Saya setuju jika  dikatakan pembinanan pertanian  Idoebnsia  salah kaprah

tapi dalam pengertian ,  liobarealisasi gak mau, 
tapi    meningkatkan  daya saing petani gak bisa


jadinya susah ..cuma koar koar ttg  swa sembada 
tanpa makna, makanya target swa sembada mundur 
terus, dan kalau begini caranya gak pernah akan 
ada  swa sembada, sa[pi, gula kedele

pingin diskusi serius ttg ini  .. ttg bagaimana 
seharusnya arah pembangunan pertanian kita


mestinya jangan cuma protes impor dong..kan ada 
konsumen yang memerlukan , yg jumlahnya lebih ebsdar dari jumlahpetani


mestinya, bagaimana membina petani  dgnbenar  shg 
ptroduksinya naik kwlaitasnya bagus dan harga nya bersaing dgn impor


Bukan nahan impor, barang ajdi langka, harga melambung dan gak kebeli konsumen


HS

At 11:30 PM 8/16/2010, manneke budiman wrote:
>
>
>Sebab stabilitas pasar adalah kunci survival 
>neoliberalisme. Tanpa pasar yang stabil, neoliberalisme bubar.
>
>Peternak sapi lokal tak akan kuat bersaing 
>melawan sapi impor yang didukung kapital besar 
>dan jaringan internasional. Tapi dalam 
>neoliberalisme, pemerintah tak boleh kasih 
>proteksi ke mereka. Yang harus diberi proteksi justru keran impor.
>
>manneke
>
>--- On Sun, 8/15/10, Kukuh Kumara 
><<mailto:keykmr%40yahoo.com>key...@yahoo.com> wrote:
>
>From: Kukuh Kumara <<mailto:keykmr%40yahoo.com>key...@yahoo.com>
>Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Soal Sapi (Sapi beneran)
>To: 
><mailto:forum-pembaca-kompas%40yahoogroups.com>forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com,
> 
><mailto:angka74%40yahoogroups.com>angk...@yahoogroups.com, 
><mailto:koral-aup-stp%40yahoogroups.com>koral-aup-...@yahoogroups.com
>Received: Sunday, August 15, 2010, 7:21 PM
>
>Ada apa ini? Menko Perekonomian menegaskan, 
>impor daging sapi atau sapi tetap diperlukan 
>untuk menjaga stabilitas harga di tingkat 
>pengecer. Atas dasar itu, pasokan sapi harus 
>dijamin mencukupi, berapa pun permintaan dari 
>masyarakat. (Kompas, 16 Agustus 2010).
>Disisi lain pengusaha feedloter mengatakan bahwa 
>penurunan impor yg "mendadak" menyebabkan 
>ketidak pastian usaha terkait dengan volume dan 
>kontinuitas pasokan sapi (impor?) bagi 
>perusahaan produsen daging dan penggemukan sapi.
>Penurunan impor ini kata feedloter akan 
>mengakibatkan utilisasi kapasitas kandang 72% 
>lebih rendah ketimbang posisi pada Desember 2009.
>Padahal kemarin juga di Kompas, Direktur Jendral 
>Peternakan mengatakan bahwa penurunan impor 
>alokasi impor sapi tidak dilakukan mendadak, 
>karena Kemtan sudah mengeluarkan surat edaran 
>penghentian surat persetujuan pemasukan atau 
>izin impor sapi bakalan pada 20 Januari 2010.
>Lebih lanjut dia mengatakan bahwa impor sapi 
>bakalan yg terlalu besar mengakibatkan harga 
>sapi ditingkat peternak jatuh. Karena saat ini 
>ada surplus ketersediaan sapi hingga 198,000 
>ekor. Sapi2 tersebut tersebar di 18 provinsi sentra produksi sapi.
>Masih berita di Kompas, ditengah harga sapi yg 
>melambung, ternyata peternak didaerah kesulitan 
>menjual sapi. Kalau ada pembeli, sapi ditawar dg harga murah.
>Dari yg saya tangkap dan cerna diatas mana 
>sebeneranya yg betul dan benar2 mengedepankan kepentingan nasional?
>Saya bukan ahli dagang sapi, jadi mohon yg 
>mempunyai pengetahuan atau keahlian bersedia memberi pencerahannya.
>
>Salam
>Kukuh Kumara
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>

Kirim email ke