
Suantra didampingi Litbang Ir. K. Rana Wiarca, dalam diskusi terbatas
masalah pantai, Rabu (27/6) kemarin. Diskusi ini menurut Sekretaris Ikrar
Ir. M. Sukarmayasa, dilaksanakan serangkaian HUT pertama organisasi
tersebut.
Dikatakan, sebagian pantai di Bali kini bermasalah. Meski ada upaya
perbaikan, tanpa penataan yang baik serta menyeluruh, kondisinya justru
tambah parah. ''Eksploitasi pantai dilakukan semata untuk mengejar
kepentingan tertentu tanpa dibarengi dengan langkah penyelamatan yang
memadai,'' ujar Wiarca.
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2001/6/28/e2.htm

"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
Bank Danamon Cab. Ambengan Plaza Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc.No. 761.000.000.772
atau
BCA Cab. Darmo Surabaya,
a.n. Martin Setiabudi Acc. No. 088.442.8838
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Kirim email ke