Yth Rekan milis,

Menarik untuk melihat dengan jelas apa yang diusulkan oleh anggota DPR tentang 
Dana Aspirasi.
Ada yang melihat dari aspek Konstitusi,ada pula yang melihat dari segi 
pertanggung-jawaban/accountability ada pula yang melihat bagaimana 
opersionalisasi dari dana Rp 15 Milyar per anggota DPR.

Suatu hal yang jelas terlihat adalah adanya kesenjangan antara harapan dan 
kenyataan yang mestinya
diharapkan oleh masyarakat dari para penyelenggara negara apakah 
eksekutif,legislatif maupun yudikatif.
Makin besar GAP atau kesenjangan makin banyak hal yang perlu diperbaiki untuk 
memperkecil kesenjangan.Menurut Peter Drucker praktisi tentang inovasi,beliau 
mengatakan,makin besar GAP maka makin di perlukan inovasi agar harapan dan 
kenyataan untuk menjadikan rakyat lebih sejahtera,bisa terpenuhi.

Oleh karena terlalu banyaknya kesenjangan dimana-mana maka timbul pemikiran 
yang inovatif untuk bisa
mengatasi GAP dan kesenjangan.Kalau dilihat di media masa,kesenjangan akibat 
dari kapasitas dari lembaga dan kompetensi serta niat yang menyimpang 
terpampang begitu parah disegala sektor.

Seperti observasi dari Presiden Megawati ,bahwa salah satu masalah di Indonesia 
adalah birokrat sampah.Meskipun setahu saya banyak birokrat yang cerdas dan 
masih idealis dimana-mana,namun mereka belum bisa menciptakan "critical mass" 
untuk dapat merubah lembaga menjadi birokrat yang efektif.Usulan adanya 
REFORMASI yang lebih mempunyai konsep,karena tiadanya konsep reformasi yang 
jelas sejak dilontarkannya Reformasi menjelang lengsernya Presiden Suharto.

Pendekatan lain yang telah di deklarasikan oleh Asosiasi Sistem Inovasi 
Nasional untuk Tanah Air atau 
disingkat A-SINTA, tgl 20 Mei,di Jakara oleh Forum Diskusi yang dipimpin oleh 
Bung Kemal Surianegara,mencoba mengajukan suatu konsep untuk mengatasi 
kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diinginkan oleh rakyat.

Intisari dari DEKLARASI dimulai dengan ayat yang sering disitir Bung Karno 
sbb;....Tuhan tidak akan
mengubah suatu kaum,sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Surah 
Ar-Ra'du,11;13.

Mulai dengan identifikasi masalah bangsa yaitu;
1.Persaingan Internasional saat ini dan dimasa mendatang akan semakin berbasis 
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,oleh karena itu apabila ingin bertahan hidup 
maka semua bangsa didunia dituntut untuk memanfaatkan IPTEK secara maksimal 
untuk mempertinggi daya saing produk dan jasanya.
2.Perlunya kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat 
untuk mewujudkan pembinaan daya saing bangsa.
3.Gagasan besar di negeri ini masih lemah karena tidak sinerginya sistem 
sosio-politik dengan sistem tekno-ekonomi,sehingga selama 65 tahun NKRI belum 
berhasil menerjemahkan spesifikasi abstrak RAKYAT SEJAHTERA menjadi spesifikasi 
riil yang nyata terasa oleh rakyat.

Sehingga saat ini 3 solusi penting di usulkan untuk pertumbuhan ekonomi bangsa 
yaitu;

1.Peningkatan modal/capital untuk kebijakan/policy untuk menumbuhkan ekonomi 
pedesaan,dengan memperbaiki pelaksanaan program KUR dan PNPM untuk UKM di 
daerah,
2.Menambah "value-added" untuk produk dan jasa Indonesia dengan pemberian 
teknologi tepat guna kepada UKM dan penambahan GERD menjadi 0,5 -1,0% untuk 
LITBANG,
3.Perlunya teknologi inovatif yang mempunyai momentum ekonomi dan budaya yang 
dapat mempertinggi harkat bangsa dan kepercayaan diri bangsa,bahwa "bersama 
kita bisa".

Program dan Tindak Lanjut:

1.Mengajak sebanyak mungkin warga dan masyarakat Indonesia yang sadar akan 
pentingnya Sistem Inovasi Nasional dengan adanya Komite Inovasi Nasional dan 
Komite Inovasi Daerah,
2.Mempromosikan dan menjadi penggerak komersialisasi hasil penelitian tepat 
guna dari lembaga LITBANG dan Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia,
3.Pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan SDM yang mempunyai budaya 
cipta,karya dan karsa,berbudaya wirausaha dan birokrasi yang efektif,
4.Memacu terciptanya jaringan komunikasi yang efektif dalam rangka sinergi ABG 
(Akademisi,pe-Bisnis
dan Government) yang produktif termasuk penciptaan kerjasama internasional 
untuk bisa memenuhi kriteria sukses dalam skala internasional,
5.Melalui Perguruan Tinggi Lokal (PTL) dimana sukarelawan baik dosen maupun 
mahasiswa/i dalam program Kuliah Kerja Nyata versi baru dengan biaya 
khusus,merupakan titik simpul alih teknologi tepat guna kepada masyarakat dan 
wirausahawan lokal.Hasil lain adalah membuat para lulusan PT lebih cerdas dan 
trampil dalam wirausaha maupun sebagai penyelenggara negara nantinya,
6.Melalui advokasi dalam pembinaan tumbuhnya UKM di daerahnya 
masing-masing,sesuai pola pikir "Think Globally and Act Locally".

Program Operasional 2010-2014;

1.Penciptaan Kerja dalam wadah BINA USAHA KECIL NUSANTARA dengan sasaran 
menciptakan kerja melalui UKM dengan PTL sebagai titik simpul alih teknologi 
tepat guna dari Lembaga LITBANG dengan sasaran strategis; untuk setiap 1 juta 
penduduk diharapkan dapat tercipta 15,910 UKM dalam 
5- 7 tahun mendatang.UKM dengan jumlah pegawai 8 orang per UKM,berarti tercipta 
127.280 pekerja
per 1 juta peduduk.
Contoh Brazil bisa klaim sebagai "world producer untuk tropical juice" untuk 
penciptaan produknya.

2.Capacity Building dalam wadah BINA PERCEPATAN KINERJA LEMBAGA,dimana melalui 
tugas akhir mahasiswa/i dan interaksi serta pembelajaran dari lembaga 
pemerintah bisa didapatkan cara baru/inovasi dalam organisasi dan rutinitas 
yang efektif,sehingga terjadi percepatan kinerja dalam melayani kebutuhan 
masyarakat.Termasuk disini analisi yang serius mengapa BUMN di Indonesia tidak 
bisa mempunya kinerja seperi BUMN luar negeri ,misalnya Singapore Airlines.

3.Teknologi Baru yang mempunya momentum penting dalam BINA WAHANA TEKNOLOGI,
seperti di bidang energi,transportasi,pangan dll.

Dana 0,5 -1 % untuk LITBANG dari APBN adalah setara dengan apa yang diminta 
untuk anggota DPR yaitu sekitar Rp 8,4 triliun (data dari Media Indonesia,6 
Juni 2010).Saat ini dana LITBANG Indonesia 
sekitar 0,04% (kira-kira 1/10 Malaysia yang GERD-nya adalah 0,5%).
Dana untuk Kuliah Kerja Nyata bisa disediakan dari dana DIKNAS (20% APBN) yang 
cukup besar sehingga bisa membantu KKN dan Tugas Akhir mahasiswa di seluruh 
Indonesia,yang SMART (specific,measurable,achievable,relevant/realistic and 
time bound). 

Mohon menjadi pertimbangan para pembuat keputusan di negeri ini,jalan terbaik 
untuk diambil
dalam rangka mensejahterakan rakyat dan kekuatan bangsa yang menjadi pertaruhan.
Semoga tulisan singkat ini,bermanfaat dalam mengatasi krisis yang menggejala 
dimana-mana.

Salam Hormat,
Bakri Arbie 
Anggota Deklarator A-SINTA.


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke