Perekat Kesetiaan

By: M. Agus Syafii

Ikatan keluarga juga penting sebagai perekat kesetiaan, tetapi tabiat manusia 
dalam ikatan kekeluargaan bersifat angin-anginan. Pameo orang Jawa berbunyi; 
famili itu jika berada di tempat yang jauh baunya wangi, tetapi jika 
berdekatan, apalagi serumah mudah berubah menjadi bau busuk. Konflik antar 
keluarga sering lebih sulit didamaikan dibanding konflik antar bukan keluarga.

Rumah tangga yang kesetiaannya hanya diikat oleh faktor harta benda, tunggulah 
kehancuran, karena tabiat harta memang curang. Ia hanya mau menemani dalam 
keadaan suka, sementara dalam keadaan duka harta justru sering menjadi pemicu 
permusuhan. Pameo orang Jakarta ada yang berbunyi: ada uang, abangku sayang, 
tak ada uang, abang kutendang. Ada uang berarti abang saya, tidak ada uang 
abang payah.

Perekat kesetiaan yang kekal abadi adalah ikatan amal saleh, ikatan kebaikan. 
Suami isteri yang diikat oleh nilai-nilai kesucian kebaikan biasanya tahan 
godaan, tahan banting, tahan ombak. Di kala suka mereka bersyukur, di kala duka 
mereka bersabar. Sepanjang zaman, zaman orde lama, orde baru, zaman reformasi 
dan zaman apa lagi nanti mereka tetap kuat, tabah dan indah dan bahkan 
kebahagiaan dan keindahan masih tetap terasa meski yang satu sudah mendahului 
berada di alam lain. Pasangan yang demikianlah yang akan dapat menjadi pasangan 
bukan hanya seumur hidup, tetapi pasangan dunia akhirat.

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Terima kasih atas dukungan & partisipasi anda pd kegiatan 'Amalia Bersyukur' 
Ahad, 20 Maret 2011, di Rumah Amalia. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 
8777 12 431,http://agussyafii.blogspot.com/





      

Kirim email ke