Pak Cepi, wah saya ikut prihatin dengan cerita Bapak. Pengalaman saya, kalau kita punya masalah dengan bank. dll, maka cara yang paling manjur adalah menulis surat pembaca di koran. jadi coba pak, tulis surat pembaca di berbagai surat kabar nasional dan juga Jakarta Post. Biasanya Bank langsung malu> Mungkin Bapak bisa mengadukan hal ini ke YLKI juga, karena seingat saya mereka juga punya pelayanan untuk nasabah bank, salam, binny
On Mon, 16 Aug 2010 12:14:57 +0800 (SGT), Cepi Al Hakim <alhak...@yahoo.com> wrote: > Astadfirullah...saya ikut prihatin dg cara-cara tersebut memaksakan > kehendak dan memakai kekerasan. saya juga pernah alami hal tersebut, > sering di teroro oleh debt kolektor, karena tidak merasa punya salah saya > minta ketemu langsung dg orangnya nanti bisa di selesaikan akhirnya kita > bertemu, eh beraninya aja di telp teriak-teriak...pas ketemu nggak ada > seremnya meskipun mereka dari (maaf : papua, maluku dan timor), akhirnya > kita selesaikan dan mereka paling saya kasih ongkos bensin aja. kalo > mereka ngancam saya ancam lagi, dan kalo dia bilang dari bank tidak ada > dalam aturan Bank Indonesia tentang Debt Collector, bicara hukum mereka > ngeper juga, asal memang kita tidak salah...lanjut maaang !!! > salam hangat, > > > > From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com > [mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of marcel aditya > Sent: 14 Agustus 2010 21:05 > To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com > Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bank HSBC dan Standard Chartered mengancam > orang yang tidak bersalah > > > > > > Selamat Malem > Saya tinggal di tempat tinggal saya yang sekarang sejak bulan desember > 2009. > Sering sekali bank Standard Chartered Bank(setelah ini saya sebut SCB) dan > HSBC telpon untuk cari orang yang namanya Novana Effendie. Tiap kali saya > angkat saya bilang kalo saya ga kenal dengan bapak novana effendie, dan > saya > juga mempersilahkan pihak bank dateng ke rumah saya kalo memang ga percaya. > Kalo menurut info dr hansip sekitar rumah saya, bapak novana itu adalah > yang > ngontrak rumah disini sebelumnya dan sudah pindah 1,5 - 2tahun yang lalu. > > Sampe puncaknya tanggal 22 juni 2010, ada debt collector dari bank (jujur > saya udah ga sempet tanya dari bank yang mana karena kadang2 debt collector > cuma menyebutkan bank) telpon saya dan menanyakan soal bapak novana > effendie. Sekali lagi saya bilang kalo saya ga kenal, tapi si debt > collector > ga percaya dan bentak2 sambil memaksa saya untuk ngaku kemana bapak novana > pindah. Yah tentu saja saya ngotot ga tau, karena memang saya ga kenal > dengan pak novana effendie. Lah wong ga kenal suruh kasih tau kemana dia > pindah kan aneh. Karena saya udah emosi diteror terus, akhirnya saya dengan > kesel nanya balik "Pak tolong kasih tau saya harus gimana yah supaya > percaya > kalo saya ga ada hubungannya dengan pak Novana effendie"? > Setelah itu si debt collector malah mengancam saya dengan bentakan "EH > ANJ*NG (maaf tapi memang itu yang disebutkan oleh debt collector tsb) > JANGAN > MACEM-MACEM LU YAH. JANGAN SAMPE GUE PENGGAL PALA LU". Sehabis mengancam > saya telponnya langsung ditutup oleh dia. > > Karena saya udah terlalu emosi setelah kejadian itu langsung saya > menyempatkan diri untuk mampir ke standard chartered cabang kebon jeruk dan > diterima oleh cust. service (mbak Widiawati) dengan no laporan ref. > 10.228204. Mbak widiawati membantu saya membuatkan laporan dan menelpon > call > leader bagian collection yang bernama pak Rizal untuk menjelaskan duduk > perkaranya. Sehabis