Cinta Itu Menyejukkan Hati

By: M. Agus Syafii

Cinta kita kepada Allah mampu menyejukkan hati ketika mengarungi samudra 
kehidupan. Terkadang badai dan ombak datang menghempas membuat kita terhenyak, 
terkejut, kaget, marah dan kecewa. Terjadi dengan tiba-tiba dan kita bertanya, 
"Ya Allah, mengapa semua ini harus terjadi?" Kemudian dengan cinta kita 
kepadaNya menyejukkan hati kita yang perih, penuh luka dan air mata. Itulah 
yang terjadi pada seorang Ibu. Sosoknya sederhana.  Tahapan hidupnya penuh 
guncangan. Bahtera keluarganya terhempas badai dan gelombang ditengah samudra 
kehidupan. Dirinya harus berpisah dengan suami yang sangat dicintainya.  
Pengorbanan cintanya begitu luar biasa.  Rumah tangga yang dijalin selama 
sepuluh tahun harus kandas. Dirasakan sebagai pukulan telak. Bersamaan dengan 
itu jiwanya menginginkan rasa aman dan kebahagiaan. Dibutuhkan pelabuhan untuk 
menyandarkan keletihan dan kepiluan jiwa. Ibunya yang dicintainya berpulang ke 
Rahmatullah. Dia tidak tahu harus apa yang
 dilakukannya. "Saya yakin ini adalah wujud kasih sayang Allah kepada saya." 
tuturnya lirih. Airmata berlinang.  Wajahnya tertutupi oleh jilbabnya yang 
panjang. Angin berhembus menyegarkan seolah menyejukkan hatinya.

Terdengar suara anak-anak Amalia melantunkan ayat suci al-Quran mengalirkan 
perasaan sejuk. Kenangan bersama anak-anak dan suaminya hadir kembali dipelupuk 
matanya. Disaat dirinya membantu anak-anaknya belajar membaca al-Quran dan 
belajar sholat terasa indahnya. Sementara kini anak-anak semuanya ikut 
suaminya, hanya yang bungsu ikut bersamanya. Sore itu dirinya meneduhkan 
hatinya di Rumah Amalia, dengan bershodaqoh berharap memohon pada Allah agar 
senantiasa diberi kekuatan dan kesabaran dalam mengarungi samudra kehidupan.

Alhamdulillah, Seminggu kemudian, Allah telah mempertemukan kembali keluarga 
itu. Suami dan anak-anak menemui dirinya. Berkumpul dalam kebahagiaan keluarga, 
bersama suami dan anak-anaknya. Dirinya meminta maaf kepada suami dan 
anak-anaknya. Malah disambut dengan derai air mata. "Abi yang salah terhadap 
Umi, Abi yang semesti meminta maaf kepada Umi, " tutur suami yang sangat 
dikasihinya. Malah anak-anaknya yang menyemangati Abi dan Uminya agar hidup 
rukun kembali. Rasa syukur mereka sebagai orangtua  kepada Allah karena 
menyatukan dan memberikan semangat agar bersatu justru anak-anaknya. Anak-anak 
yang sholeh yang berharap kedua orang tua untuk tidak berpisah. Subhanallah.. 

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
ONE DAY VOLUNTEER: Kami dari Rumah Amalia mengajak teman-teman bergabung 
menjadi relawan untuk seksi acara & seksi sibuk pada kegiatan "Hari Nan Fitri 
Bersama Amalia" (HANIF), Ahad, 23 Oktober 2011 Jam 9.sd 12 siang di Rumah 
Amalia atau bila berkenan berpartisipasi Paket sembako, baju baru untuk anak2, 
konsumsi, tas sekolah. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 
Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat 
berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com

Kirim email ke