Untuk menambah informasi tentang FPI, tanyakan saja kepada kawan-kawan Anda LSM yang bergerak bidang HIV/IDS.
Zul --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, agni malagina <a_malag...@...> wrote: > > Kepada YTH. > Anggota Milis Forum Pembaca Kompas, > > Dengan hormat, > > Mohon maaf, saya bermaksud membagi pengalaman saya ketika berada di > tengah-tengah aksi FPI di Singkawang Kalimantan Barat. > Saya sangat prihatin bahwasannya FPI melakukan tindakan demo tidak jelas > (seperti biasanya) di luar Jawa. Bahkan sekarang membawa isu etnisitas. > Sekali lagi saya mohon maaf jika terdapat kesalahan. > > salam hormat > > Agni Malagina > FIB Universitas Indonesia > > > Ketika Naga Emas Singkawang Terluka: sebuah keprihatinan > > > Bletaaaaaaaak!!! > > Batu berukuran sedang melayang dan mendarat di ubun-ubun. Batu yang dilempar > masa FPI ke arah patung Naga Emas di perempatan dalam kota Singkawang > mendarat sengit di kepala saya yang sedang mengambil gambar demo Jumat, 28 > Mei 2010, pukul 15.30, tepat bersamaan perayaan Waisak. > Sontak kaki saya bergetar dan darah serasa mengalir lebih cepat dari > sebelumnya setelah mendengar seruan ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR, HANCURKAN PATUNG > NAGA, JANGAN MAU ORANG MELAYU DIHINA, KOTA SINGKAWANG INI BUKAN PUNYA ORANG > CINA!!! > > Dalam hitugan detik, polisi yang bertameng mendorong massa yang dipimpin oleh > anggota FPI berbaju muslim warna putih lengkap dengan kopiah putih miringnya. > Saya melangkah cepat mengikuti pasukan anti huru hara yang mulai maju > mendesak. Saya terus mengikuti langkah polisi-polisi yang mulai neriakan > kata, âTANGKAAAAAP! TANGKAP MEREKA!â Sekali lagi bergemalah kata > ALLAHUAKBAR dengan lantang. Bukan saya tergugah mendengar kalimat suci itu > dikumandangkan. Hanya ada rasa iba kepada orang yang tega mengumandangkan > kalimat suci itu untuk kepentingan yang tidak jelas. > > Sore yang masih terik itu menjadikan suasana di persimpangan jalan itu > semakin panas. Adegan demo oleh sekitar 20 orang disaksikan ratusan orang. > Tanpa ada massa yang kontra terhadap tindakan FPI. Entah mereka apatis, entah > mereka takut, entah mereka pasrah. Masyarakat etnis Tionghoa yang memiliki > ruko di sekitar jalan itu sudah menutup tokonya, banyak dari mereka yang > berdiri di tepi jalan atau di balkon rukonya untuk melihat atraksi konyol > yang disulut oleh isu dalam kutipan sebuah makalah yang ditulis oleh Wali > Kota Singkawang, Hasan Karman pada tahun 2008 dalam sebuah seminar sejarah > yang menyatakan bahwa beberapa kelompok orang melayu lama adalah perompak. > Hasan Karman ketika ditanyai oleh pers pun menjawab, kutipan itu berasal dari > buku sejarah Melayu, dan Hasan Karman pun tidak sedang membicarakan bahwa > nenek moyang orang Melayu semua adalah perompak. Bahkan Hasan Karman dituntut > untuk melepaskan jabatannya. > > Dahi saya berkerut mencoba memahami tindakan FPI (yang saya maklumi sebagai > tindakan konyol hanya untuk mendapat uang untuk menghidupi organisasinya > seperti yang terjadi di Jawa) sembari terus memotret proses penangkapan > hingga menaikkan mereka ke mobil tahanan. Setelah itu polisi dengan mobil > bajanya berdiri gagah menjaga patung Naga Emas yang sudah punya luka di kaki > tugu. Seketika, sunyi sahabat saya, Laura menelpon dan memerintahkan saya > segera berlalu dari tempat itu. Dia tetap berada di pinggir jalan menanti, > dia etnis Cina yang sempat menyaksikan kerusuhan itu, seperti dia pernah > mematung menyaksikan kerusuhan Mei 1998 dengan mata kepalanya sendiri. > > Kami berlalu, dan berpikir, hebat benar FPI melakukan tindakan itu dengan > membawa isu etnis dan agama sekaligus. Beberapa waktu lalu, dengan gagah > berani, FPI mengobrak-abrik kegiatan waria, gay lesbi di Surabaya dan Depok. > Pun beberapa waktu lalu, FPI Bekasi hendak merobohkan patung â" patung tiga > perempuan yang