Blog Kompasiana Wisnu Nugroho | 8 Mei 2010 | 20:31
Sehari setelah pak beye sembab mukanya merelakan kepergian mbak ani pembantu terbaiknya, pak ical datang ke cikeas. kepergian mbak ani sudak dibahas di banyak postingan. puja puji dan perasaan kehilangan juga sudah diumbar. menurut saya wajar. mbak ani seperti mewakili sebagian dari idealisasi kita tentang sosok pejabat untuk mengurus negeri ini. karena itu, ketika mbak ani pergi, sebagian dari kita ada yang terasa hilang. tentang datangnya pak ical ke cikeas, anda sudah membaca semua beritanya. oleh pak beye, pak ical yang gemar membuka kancing bajunya hingga dada bahkan saat di istana ditunjuk sebagai ketua harian bersama partai-partai anggota koalisi pemerintahan. jabatan sekretaris dipercayakan kepada pak syarif hasan yang isterinya cantik dan belia. pak beye sendiri duduk sebagai ketua. atas masuknya kembali pak ical yang sebelumnya bersumpah tidak ingin ada di pemerintahan sebagai pembantu pak beye, mas anas urbaningrum yang tengah mengharapkan restu pak beye memberi apresiasi. pak beye dipujinya sebagai yang cerdas dengan keputusan itu. mas anas yang bersaing ketat dengan pak andi mallarangeng untuk menggantikan posisi pakdenya mas ibas di partai demokrat mengemukakan, dengan datangnya pak ical, pemerintahan bisa kuat, stabil, dan efektif. tiga kata yang khas golkar, atau tepanya orde baru. tidak heran sebenarnya karena pak akbar tandjung kini berdiam di bawah rindang dan angkernya pohon beringin. datangnya pak ical menurut pembicaraan di cikeas hingga tengah malam itu karena faktor kelemahan pak boediono yang memang sudah disadari sejak awal penunjukan. sebagai seorang profesional dan lurus langkah serta pemikirannya, pak boed pasti tidak bisa akrobat menelan ludah sendiri sambil tetap tersenyum seperti layaknya politisi. pasar ternak memang tidak layak untuk pak boed. selain karena faktor pak boed yang tidak bisa akrobat seperti layaknya politisi, datangnya lagi pak ical dimungkinkan karena mbak ani telah menyatakan pergi. karena itu, bisa dipahami kenapa pertemuan di cikeas digelar setelah pak beye dengan sembab muka merelakan mbak ani pergi. meskipun tampaknya berseberangan, mbak ani dan pak ical bukan tidak pernah berjalan beriringan. banyaknya acara di istana ketika pak ical masih jadi pembantu pak beye membuat mbak ani dan pak ical kerap bersama-sama. suasananya kebersamaan mbak ani dengan pak ical memang tidak seperti suasana saat mbak ani bersama-sama pak beye. saya tidak tahu kenapa. mungkin ada masalah pribadi yang mengganjal di antara keduanya. dari pada terus menduga, saya bagikan saja kepada anda bagaimana suasana mbak ani dan pak ical saat bersama-sama. semoga anda bisa meneropong apa yang bergejolak di dalam batin mereka berdua. salam teropong. http://polhukam.kompasiana.com/2010/05/08/mbak-ani-pergi-pak-ical-datang/ mbak ani pergi, pak ical datang. pak ical ngomong, mbak ani menjep. (2008.wisnunugroho)