Saya seorang muslim, bagi saya dan sepanjang pengetahuan saya, Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa, namun beliau adalah manusia biasa yang luar biasa. Ketika beliau menyebarkan agama Islam, tidak jarang beliau dicaci maki, dihina dan bahkan dilempari kotoran binatang dan manusia, sampai Malaikat Jibril pun marah dan berkata "Wahai Muhammad, jika kau perintahkan, aku akan angkat Jabal Nur (bukit cahaya) dan kutimpakan di kepala mereka", tapi dengan tenang dan penuh kesabaran beliau menjawab "Jangan, barangkali nanti diantara mereka ada yang menjadi pengikutku". Nabi Muhammad, oleh Allah SWT, telah diberikan tempat di Surga di sisi Allah SWT namun setiap hari beliau melafadzkan "astaghfirullah al'azim" (mohon ampun kepada Allah) tidak kurang dari 1000x. Nabi Muhammad SAW, sebagaimana nabi2 lainnya (Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, Nabi Daud AS, dll), adalah manusia biasa, bukan Tuhan dan tidak memiliki sifat ketuhanan/keilahian, mereka hanya memiliki mukjizat seperti Nabi Musa AS yang dapat membelah Laut Merah dengan tongkatnya atau Nabi Isa AS yang dapat menyembuhkan orang sakit. Nabi Muhammad adalah manusia biasa, beliau menikah, punya keturunan, mengalami sakit dan wafat. Namun Nabi Muhammad SAW menjadi manusia yang luar biasa karena sifat2nya dan tindakan serta perilakunya yang luar biasa. Kehebatan dan kepemimpinannya diakui oleh dunia.
________________________________ From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com on behalf of [EMAIL PROTECTED] Sent: Wed 9/5/2007 7:10 PM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Guntur Romli dan usaha rekonstruksi sejarah Kenabian Muhammad saw Pak Guntur, yth Tulisan Pak Guntur tentang sejarah kenabian Muhammad sangat informatif, dalam, dan memerlukan kerja keras, dan tentu "long order". In my opinion, tulisan Pak Guntur plus bukunya- meski saya belum baca, tampaknya akan menuai "badai" di negeri ini. Persoalannya ada perbedaan pandangan antara sosok Nabi Muhammad antara Pak Guntur dan sebagian umat Islam di negeri. Muslim di kita umumnya memandang Muhammad bukan manusia biasa, ruhnya sudah ada sebelum manusia ada, dan penuh metafisis yang tidak bisa didekati akal manusia. Sementara kajian Pak Guntur mengandalkan pendekatan akal, hermeneutics, dan antropologis yang biasa digunakan untuk menelusuri sejarah manusia "biasa". Sedang Muhammad dianggap sebagian pengikutnya bukan manusia biasa. Jadi silang sengketanya akan terletak pada "manusia biasa" dan "bukan manusia biasa". Pak Guntur sorry buangeet, saya bukan anti JIL. Salam, nas