Saya kira sosok yang bernama Pandji R. Hadinoto ini seorang yang santun yang memiliki pandangan luas dan netral . Ternyata tidak. Begitu membicarakan Israel langsung sumpah serapah keluar yang membutakan semua unsure-unsur intelektualitas. Mengapa mebiarkan diri kecemplung?
Betapa tidak, tanpa adequate knowledge dan data bisa berkata Israel melakukan pembantaian. Terbalik pak yang menyerang itu adalah para aktifis dan Israel berhak mempertahankan diri. Kesalahan komandan Israel adalah masih menuruti nuraninya dengan mencoba berdamai membuak dialog, akhirnya malah anak nuahbya digebukin, dicemplungin ke laut , ditikam dsb. Akibatnya sang komandan melepaskan tembakan yang menewakan beberapa aktivis. Seharusnya bagai kapal yang melanggar batas cukup diingatkan kalau tidak patuh maka ditembak... Disinilah kemenangan Israel dalam melawan orang-orang yang brutal dan sembarangan. Seandainya kita bisa menahan diri tentu akan mampu bukan saja masuk arena akan tetapi juga memenagkan pertandaingan. Isreal memiliki bukti akurat dan UN sdh memerintahkan penyelidikan dan hasil penyelidikan pasti akan mengarah kepada aktovis yang dimotori para terrorist. Bukan hanya Turky yang malu, bahkan Negara-negara Eropah termasuk Belanda yang terus terang sdh mengakui keterlibatan warga Belanda. Masa iya jam terbang yang sdh beranak pinak angka nolnya bisa tersesat hanya karena fanatisme dan kesamaan agama dengan Hamas? Kalau ente memang hanya OMDO sih yah OK-OK saja...orang OMDO.. Sekian dari saya. From: elshintagr...@yahoogroups.com [mailto:elshintagr...@yahoogroups.com] On Behalf Of Pandji R Hadinoto, www.pkpi.co.cc Sent: Wednesday, June 02, 2010 8:22 PM To: El Shinta Group; Forum Pembaca Kompas; Jurnalisme Net; Media Bali; Media DKI Jakarta; Media Jawa Barat; Media Jawa Timur; Media Jogja; Pantau Komunitas; Pemuda Indonesia; Pers Indonesia; Serikat Pekerja Pers; Siaran Pers; Wartawan Jakarta Net; Wartawan Net Cc: Pandji R Hadinoto PKPI Subject: [ElshintaGroup] Welcome Obama To Jakarta ? Latihan Perang TNI-AL dan AS Indikasi Kuat Obama Jadi Datang? lokasi: Home <http://www.jakartapress.com/> / Berita <http://www.jakartapress.com/www.php/news> / OPINI <http://www.jakartapress.com/www.php/news/cat/opini> / [sumber: Jakartapress.com] Rabu, 02/06/2010 | 22:49 WIB Latihan Perang TNI-AL dan AS Indikasi Kuat Obama Jadi Datang? OLEH: ARIEF TURATNO LATIHAN perang bersama antara TNI Angkatan Laut (TNI-AL) dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di sekitar perairan Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) banyak yang menduga sebagai indikasi kuat Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Husein Obama. Benarkah? Pertanyaan semacam ini kita lontarkan, mengingat baru saja, Senin (31/5), sekutu AS di Timur Tengah (Timteng), Israel melakukan pembantaian brutal terhadap para relawan kemanusian di Kapal Mavi Marmara di Laut Meditarina, yang menyebabkan belasan orang tewas, dan puluhan lainnya luka berat dan ringan. Bahkan dalam peristiwa brutal itu, salah seorang relawan asal Indonesia ikut menjadi korban dan masih dirawat di salah satu rumah sakit Israel. Tidak hanya itu, sebelas relawan lainnya yang juga berasal dari Indonesia kabarnya ditahan di penjara negara Zionis tersebut. Dengan serentetan fakta-fakta itulah dan demo terhadap kebrutalan Israel tersebut, yang menyebabkan kita belum yakin bahwa Obama akan datang ke Indonesia. Namun dengan adanya pengamanan yang mulai diterapkan dengan samaran latihan bersama antara militer Indonesia dan AS, itu mengindikasikan kuat bahwa Obama akan jadi ke Indonesia. Tidak hanya itu, seperti diberitaan bahwa pesawat angkut AS yang membawa logistik Obama telah mendarat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali dengan membawa sejumlah perlengkapan untuk menyambut kedatangan Obama. Ini semakin memperkuat dugaan kemungkinan Obama memang akan datang. Namun kedatangan Obama kali ini belum tentu ke Jakarta. Mungkin dia hanya akan singgah di Bali saja. Dipilihnya Bali tentu juga sudah diperhitungkan pihak keamanan AS. Luas pulau yang tidak begitu besar, area yang lebih terbatas, serta seluruh pulau dikelilingi laut, sangat memudahkan pihak keamanan AS melakukan penjagaan. Dan lebih dari itu, mayoritas penduduk Bali yang bukan umat Islam, serta kecurigaan masyarakat Bali yang begitu tinggi terhadap para pendatang, terutama setelah Bom Bali I dan Bom Bali II. Menyebabkan, Obama dan AS merasa lebih aman berkunjung ke Bali daripada Jakarta. Karena itu Jakarta boleh kecewa, juga anak-anak Menteng boleh saja gigit jari, sebab kemungkinan Obama datang ke Betawi sangatlah tipis. Tidak hanya orang Menteng yang harus kecewa, masyarakat Yogyakarta atau Magelang yang sebelumnya sempat dikabarkan Obama akan berkunjung ke Candi Borobudur pun harus bersabar. Karena dengan melihat kondisi serta situasi sekarang, nampaknya semua itu sulit diwujudkan. Pertanyaannya adalah mengapa Obama dipastikan berani datang ke Bali (Indonesia)? Ada beberapa agenda yang perlu dan sangat mendesak Obama jelaskan kepada mitranya Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Terutama sekali Obama ingin menjelaskan masalah penyerbuan pasukan khusus Israel ke Kapal Mavi Marmara yang kebetulan di dalamnya ada sekitar 12 orang relawan. Satu orang relawan diantaranya menderita luka parah akibat serbuan Israel itu. Sebelas orang lainnya dikabarkan ditahan di penjara Israel. Mengapa Obama atau AS perlu menjelaskan masalah tersebut kepada Indonesia? Karena Obama melihat, Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia. Indonesia selain menjadi mitra paling dekat dengan AS, juga menjadi pendukung Palestina. Posisi inilah yang menyebabkan Obama perlu ketemu dengan SBY dan bicara langsung mengenai tragedi tersebut. Penjelesan langsung menurut Obama sangat diperlukan agar tidak timbul salah paham antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah AS. Inilah barangkali yang menjadi alasan kuat Obama bakal datang ke Bali. Jadi, kemungkinan besar pembicaraan antara kedua pimpinan negara itu akan berlangsung di Bali. Lebih dari itu, sampai sejauh ini meskipun ada himbauan dan pernyataan dari sejumlah Ormas Islam bahwa mereka akan melakukan demo menolak kedatangan Obama, sekaligus mengutuk perbuatan Israel. Namun, sejauh ini kita belum tahu apakah demo semacam itu juga akan terjadi di Bali? Kalau pun memang nantinya terjadi demo di Bali, kita yakin jumlah pendemo sangat kecil. Bahkan mulai saat ini, maupun sebelumnya, pihak keamanan kita yakin telah mnenyisir kemungkinan terjadinya demo tadi. Dan kondisi inilah yang sekali lagi dapat dikatakan merupakan indikasi kuat bahwa Obama akan datang ke Indonesia, tetapi bukan ke Jakarta. Dia hanya akan ke Bali, dan soal berapa lama kunjungan tersebut pun belum pasti. Mungkin hanya satu jam, dua jam, satu hari, dua hari. Bahkan setengah jam pun bisa terjadi, kalau itu dirasa cukup. Itulah yang kita tangkap dari arti latihan militer antara militer kita dengan militer AS. (*) PANCASILA IS WELCOMING FOR PRESIDENT OBAMA The visit of President Obama to Jakarta, Indonesia, next mid of June 2010, will be a road to world history considering that Obama was in Jakarta years ago when attending in an elementary school, and Pancasila itself, the five guidance principles of the way of human-being life, was born in Jakarta in June 1st, 1945 which then appealed by the Presiden Soekarno of the Republic of Indonesia in September 30th, 1960 at the United Nation as prime universal (charter) when giving speech To Build The World A New. Those are Believe in God, Nationalism, Humanity, Democracy and Social Justice. Today, Pancasila is 65 years old and having great contributions especially to the nation and character building of the people of the Republic of Indonesia since the declaration of independence in 17 August 1945, and respected by some other nations in the world as well. Next to go, there is greatly understanding that Pancasila will be the light star for the world wide human and nation developments, since substantively Pancasila has been rooted in the daily living of the people since Indonesia as the mother of civilization as stated by Prof Arysio dos Sandos of Brazil in his book Atlantis, the lost continent finally found [2005]. A number of prominent citizens of Pancasila Study Club (PSC) Jakarta in May 20th, 2010 then declare a so-called the Nationalist-Pancasila in order to achieve namely the Holy World 2015 at least for Indonesia itself. However it would be a great deal if all the people in the world will have the similar perspective considering that social justice is the precondition for world peace which then is required to gain the prosperity. In this respect, the visit of President Obama is recommended to bring political wisdom i.e. Social Justice To Reduce Poverty and To Gain Prosperity. That declaration above is further stating that the precondition to strengthen the existence of that Nationalist-Pancasila mentioned above especially for Indonesia, by implementing the 7 (seven) National Resiliences Strategy and the 9 (nine) Pilars of Political Civilization, which these genuine local wisdom will be an advantage also to all the people of the world to adopt if considering them specifically in good care for better quality of world life. In reference with the utmost good faith, it is most suggested that the visit of President Obama is to generate this road to world history for achieving the world poverty free as the milestone of Holy World through a political initiative so-called social security world plan. Jakarta, June 1st, 2010 Pandji R Hadinoto Chairman, Alumni Association of IBLAM School of Law Office : Jalan Kramat Raya No. 27, Jakarta Pusat 10450, Indonesia eMail : pancasil...@yahoo.com <http://id.mc767.mail.yahoo.com/mc/compose?to=pancasil...@yahoo.com> / www.jakarta45.wordpress.com [Non-text portions of this message have been removed]