Dear rekan,

Apa yg dilakukan Prabowo, adalah fungsi seorang militer dan abdi negara. Apakah 
itu melanggar HAM? Mungkin iya.Tetapi menyelamatkan bangsa, orang banyak lbh 
penting drpd HAM sekelompok orang. Apakah Anda ingin seorang yang lemah 
memimpin negara dan bangsa ini??

Saya lebih suka seorang Nasution, A.Yani, Soeharto, Ali Moertopo, LB Moerdani, 
Try Sutrisno, Eddy Sudrajat, AM Hendropriyono yg memimpin negara ini dibanding 
Habibie (yg setahun memimpin sudah membuat 1 propinsi merdeka), Hartono, Faisal 
Tanjung, Wiranto yg membiarkan dan tidak sanggup mengatasi kerusuhan POSO, 
AMBON, Mei 1998 dan Timor Timur 1999 pasca jajak pendapat yg menjadikan bangsa 
kita bulan-bulanan negara lain. Anda mau bandingkan dengan negara lain???

Di Singapore, apakah kematian David tidak ada sangkut paut dengan pemerintah 
Singapore?? Anda baca buku the Confession of Economy Hitman? Nonton film 'The 
Bourne Ultimatum'?? Negara mana yg tidak melanggar HAM? Penjara Guantamao? 
Apakah membela pemerintah yg sah dan rakyat tdk berdosa salah??? Amerika dan 
yang lain juga melakukannya!!!!

Indonesia minus KKN dan bisnis keluarga pejabat pasti bagus. Itulah mengapa 
pengusaha semacam Bakrie dll tdk blh duduk dlm pemerintahan.

Prabowo, teruskan perjuangannya...

Wass,

Liman�
2009/4/8 Enigma Tupa <rudyeni...@yahoo. com>

>

>

> Selamat siang,

>

> Saat Prabowo diberondong pertanyaan seputar serangkaian sepak terjangnya

> dalam  penculikan di akhir 90-an, yang dilontarkan Dalton, dengan "logika"

> terbaliknya, Prabowo, masih dengan "mimik wajah seorang pelaku", memberi

> penalaran, apakah mungkin (possible / probable), di muka bumi ini, ada para

> "culikan / yang diculik" yang mau dan bersedia mengabdi kepada si mantan

> pelaku penculik mereka? Benar, kita salut dengan "konsultan politik"

> yang dibayar mahal oleh Partai Gerindra. Jurus "merekrut para culikan"

> adalah untuk mem-plaster "setumpuk kekejian" yang telah sempat diperbuat

> Prabowo. Benar juga, kan yang menciduk dan menyiksa, bukan Prabowo. Tangan

> Prabowo senantiasa steril selamanya. Aman dan suci dari hama.

>

> Cuma, dunia Internasional perlu tahu dan paham serta mengeri, bahwa ini

> semua terjadi di bumi persada Indonesia. Di negeri yang adalah "sorga" dunia

> ini, segalanya bisa dan mungkin saja terjadi dan boleh ada. Jangankan hanya

> "Black Swan", "Blue" atau "Green" atau "Yellow" Swan sekali pun mungkin dan

> bisa saja ada.

>

> Indonesia, lebih segalanya dari yang ada dalam "impian" mau pun "imajinasi

> terliar" yang sempat tersirat dalam daya khayal siapa pun. Amerika masih

> jauh. Di sini, tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang tidak bisa.

> Jadi, jangankan cuma ada adegan "culikan mengabdi pada mantan penculik",

> asalkan "harga cocok" dengan "bandrol", Mama kandungnya sekali pun silakan

> saja "dimanfaatkan" . Kalau saja Anda "tergiur dan menaruh nafsu" ama

> Neneknya, itu juga bukan problem. Gampangnya, berapa Anda berani membuka

> harga? Apa yang tidak "digadaikan" dan "dijual murah" di Indonesia ini? Dari

> jaman kerajaan hingga sekarang? Berapa banyak putra-putra bangsa ini yang

> telah digadaikan dan dijual menjadi "Romusha" oleh manusia-manusia yang

> mereka percayai sebagai "pemimpin"?

>

> Di sini, manusia-manusianya tidak memiliki "heart /jantung", hanya ada

> "hati / liver". Sistem peredaran darah dan emosi di wilayah ini, adalah

> sungguh sangat berlainan dengan di belahan bumi sisanya. Teman seperjua ngan

> "saling membantai". Putri kandung yang masih anak-anak saja siap

> dikorbankan. Apa saja mungkin dan bisa. Jangan pertanyakan "kesetiakawanan" ,

> "integritas" dan sejenisnya. Itu cuma "wacana" di kopi-tiam. Topik selorohan

> tukang angkut sampah dan para abang-abang beca!

>

> Demi "segepok uang", yang disebut pemimpin, dengan tega dan keji "menipu"

> manusia-manusia yang telah memilihnya untuk dipercayai, dengan "bibit padi

> yang afkir". Apa lagi yang tidak mungkin? Blue energy? Blue Film.... kali?

>

> Air mata buaya? Ha...ha...ha. ..di Indonesia sini "sumbernya". ........tak

> akan pernah mengering... ..

>

> Sayang, Prabowo lupa menggaji seorang guru peran yang profesional (paling

> tidak dari Broadway gitu lho), yang bisa melatihnya dan lalu membentuknya

> menjadi seorang yang benar-benar "A Brand New Prabowo".  Apa pun yang

> 'coba-coba' dikoar-koarkan, sia-sia saja. Rona wajah Anda saat mendapat

> pertanyaan yang menyangkut "kekejian dan kenekad-an", masih dengan gamblang

> tersurat jelas bahwa Anda-lah "biang kerok"nya. Tanpa butuh perangkat "lie

> detector". Bibir yang masih saja "gemetar"! Gerakan tangan yang begitu

> gelisah!

>

> Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki "keluarga" yang utuh, bukan

> dia yang "The Count of Monte Cristo" (menghilang, lalu tiba-tiba muncul

> dengan se-pegunungan dana).. Mempertahankan mahligai keluarga saja payah,

> bagaimana punya daya kemampuan menjalankan proses penyelenggaraan kenegaraan

> demi kemakmuran dan kesejahteraan orang banyak? Pertapa lagi lah, kembali 5

> tahun kemudian! Latih "bicara" dan "mimik"!

>

> salam makmur sejahtera untuk Indonesia yang lebih cerdas!





























[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke