Meraih Kebahagiaan, Menaklukkan Kesulitan

By: M. Agus Syafii

Jika hendak memilih pasangan hidup sesungguhnya, lihatlah dirinya ketika 
menghadapi masalah dan bagaimana cara dia menyelesaikan masalah tersebut. Sebab 
sosok pribadi yang sesungguhnya terlihat disaat bagaimana dia menyeselesaikan 
masalahnya. Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali 
target ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan 
dibutuhkan waktu lebih lama, kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu wa 
katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu. Jadi tingkat kesulitan berhubungan dengan 
tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat 
mencari kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta 
pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justru harus siap 
menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.

Manusia didesain oleh Allah dengan sempurna, memiliki akal sebagai alat 
berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat 
sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu 
dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal manusia bisa 
memecahkan masalah yang sulit, dengan hati manusia bisa menerima kenyataan yang 
pahit, dengan nurani manusia bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri, 
dengan syahwat membuat manusia dinamis mencari dan dengan hawa nafsu manusia 
menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.

Manusia di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di 
sisi lain manusia juga menyukai kesulitan. Manusia tidak selalu lari dari 
kesulitan, sebaliknya justru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan 
sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan, maka 
dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan. Mahasiswa berlomba 
naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil mencari medan berlumpur, 
yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap agustusan orang ramai-ramai 
memanjat pohon pinang yang dilumuri olie, yang sudah punya dua kaki justeru 
berlomba lari dalam karung. 

Banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa ? karena 
manusia memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada umumnya hanya 
melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi belum tentu sampai 
kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi kesulitan, tetapi tidak semua 
kesulitan membuat susah. Ada keindahan dalam kesulitan yaitu disaat kita 
menyandarkan semua kesulitan kepada Sang Khaliq dan kita bisa meraih 
kebahagiaan dengan menaklukkan kesulitan.

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, hadir di kegiatan 'Amalia Sejukkan Hati (ASAH)' jam 8 s.d 11 siang, Ahad, 
24 April 2011, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV Blok ii, No. 24 Komplek Peruri, 
Ciledug. Dukungan & partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: 
agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431,http://agussyafii.blogspot.com/





      

Kirim email ke