Lah kita semua memang tidak pasti apa yang terjadi kan? Selama ini kita 
sepihak menelan apa yang disampaikan si ibu itu. Fakta sebenarnya 
seperti apa, wallahua'lam. Namti juga akan ketahuan. Tapi kalau 
apartemen 'n mobil, itu sih sudah rahasia umum.

Satu hal lagi, tolong jangan bertendensius saya tidak peduli pada 
perempuan. Saya orang yang pro pada hak-hak perempuan. Karena itu dulu 
saya aktif kritis pada RUU 'porno' di FPK maupun JP (silakan tanya prof 
manneke, pada mBak gadis) yang saya anggap mengkriminalisasi perempuan, 
saya juga kemarin amat sangat tidak setuju dengan pelarangan UN hanya 
karena si siswi hamil.

Asal anda tahu, beberapa hari kemarin saya juga sempat memposting di FPK 
dan JP yang isinya agak emosional menghujat keluarga Kelantan (baca 
postingan saya: Model Indonesia Diduga Jadi Korban KDRTI Di Malaysia; 
entah dirilis apa tidak sama mas Agus).  Saya bahkan di postingan itu 
menyebut "..benar-benar perbuatan jahanam iblis laknatullah". Tapi 
semakin ke sini, setelah membaca berita dari sana sini, kok saya makin 
ragu akan kebenaran omonngan sepihak ibu mano. Jadi tolong jangan 
berpretensi hanya karena saya terkesan tidak berposisi pada si ibu yang 
-maaf- menurut saya agak mata duitan, berarti saya tidak peduli pada 
perempuan. Peduli pada mano tidak berarti kita harus menelan 
mentah-mentah omongan sepihak si ibu. Chek and recheck dulu.

Wassalam,
Imam

Dina dina wrote:
>
> Bung Imam, kalau tidak tahu duduk pangkal persoalannya, anda tidak 
> perlu banyak bicara. Anda menyebutkan kata "mungkin", "konon", 
> "kabarnya" itu menunjukkan kalau Anda tidak tahu menahu apa yang 
> sebenarnya terjadi terhadap Manohara. Saya tidak kenal dengan 
> Manohara, saya juga tidak kenal dengan anda. Tapi membaca tulisan Anda 
> membuat saya geram. Tulisan anda tidak layak untuk dipublikasi. Saya 
> sebagai sesama perempuan  cukup prihatin dengan komentar-komentar 
> seperti yang Anda tulis. Anda enak, masih bisa duduk santai di cafe 
> pinggir jalan
>

Kirim email ke