itu saya juga ke bank HSBC cabang Puri Kencana dan > bertemu dengan cust service yang bernama Rara. Saya juga dibuatkan laporan > yang pada intinya bahwa saya tidak ada hubungannya dengan bapak novana > effendie.Itupun setelah saya setengah mengamuk, tadinya cuma dibilang ga > bisa bantu apa2. Setelah itu saya pikir masalah sudah selesai dan saya bisa > pulang dengan tenang tanpa gangguan dan ancaman lagi dari SCB dan HSBC. > > Tapi ternyata saya salah. Teror dari bank SCB & HSBC belom berakhir. > Tanggal > 26 july 2010 saya masih diteror terus oleh bank SCB dan HSBC. Masih dengan > cara yang sama yaitu dibentak2. Semenjak tanggal 22 juni 2010 s/d 26 juli > 2010 pun beberapa kali saya menerima telpon dari pihak SCB dan HSBC, namun > saya tetep mencoba bersabar dan menjelaskan masalahnya. Tapi kesabaran > orang > ada batasnya, dan hari ini (14 agustus 2010) saya didatengin debt collector > dari HSBC yang bernama Jon. Karena saya ga dirumah akhirnya saya cuma > bicara > lewat telpon dengan bapak Jon melalui handphone pembantu rumah tangga saya. > Saya berusaha menjelaskan lagi dengan baik2 bahwa saya sudah pernah ke HSBC > cabang puri kencana dan saya sudah menjelaskan mengenai masalah ini. > Akhirnya saya tanya gimana caranya supaya saya ga diganggu lagi, dia bilang > dia akan meninggalkan no telpon bank yang bisa dihubungi. Saya bilang oke > pak, makasih. Akan tetapi ketika saya sampai dirumah ternyata ada surat > "cinta" dari pak jon yang berisi: > > ---------------------------------------------------------- > Kepada orang penipu : Novana Eff Mizasukma > Hall : Penagihan K-Card Master HSBC > NO card : xxxx-xxxx-xxxx-xxxx(sengaja saya samarkan) > Balance : Rp. 26.891.000,- > > Kami minta jangan buat kami cape ke 5 kali. Segera lunasi dan ambil surat > lunasnya di HSBC pusat. Gedung Menara Mulia lantai 18. Jalan Gatot Subroto > kav 9-11. Jakarta. Telp : 5246222 ext 3218-16-17 > > Jon hp 9921XXXX > > ---------------------------------------------------------- > > Surat tersebut saya ketik ulang kata per kata(kecuali pada no kartunya dan > no telp debt collector). > Padahal waktu di telpon sepertinya pak jon sudah mengerti bahwa saya bukan > orang yang dimaksud, bahkan saya masih bermaksud baik dengan bilang sama > pak > jon coba tanya2 sama hansip disitu. siapa tau mereka lebih tau. > > Yang saya mau tanyakan pada bank SCB dan HSBC, gimana yah caranya saya > supaya bisa hidup tenang tanpa diteror dan diancam lagi? Saya maupun istri > saya TIDAK punya hubungan apa2 dengan bpk novana effendie. Jangan suruh > saya > ke kantor pusat, karena saya pihak korban disini masa masih harus susah2 > menyempatkan waktu ke kantor pusat? Saya merasa terganggu sekali dengan > telpon2 dari SCB & HSBC, apalagi sampai mengancam mau menggal kepala saya > segala. Apakah begini cara SCB dan HSBC memperlakukan orang yang tidak > bersalah dan bukan nasabahnya? > Seperti yang saya sudah bilang sama pihak bank dan penagih2 yang telpon, > kalo memang ga percaya silahkan dateng aja aja ke rumah saya untuk > menyelesaikan masalahnya secara baik-baik. Namun apakah pihak bank segitu > sibuknya sampe tidak ada yang dateng untuk menyelesaikan masalah? Apakah > memang lebih mudah meneror orang yang tidak bersalah daripada membereskan > databasenya? Apakah lebih baik menyuruh debt collector dateng untuk bentak2 > orang diluar orang tersebut bersalah atau tidak? > > Kalau ada yang pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya mohon bantuannya > share disini saya harus bagaimana. > > thx in advance > > regards, > > marcel > > [Non-text portions of this message have been removed]