bukankah PT DI juga sdh bangkrut walau diberi
dana cukup termasuk duit yg seharusnys  utk  Reboisasi hutan ?


alangkah lebih indahnya kalau habbie riil aja ,
shg  paling nggak  gak kalah dgn Malysia yg punya
Proton dan perdua,  sementara kita pesawat gk , mobil juga nggak

aduh kok makin sediii jd Indoensia  ya


dulu Bung Karno susauh meningkatkan harga diri  bangsa  .

sekarang gak ada sih ygnyruh tapi mau gak
mau  surut juga kebanggaanku jadi Indonesia

HS


HS

At 09:20 AM 2/8/2010, you wrote:
>Adayang masih ingat dengan pesawat udara tipe N-250,
>lansirannya IPTN ?.
>
>Konon, pesawat bermesin
>turboprop ini mempunyai dimensi lebar sayap 28.00 M dan panjang badan 26.30 M
>serta tinggi 8.37 M ini mempunyai kapasitas 50-68 penumpang. Kecepatan jelajah
>maksimalnya 610 Km/Jam. Jarak jangkauan jelajah normalnya sejauh 1.480 km, dan
>jika ditambahi tangki cadangan dapat mencapai sekitar 2.040 Km.
>
>
>Mungkin juga ada diantara
>rakyat Indonesiayang masih ingat, bagaimana saat
>penerbangan perdana prototipenya yang
>bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan di tahun 1994 yang lalu.
>
>  “Saya
>bilang, bahwa sembilan puluh persen penciptaan
>pesawat ini didasarkan atas Al-Quran”,
>kata Bj Habibie saat mempromosikan hasil karya
>dan kerja anak-anak bangsa Indonesiaitu.
>
>
>Dr. Ing. Haji Bacharuddin
>Jusuf Habibieini di dunia industri
>pesawat terbang, terkenal dengan sebutan Mister Crack, lantaran penemuan
>rumusnya tentang kelelahan dan retakan serta rekahan sampai ke atom-atomnya di
>titik-titik rawan kelelahan.
>
>Rumusan yang biasa disebut
>dengan nama Faktor dan Metode Habibie. Suatu rumus yang membuat dunia industri
>pesawat terbang menjadi efisien di biaya pembuatannya. Serta dapat diciptakan
>pesawat dengan bobot yang jauh berkurang, sementara
>kinerja pesawat bisa ditingkatkan lantaran
>daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh.
>
>Sebelum adanya
>rumus Habibie ini, para perancang pesawat terbang biasanya meninggikan faktor
>keselamatannya (SF) dengan meningkatkan kekuatan bahan konstruksi jauh di atas
>angka kebutuhan teoritisnya, untuk  mengantispasi
>kemungkinan muncul keretakan konstruksi.
>
>Sehingga bobot
>pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar (operating empty weight) dapat
>disusutkan hingga 10% dari bobot sebelumnya.
>Bahkan setelah Habibie menyusupkan
>material komposit ke rangka tubuh pesawat, angka
>penurunan bisa mencapai 25% dari
>bobot sebelumnya.
>
>
>Kembali ke
>soal N-250, bersamaan dengan penerbangan
>perdana prototipenya itu, juga ditetapkan adanya Hari
>Kebangkitan Teknologi. Seraya dicanangkan
>dimulainya proyek pesawat tipe N-2130,
>pesawat jet berpenumpang 100 orang.
>
>Saat itu, muncul harapan
>yang membuncah bahwa Indonesiaakan mulai dapat
>sedikit demi sedikit memenuhi sendiri dari sebagian kebutuhannya
>akan pesawat udara sebagai jembatan udara dari wilayahnya yang terdiri atas
>ribuan pulau.
>
>Pesawat karya anak bangsa
>itu diharapakan akan dapat mengisi kebutuhan akan pesawat penumpang dengan
>rute-rute domestik yang relatif pendek. Maupun kebutuhan angkutan militer bagi
>TNI AU, termasuk juga pesawat patroli maritim bagi TNI AL.
>
>
>Harapan yang tidak
>berlebihan, mengingat di dasawarsa sebelumnya, IPTN berkoalisi dengan Casa
>Spanyol sudah sukses merancang dan memproduksi pesawat CN-235 bermesin
>turboprop.
>
>Produksi pertama CN-235
>sudah dimulai semenjak Desember 1986. Sebelumnya, IPTN
