.....sesungguhnya homoseksualitas itu tidak hanya satu tipe atau satu macam saja. Sebab itu, kita tidak boleh bersikap "hantam kromo" atau "gebyah uyah" menyama-ratakannya. Ini penting sekali!
Jenis pertama adalah, homoseksualitas sejak lahir. Sebagaimana Anda dan saya dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan, atau dilahirkan dengan rambut hitam atau pirang, demikianlah ada orang-orang yang dilahirkan sebagai homoseksual. Mereka tidak memilihnya. Mereka menjadi mereka, bukan karena sebab atau akibat apa pun juga. Homoseksualitas itu telah menjadi bagian dari dirinya, sejak semula. Sebab itu - sekali pun mau -- ia tak mampu mengubahnya. Tapi, lebih kompleks lagi, homoseksual jenis pertama ini, ternyata juga tidak cuma satu macam. Tidak cuma satu, karena reaksi yang bersangkutan terhadap keadaan dan keberadaannya itu, juga beraneka ragam. Ada yang menerima keadaannya ini dengan keperihan yang sangat. Mereka menyadari "kelainan" mereka dibandingkan dengan orang-orang lain. Dan ini membuat mereka sangat tertekan dan amat tidak berbahagia. Bagi orang-orang ini, setiap saat adalah pertempuran melawan diri sendiri. Setiap saat mereka berada di ajang perang, yang mereka tahu tak akan pernah mereka menangkan. Pada tipe inilah, kita berjumpa dengan orang-orang yang walau pada dasarnya homoseksual, tapi menolaknya dengan sekuat tenaga, yaitu dengan tidak mempraktikkannya. Meskipun sebagai konsekuensinya, mereka mesti melewati hari-hari mereka dengan kehancuran hati, dan digayuti rasa sepi. Kemudian, ada pula tipe yang lain, yaitu orang-orang yang menerima keadaan mereka sebagai sesuatu yang "alamiah". Mereka tidak merasa bersalah atau merasa aneh dengan keadaannya. Sebab itu, juga tidak berusaha untuk menutup-nutupinya, apa lagi berusaha untuk mengubahnya. Sebaliknya, tidak jarang mereka malah berusaha membujuk orang lain, untuk bersedia menjadi seperti mereka. Atau dengan galaknya menuntut hak mereka: respek dan penerimaan dari masyarakat. DI SAMPING homoseksual sejak lahir, ada pula jenis lain. Jenis yang kedua inilah, yang acap menciptakan banyak masalah. Yaitu orang-orang yang tidak menjadi homoseksual sebab sudah "ditentukan" begitu, melainkan yang memilihnya dengan sengaja. Orang-orang ini mungkin sudah "bosan" dengan kehidupan "normal", lalu mencari alternatif "lain" , yang bisa memberikan pengalaman "lain". (Cuplikan dari tulisan mendiang Eka Darmaputera, "Menyoal Homoseksual Secara Proporsional", dikutip dari http://www.glorianet.org/ ekadarmaputera/ekadhomo.html) sg