Salam,
Kalau tulisan ini mengkaitkan dengan peristiwa Tanjung Priok yang sangat 
disesalkan itu, kenyataannya bahwa persoalan ini terjadi antara PEMDA dan 
aparatnya yang KORUP dan masyarakat yang sudah dihasut oleh para pemuka 
agamanya.Sehingga mengorbankan ratusan orang yang menderita( luka2)  bahkan 3 
korban rakyat kecil yang tidak tahu apa2 dan hanya menjalankan perintah saja.

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Sen, 19/4/10, Muhammad Ihsan <ihsan.kus...@yahoo.com> menulis:


Dari: Muhammad Ihsan <ihsan.kus...@yahoo.com>
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Makam
Kepada: "Ihsan Kusasi" <ihsan.kus...@yahoo.com>
Tanggal: Senin, 19 April, 2010, 7:34 AM


  



Makam dalam pengertian sehari-hari bagi orang Indonesia adalah tempat 
peristirahatan terakhir seseorang. Sebuah kuburan. A grave. Padahal “makam” 
adalah asal kata bahasa Arab maqam yang berarti sebuah tempat berdiri (Kamus 
Arab-Indonesia Al-Munawwir) . Kalau loe pergi naik Haji atau Umrah, loe akan 
dapatkan sebuah “maqam Ibrahim” yang berjarak sekitar 5 meter dari Ka’bah. Ini 
bukan kuburan Nabi Ibrahim — nabinya umat Yahudi, Kristen, dan Islam — 
melainkan tempat berdiri Nabi Ibrahim saat merenovasi Ka’bah yang dibangun oleh 
Nabi Adam ratusan tahun sebelumnya.

Makam pada zaman kerajaan Mataram merupakan tempat yang dikeramatkan. Tempat 
yang diyakini bisa memberi perlindungan maupun keberkahan. Sehingga sampai saat 
ini masih banyak makam yang diyakini sebagai makam raja-raja Mataram yang tetap 
dipertahankan. Termasuk mempertahankan kebiasaan meminta perlindungan dan 
keberkahan kepada makam bagi sebagian orang Indonesia.

Makam Pahlawan Indonesia di Kalibata, juga menjadi agenda protokoler tetap 
apabila ada kepala negara lain berkunjung. Biasanya berupa penghormatan kepala 
negara yang berkunjung, kepada para pahlawan yang telah gugur membela Indonesia.

Namun, mungkin hanya di Indonesia, ada sebuah kejadian dimana sebuah makam 
dipertahankan oleh penduduk sekitar sampai harus mengorbankan 3 nyawa. Ini bisa 
terjadi karena ada suatu keyakinan kuat untuk mempertahankannya. Apakah 
keyakinan itu benar atau salah, tergantung darimana cara melihatnya. Gue cuma 
sedih melihat kenyataan: ada emosi, energi, dan nyawa hilang sia-sia atas 
sebuah keyakinan yang masih perlu dipertanyakan.

Baca selanjutnya. .. http://ihsankusasi. wordpress. com/2010/ 04/17/makam/

[Non-text portions of this message have been removed]










[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke