Diskusi Yang “Normal”, Yang Terabai Pembicara: Irwanto & Slamet Thohari, Moderator: Jonna Damanik (Majalah Diffa) Serambi Salihara | Rabu, 11 Juli 2012, 19:00 WIB Terbuka untuk umum
Bagaimana konsepsi difabel dalam masyarakat dan bagaimana dampak konsepsi tersebut dalam kebijakan publik? Masyarakat Jawa melihat difabel sebagai orang sakti dan mempunyai kekuatan yang mesti diapresiasi. Sementara Islam cenderung menanggap difabel sebagai objek yang mesti dikasihani. Pandangan ini kemudian diperparah lagi dengan hadirnya kolonialisme yang memperkenalkan dunia medis, hingga difabel dianggap sebagai orang sakit yang berdampak pada segregasi dan pelembagaan difabel. Pada 1990-an pandangan baru muncul di Indonesia, khususnya Yogyakarta, yaitu yang menilai kecacatan sebagai “konstruksi sosial” dan urusan difabel adalah urusan hak asasi manusia. Pandangan ini kemudian berkontestasi dan memberi dampak dalam berbagai kebijakan pemerintah. Diskusi mencoba membahas kembali apa itu konsep normalitas dan apa pula kecatatan. Bagaimana pandangan kita tentang difabel mempengaruhi kebijakan publik yang ada. Diskusi akan menampilkan dua pembicara: Irwanto, pendiri Kajian Pusat Disabilitas Universitas Indonesia, Depok, dan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta; dan Slamet Thohari, dosen FISIP dan Sekretaris Pusat Studi dan Layanan Disabilitas, Universitas Brawijaya, Malang. Dalam diskusi ini akan disediakan penerjemah bahasa isyarat dari GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia), selain itu ada juga sumbangan majalah dari Majalah Diffa dan pemutaran video. http://salihara.org/event/2012/06/27/yang-normal-yang-terabai