mengenakan kebaya- dengan alasan patung itu mengenakan busana > ketat. > > Mereka melakukan aksi tersebut pada hari Jumat, hari kaum muslim melalukan > ibadah sholat Jumat,, bersamaan dengan perayaan Waisak, sama sekali mereka > tidak menghormati hari suci Agama Islam dan Buddha. FPI yang mengusung nama > ISLAM melakukan penghinaan terhadap kemanusiaan! Sungguh mengecewakan saya > sebagai seorang muslim. > > Saya sempat mendapatkan informasi spekulatif dari bebapa warga sekitar yang > saya temui, bahwa kegiatan itu digosok oleh isu nenek moyang Melayu perompak, > isu patung Naga Emas, dan isu PILKADA 2011. Pola-pola pergerakan FPI memang > sudah terbaca, pergerakan mereka semata-mata adalah untuk mendapatkan uang, > tak peduli siapa yang ada berada di balik mereka. Di Singkawang, berita > gerakan mereka didukung oleh para orang-orang yang akan bersaing di pilkada > dan beberapa anggota militer yang tentunya memiliki kuasa tentunya atas nama > kontestasi politik praktis. > > Saya mohon maaf karena menuliskan spekulasi siapa yang bergerak di belakang > gerakan tersebut. Saya yang naïf ini berharap bahwa para politikus dan > militer yang disebut-sebut itu tidak benar adanya, karena tentunya mereka > adalah orang-orang mulia. > > Saya bukan penulis berita investigasi, saya hanya seorang manusia yang ingin > bersuara. Saya melihat salah satu sisi kemanusiaan di Singkawang disepelekan. > Kehidupan bernegara pun diabaikan. Siapapun yang mendanai amukan konyol tanpa > alasan yang jelas kaum FPI itu, dia tidak berhak membawa isu sejarah, > etnisitas, jika dia tidak benar-benar memahami sejarah Indonesia, apalagi > sejarah Singkawang! Mungkin Pancasila dan lagu Indonesa Raya pun mereka tidak > hafal. > > Ingin rasanya saya berkata, âhai FPI, sudahlaaaahâ¦jangan mengurusi > masalah etnis, etnis manapun tak layak dibenturkan dengan konflik. Tak hanya > konflik etnis Tionghoa. Kasus Poso, Ambon, Sambas, tak bijak jika terus > diungkit.â Etnis Tionghoa punya hak yang sama sebagai bangsa Indonesia yang > berdaulat. Mereka punya hak dan kewajiban yang sama untuk menegakkan NKRI > HARGA MATI. > > Bubarkan saja FPI kalau fungsinya hanya untuk membuat kacau keharmonisan > hidup bernegara! Seperti terjadinya pembubaran FPI di beberapa daerah di > Pulau Jawa ketika terjadi kasus pemukulan terhadap perempuan dan anak kecil > di MONAS. Jangan takut pada FPI, karena fakta bicara, FPI bukan oraganisasi > agama, tapi hanya mengenakan kedok agama untuk melegitimasi gerakan mereka! > Anggota FPI Singkawang mungkin belum tahu bahwa pimpinan FPI pusat yang > ditangkap, ketika kediamannya digeledah dan ditemukan banyak vcd porno, dia > berkata âaaahâ¦itu kan untuk sarana RISET!â Aih aihâ¦ketua FPI sang > habib pun ternyata mengoleksi vcd porno atas nama riset. Sangat > memprihatinkan. > > Saya pun sangat salut dengan kerja aparat keamanan yang tidak tinggal diam > menyaksikan aksi anarkis FPI. Salut! Semoga polisi Singkawang memang tulus > menjadi abdi dan pelindung warga Singkawang, tanpa memandang etnisitas. > > Bersama surat ini pun saya berharap banyak kepada pemerintah pembuat > kebijakan di tingkat Propinsi Kalimantan Barat dan Kota Singkawang untuk > memberi banyak himbauan kepada warga untuk tidak mudah tergosok isu > etnisitas. Bahwa pendidikan toleransi dan kehidupan berbangsa dan bernegara > adalah hal yang utama. > > Saya tutup tulisan curahan hati ini dengan harapan, walaupun konflik memang > tidak bisa tiada dalam kehidupan bernegara, namun semboyan INDONESIA NKRI > HARGA MATI adalah sumpah sehidup semati, mari bersama-sama memberikan yang > terbaik untuk Negara Indonesia tercinta, tanah tumpah darah kita dengan > meminimalisasi potensi konflik. Tempat kita dilahirkan dan mungkin kelak kita > akan dikebumikan di tanah ini. > > > Salam hormat > Agni Malagina > Pengamat Naga > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >