Keren.. Setuju pak.. Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: manneke budiman <hepaest...@yahoo.ca> Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Tue, 3 Aug 2010 21:30:10 To: <Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com> Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS)
Kalo di Afghan soalnya dipaksa sama Taliban, Pak. Jika tak nurut, bisa hilang nyawa. Paling mujur disiram air keras mukanya. makanya di dalam persepsi Barat, burqa dianggap sebaga simbol penindasan perempuan. Namun di negeri-negeri Barat kini ada sejumlah perempuan Muslim yang tetap memakai burqa atau niqab sesudah berimigrasi ke sana. Kemungkinannya dua: keluarganya menekan mereka untuk tetap memakai, atau mereka sendiri tetap mau memakainya (mungkin karena sudah terbiasa sejak kecil waktu masih tinggal di negeri asal). Yang terpenting adalah kita mesti pasti bahwa perempuan itu memakai jilbab/chador/niqab/burqa karena kesadaran dan pilihan sendiri, bukan atas tekanan orang lain. Dan tugas negara adalah melindungi kebebasan untuk memilih busana terbaik untuk diri sendiri itu. manneke --- On Tue, 8/3/10, Samali Djono <dsamali2...@yahoo.com.au> wrote: From: Samali Djono <dsamali2...@yahoo.com.au> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS) To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Tuesday, August 3, 2010, 6:27 AM selamat sore (waktu Jakarta) Pa'Manneke ... ketemu lagi, masih di FPK saya pernah membaca disuatu majalah bahwa seorang wanita Afghanistan yang harus memakai burqa itu sebetulnya menderita ... ? salam, djs ________________________________ From: manneke budiman <hepaest...@yahoo.ca> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Fri, 30 July, 2010 14:22:50 Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS) Hehehe, ini logikanya morat-marit banget. Tidak ada satupun negara Eropa melarang umat Muslim ke mesjid dan menunaikan shalat. Swiss melarang pendirian menara mesjid atau minaret, tapi tidak melarang pembangunan mesjid. Prancis tidak hanya melarang burqa dan niqab, tapi juga melarang pemakaian simbol-simbol agama lainnya di tempat umum. Belgia, belanda dan Inggris kini sedang mewacanakan pelarangan burqa dan niqab, tapi bukan pelarangan shalata ataupun ibadah di mesjid. Siria yang negara Arab pun melarang burqa dan niqab di tempat umum. Apa Anda pikir Siria itu mayoritas bukan orang Islam? Atau Siria sudah pindah lokasinya ke benua Eropa? Terakhir, kalau ada negara lain (apalagi yang dicap "kafir") melakukan kebodohan, situ yang ngaku lebih ber-Tuhan jangan ikut-ikutan bodoh dengan meniru-niru ulah mereka. Kok demi membenarkan perbuatan tercela di negeri sendiri, lalu pake negara lain sebagai dalih? Kaya anak baru belajar gnompol aja :) Tugas sebuah negara adalah melindungi semua warganya dari tindak diskriminasi ataupun tekanan apapun. MInoritas justru lebih perlu dilindungi sebab selalu terancam oleh ulah bully kaum mayoritas yang mentang-mentang dan aji mumpung. manneke --- On Fri, 7/30/10, arrur...@yahoo.co.id <arrur...@yahoo.co.id> wrote: From: arrur...@yahoo.co.id <arrur...@yahoo.co.id> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gereja Disegel Bupati Bekasi Saaduddin (PKS), Jemaat HKBP Filadelfia Diterima DPR To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Friday, July 30, 2010, 12:32 AM Tidak hanya di Indonesia saja, minoritas selalu dipersulit dalam beribadah, di negara-negara Eropa lainnya seperti itu juga. Contohnya saja, Swiis yang tidak pernah menerapkan aturan pelarangan agama, malah ikut-ikutan menyetujui pelarangan Burqa atau jilbab. Demikian juga di Prancis, Belgia dan negara Eropa lainnya. Justru sebaliknya, Amerika Serikat berdasarkan jajak pendapat di sana tidak mempersoalkan Burqa atau jilbab tersebut. Minoritas tetap minoritas. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]