Sungguh disayangkan pada era dimana globalisasi sudah semakin melanda segala penjuru dunia, kok guru-guru kita masih cukup rendah keahlian-nya dalam berbahasa Inggris. Sebenarnya jika setiap hari dipergunakan walupun hanya setengah jam saja, maka lama-lama akan lebih fasih. Memang masih banyak yang memprotes jika kita mempergunakan bahasa asing jika berbicara dengan teman-teman, tetapi semakin sering kita menggunakan-nya maka akan lebih bagus. Sedangkan bahasa kita sendiri, sampai kita tuapun tidak akan melupakan-nya. Saya tidak pernah melupakan bagaimana berbahasa Jawa "kromo Inggil" dalam keseharian percakapan saya dengan orang-orang yang harus saya hormati. Dan saya juga cukup fasih dalam berbahasa Indonesia, walaupun saya juga setiap harinya berbicara bahasa Inggris, kadang-kadang hampir 'non-stop". Saya juga masih tetap mempelajari bahasa Perancis, agar selalu ingat kosa kata yang cukup "ribet" tersebut. Karena saya tidak terbiasa menghapal "gender" dalam berbahasa. Inggris tidak memerlukan "gender" dalam tata bahasanya. Semoga para guru bahasa Inggris kita akan lebih "canggih" lagi dalam bercakap-cakap, dan menulis dengan "grammar" yang benar dalam bhs. Inggris. Agar tidak memalukan. Salam, Yuli
--- On Wed, 6/24/09, Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> wrote: From: Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata "Memble"! To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 4:13 PM http://edukasi. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 17410455/ waduh.bahasa. inggris.600. guru.rsbi. ternyata. quotmemblequot. .. JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan Test of English for International Communication (ToEIC), dari sekitar 600 guru sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) SMP, SMA, dan SMK di seluruh Indonesia, terungkap bahwa penguasaan bahasa Inggris guru dan kepala sekolahnya rendah. Data tersebut diungkapkan oleh Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Surya Dharma, MPA, Ph D, di Jakarta, Selasa (23/6). Surya mengatakan, penetapan sebagai sekolah berstandar internasional (SBI) ternyata sering mengabaikan tuntutan berbahasa Inggris aktif. Akibatnya, Surya melanjutkan, kemampuan bahasa Inggris guru dan kepala sekolah di sekolah rintisan SBI rendah. "Hasil tes itu menunjukkan standar bahasa Inggris guru dan kepala sekolah RSBI pada umumnya rendah, sebanyak 60 persennya berada pada level paling rendah kemampuan berbahasa," tutur Surya. LTF Sumber : Antara [Non-text portions of this message have been removed]