Boleh comment sedikit mBak Gadis? Saya rasa Amerika dan mayoritas negara maju 
kurang tepat bila disebut Neoliberal. Karena di mereka terdapat sistem jaminan 
sosial yang memadai bagi kaum kurang beruntung. Justru di sini ini contoh 
neoliberal ga karu-karuan, sistem kapital Barat dicontek, tapi sistem sosial 
Barat ogah ditiru. Yang jelek ditiru, tapi yang baiknya ogah ditiru.

Contoh saja, kalau soal sistem pajak penguasa bersemangat mencontek dari negara 
maju tanpa memperdulikan tingkat kesejahteraan sini yang tidak seperti di Barat 
sana. Tapi giliran sistem sosialnya penguasa sini ogah niru. Akibatnya pajak 
tinggi, tapi rakyat kurang mampu keleleran ga bisa berobat di RS, tidak seperti 
di Barat sana. Contoh lain Neolib di Indonesia, pasal karet beraroma kolonial 
seperti pidana pencemaran nama baik di UU ITE tetap dipertahankan penguasa pro 
Neolib, karena akan menguntungkan 'Si Kuat (Kapitalis Borjuis/ Pemodal/ 
Penguasa)'.

Regards,
Imam

________________
Subject:        Re: [Jurnal Perempuan] Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kritik 
untuk Chatib Basri: NEOLIBER ALISME MEMANG ADA!
Author: Gadis Arivia <g.ga...@gmail.com>
Date:           29th May 2009 02:39

Menurut saya kegagalan ekonomi Indonesia bukan diakibatkan oleh
Neoliberalisme yang mengunggulkan kebebasan pasar dan kerja tapi lebih pada
korupsi dan aturan2 pemerintah yang merugikan rakyat.

Saya ingin berargumen kali ini dengan membandingkan dua negara yang pernah
saya tinggal lama.  Satu negara liberal AS dan satu lagi Hongaria (ketika
masih komunis).  Yang saya rasakan di negara neoliberal itu sekolah gratis,
akses kesehatan menyeluruh, imigran banyak dari negara2 yang pemerintahnya
menindas mereka, hukum jelas dan kesejahteraan memadai.  Sedangkan tinggal
di negara komunis, saya sempat merasakan harus menempuh perjalanan ke negara
non-komunis untuk mendapatkan sebatang coklat (waktu itu di awal tahun
1970-an).  Meskipun Budapest adalah kota indah yang tidak akan saya lupakan
karena pernah hidup di sana tapi banyak keterbatasan dan kesedihan yang
dialami rakyatnya ketika itu.

Jadi, bila kita menolak faham neoliberalis, faham ekonomi manakah yang akan
kita unggulkan untuk Indonesia?  Komunisme?  Syariah, Sosialisme atau
Pancasila? Indonesia selalu mengklaim diri sebagai negara yang menganut
faham ekonomi Pancasila (bukan neoliberal karena peran pemerintah masih kuat
dan juga korup), bagi saya faham ini sangat kabur dan penelitiannya masih
sangat kurang.

Salam,
Gadis Arivia

Kirim email ke