Rekan-2 FPK, menurut saya, justru inilah hal yang sangat mendasar dan sangat mutlak harus diupayakan oleh penikmat uang negara yang notabene uang rakyat. Kondisi seperti itu tidak dapat dibeli dengan uang, apalagi hanya dengan himbauan yang oleh sebagian besar rakyat nggak bedanya seperti mendengar lagu keong racun. Setiap kondisi, apapun itu, harus berdiri diatas suatu dasar / fundamen, yang pembentukannya sudah pasti membutuhkan waktu, energi dan biaya. Tapi pertanyaan nya kan, pihak mana kah yang lebih wajib memikirkan serta mengupayakan terwujudnya fundamen yang dibutuhkan untuk kondisi yang kita inginkan bersama? Ya jelas mereka itu yang memegang wewenang, yang sedang terkesima dengan kekuasaan sesaat yang ada ditangannya tanpa adanya cambuk yang mengontrol sepak terjangnya dan lagi, cambuk yang tidak bisa diajak berkompromi (berbagi keuntungan) .. ujung nya, semua pihak dari hari kehari tanpa bosan, yah menghimbau! Kembali ke masalah tertib lalu lintas (he he, jadi ingat tulisan yang harganya jutaan rups, tapi substansinya terdungu sedunia: "anda memasuki wilayah tertib lalu lintas"), salah satu faktor yang terpenting mutlak dimiliki, adalah setiap identitas kendaraan (yang disebut nopol) harus dapat terlihat dengan jelas, unik (tdk ada yg kembar) dan harus setiap saat DAPAT DILACAK hingga ke pemilik, atau yang sedang mengendarai kendaraan tersebut saat sipengendara berprilaku janggal dalam berlalu-lintas. Coba teliti, disetiap negara yang lalu lintasnya tertib, MUSTAHIL bila kondisi itu tidak dipenuhi. Daan .. masih banyak lagi hal-2 mendasar yang mutlak harus diupayakan, kalau tidak, yah kita hanya adu bacot nggak puguh.. sementara orang2 tersebut tetap saja menguras uang negara secara "legal" dan kita, kenyang himbauan.
Salam, bodo --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adyanto Aditomo <adyantoadit...@...> wrote: > > Soal Polisi Lalu Lintas, sebetulnya saya kasian sama Polisi Lalu Lintas di > Jakarta. > Bayangkan, untuk menertibkan Lalu Lintas di suatu perempatan yang sangat > padat, diperlukan setidaknya 10 Polisi untuk menertibkan dan mengatur Lalu > Lintas di lokasi tersebut. > Kadang saya lihat jumlah Polisinya bisa lebih dari 10 orang, akibat para > pengendara tidak tertib. > Saya bandingkan dengan di China, untuk mengatur Lalu Lintas sepadat di > perempatan tersebut cukup 1 atau 2 Polisi saja yang mengatur dan semuanya > beres. > Mengapa??? > Karena para Pengendara di China jauh lebih tertib dan jauh lebih menghargai > Aparat Kepolisian yang bertugas mengatur Lalu Lintas dibandingkan masyarakat > Indonesia. > Artinya: Kepolisian China bisa lebih menghemat energi dalam mengatur Lalu > Lintas yang padat dan macet. > Â > Salam, > Adyanto Aditomo