ceuk urang sunda mah "Ngudat- ngundat" , yaitu cerita2 ke orang lain tentang 
perbuatan baiknya yang dilakukan untuk mendapatkan penialaian baik, atau pujian 
dari orang lain.
waktu saya belajar ngaji ,  perilaku ini katanya termasuk dosa. alias ga boleh 
dilakukan, dilarang Allah. Anehnya Capres sekarang banyak yang suka Ngundat2  
begini... dosa tau!!
hayo Tobat ah!  




________________________________
From: Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id>
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, June 23, 2009 2:40:45 PM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Konflik Ambon, (SBY) Anda Pulang Saja





http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/23/ 12355375/ Konflik.Ambon. 
.SBY.Anda. Pulang.Saja

Laporan wartawan KOMPAS Suhartono

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah "menelanjangi" peran Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono dalam perdamaian Aceh beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Muhammad 
Jusuf Kalla yang juga calon presiden dalam pilpres mendatang kembali 
"menelanjangi" Presiden SBY dalam mewujudkan perdamaian di Ambon dan Poso.

Wapres Kalla membeberkan hal itu saat menjawab pertanyaan peserta dalam Forum 
Dialog Perdamaian di Pusat Perfilman Usmar Ismail di Jakarta, Selasa (23/6) 
pagi. Dalam acara itu hadir sejumlah tokoh yang terlibat dalam proses 
perdamaian di Ambon, Poso, dan Aceh. Mereka di antaranya Koordinator Front 
Muslim Ustaz Farid S Lemba, Thamrin Ely, Pendeta Damanik, dan mantan Panglima 
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Syaid Mustafa dan lainnya.

"Mohon maaf kalau saya ceritakan lagi waktu konflik Ambon dimulai. Waktu itu 
saya Menko Kesra. Saya ikut dalam rombongan Menko Polkam (waktu itu Susilo 
Bambang Yudhoyono) ke Ambon. Tujuan saya menyelesaikan masalah pengungsi yang 
jumlahnya sekitar 2 juta orang. Namun, saya pikir, pengungsi tidak akan selesai 
tanpa diselesaikan konfliknya dulu. Karena itu, saya harus selesaikan 
konfliknya," papar Wapres Kalla.

Oleh sebab itu, tambahnya, setelah ia bersama Menko Polkam Yudhoyono tiba di 
Kota Ambon dan melakukan pertemuan dengan para tokoh, ia memilih tetap tinggal 
di Ambon, sementara rombongan Menko Polkam pulang ke Jakarta. 

"Anda pulang saja, biar saya tinggal dan menyelesaikan konflik ini. Saya 
kemudian keliling Kota Ambon. Berbagai parang orang Ambon saya lihat di 
jalan-jalan, " lanjutnya.

Minta izin Mega

Menurut Kalla, untuk menjaga keamanannya selama proses perdamaian di Ambon, 
satu peleton TNI disiapkan untuk mengawalnya. "Akan tetapi, saya minta tinggal 
di rumah Gubernur. Dan, malam itu saya mulai melakukan perundingan dengan para 
panglima perang Islam dan Kristen," jelas Kalla.

Melalui jalan yang berliku, tutur dia, akhirnya selama kurang lebih dua minggu 
ia dapat menyelesaikan perdamaian di Ambon dan membawa kelompok Islam dan 
Kristen duduk berunding untuk mengakhiri konflik.

Sebelumnya, Kalla mengaku ia terlebih dahulu meminta izin menyelesaikan 
langsung konflik Ambon dan Poso dengan caranya sendiri kepada Presiden Megawati 
Soekarnoputri. Presiden Megawati, menurut Kalla, memberikan izin lisan. Namun, 
tidak mengeluarkan surat perintah.

"Jadilah, saya jalankan proses perdamaian dengan hanya berbekal perintah lisan. 
Waktu itu, cara saya dengan melakukan pendekatan langsung ke para panglima 
perang kedua kelompok yang bertikai," demikian Wapres Kalla.





      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke