sebuah saran yg sangat positif, permasalahnya adalah kapan lagi film unyil diproduksi secara konsisten ? memang saat ini ada film unyil, tapi itu hanya dikondisikan sebagai "pembawa acara" tidak seperti dulu yang ditayangkan selayaknya hiburan bermutu bagi anak Indonesia. Saat itu ada Pak Raden yang mewakilkan suku Jawa, mbok Bariyah sebagai suku Madura sampai ke Melani sebagai representative cina. Sungguh kombinasi yang cukup positif. Nah yang terjadi sekarang tidak ada tv yg memproduksi film seperti itu lagi, tv lebih penuh dengan sinetron basi ataupun kuis yg gak jelas itu. Panji koming dan oom pasikom sangat membumi tapi sekali lagi tdk ada yg mau memproduksi sebagai sebuah tontonan di media elektronik.
salam merdeka agus berbagi informasi seputar Kebudayaan Indonesia di: www.indonesia-budaya.blogspot.com --- On Tue, 8/17/10, kart...@publicpolicylobbyfirm.com <kart...@publicpolicylobbyfirm.com> wrote: From: kart...@publicpolicylobbyfirm.com <kart...@publicpolicylobbyfirm.com> Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sketsa Puasa 2 : Berpuasa Berserial Animasi Malaysia To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 17, 2010, 4:47 PM Keponakan saya yang berusia 4 tahun, indigo dan dapat menembus dimensi dunia lain sangat tidak suka dengan kartun upin ipin, karena menurutnya kedua tokoh itu tidak menarik untuknya, selain karena berkepala plontos menyerupai tuyul yg sering dijumpainya, bahasa melayu yg digunakan juga tidak enak didengar.. Lucunya, ketika saya memperkenalkan tokoh si unyil dengan kostum sarung dan peci, dia sangat menyukainya, dia bilang unyil lebih enak dilihat dan cerdas.. Sebenarnya masuknya tokoh2 film kartun dari negara lain adalah merupakan Foreign Policy Strategy dalam bentuk "Soft Power" dan kita tidak sadar bahwa kita telah dijajah dalam bentuk doktrinisasi budaya.. Oleh karena itu, bagi sahabat sahabat yg peduli dengan produk budaya negeri sendiri, mulailah dengan bijak untuk selalu konsisten memperkenalkannya kepada anak anak, karena tidaklah membanggakan jika anak anak kita hanya kenal Mickey Mouse, Dora Emon, maupun Upin Ipin, tetapi tidak kenal Panji Koming, Si Unyil, Om Pasikom dan lain-lainnya yg tak kalah hebatnya dengan produk budaya bangsa lain.. Wassalam, Kartika Djoemadi