>bekerjasama dengan Casa juga telah cukup lama
>merancang dan memproduksi CN-212.
>
>Konon, CN-235 bermesin
>turboprop ini mempunyai dimensi lebar sayap 25.81 M dan panjang badan 21.40 M
>serta tinggi 8.18 M ini mempunyai kapasitas 30-45 penumpang. Kecepatan jelajah
>maksimalnya 509 Km/Jam. Jarak jangkauan jelajah normalnya sejauh 796 Km.
>
>Pesawat CN-235 lansiran
>IPTN ini telah berkali-kali mengikuti berbagai
>pameran di event tingkat internasional.
>Termasuk di ikut tampil di Singapore Air Show tahun 2008, walau lokasi stand
>nyempil di pojok saja.
>
>
>Konon menurut
>kabar, ada beberapa gelintir negara diluar Indonesiadan Spanyol yang
>mempergunakan CN-235 ini.
>
>Diantaranya
>adalah Tentara Udara Diraja Malaysia, Angkatan
>Udara Kerajaan Thailand, Tentara
>Udara Diraja Brunei Darussalam, Angkatan Udara
>dan Angkatan Laut Turki, Angkatan
>Udara Pakistan, Angkatan Udara Afrika Selatan,
>Penjaga Pantai Amerika Serikat.
>
>
>Sesungguhnya di
>lingkungan TNI AL, pesawat CN-235 varian MPA
>yang dilengkapi dengan seach radar, tactical navigation, day light TV,
>data handling/ recording, video dan data link, digital communication system,
>anti jamming VHF/ UHF, serta sarana lain pendukung
>pelaksanaan tugas patroli maritim, dapat
>diproyeksikan sebagai pengganti peran pesawat
>Nomad P-837 yang buatan Australia.
>
>Sampai dengan
>saat ini, TNI AL mempunyai sebanyak 42 buah
>pesawat jenis Nomad P-837, termasuk
>yang untuk keperluan intai maritim.
>
>
>Kini, IPTN (Industri
>Pesawat Terbang Nusantara) sudah beralih nama
>menjadi PTDI (PT. Dirgantara Indonesia)
>atau Indonesia Aerospace
>
>Pesawat yang diberi nama
>Gatotkaca ini, menjadi mangkrak akibat kekurangan dana pengembangan.
>
>
>Perjalanan PTDI sendiri
>juga kembang kempis, layaknya hidup segan tak
>mati pun tak mau. Dari IPTN yang semula mempunyai sekitar 1.300 sarjana
>lulusan luar negeri (dari program beasiswa) kini
>hanya tinggal 80-an yang masih
>bertahan hingga kini.
>
>
>Sungguh
>ironis, negara dinyatakan tak mampu menyediakan anggaran untuk mengembangkan
>program swadaya di bidang teknologi dirgantara.
>
>Namun
>kebalikannya, ternyata negara selalu mampu menomboki dan memblanket guarantee
>bank-bank yang merugi dan terancam kolaps, seperti yangn terjadi di kasus BLBI
>dan kasus Century.
>
>Sementara itu,
>ekor dan buntut dari kebijakan penombokan dan blanket guarantee itu setiap
>tahunnya terus menerus membebani keuangan negara, yang entah sampai kapan
>lunasnya.
>
>
>Ini, sesungguhnya soal ketidak-mampuan ?.
>Atau,soal ketidak-mauan dan keberpihakan serta kecenderungan
>hati saja?.
>
>
>Walalahualambishshwab.
>
>*
>Referensi
>bacaan terkait :
>         * ‘Opo Ora Hebat ?’, klik di sini .
>         * ‘Surat dari Kanada’, klik di sini .
>         * ‘Suramadu ide BJ Habibie’, klik di sini .
>         * ‘Habibie dan Land Reform’, klik di sini .
>         * ‘Prof BJ Habibie dan Century’, klik di
>sini .
>         * ‘Balada Habibie-Amien-JK-Hatta’, klik di
>sini .
>         * ‘Habibie dan SBY Presiden Legendaris ?’,
>klik di sini .
>         * ‘Sri Mulyani algojo bagi Golkar ?’, klik
>di sini .
>         * ‘Bali berlanjut ke Century’, klik di sini
>.
>         * ‘Sri Mulyani Wapres 2014-2019’, klik di
>sini .
>         * ‘Menggagas Safrie & Sri Mulyani’,
>klik di sini .
>*
>
>Gatotkaca Indonesia, Hopo kurang Hebat ?
>http://ekonomi.kompasiana.com/2010/02/08/gatotkaca-indonesia-hopo-kurang-hebat/

Kirim email ke