Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/02/16120662/Era.Pengamat.Politik.Muda.Tiba



JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang Pemilihan Presiden 2009, komentar-komentar 
pengamat berseliweran di seluruh media. Porsi pernyataan pengamat-pengamat muda 
lebih dominan dibandingkan pengamat senior. Demikian terungkap dalam analisis 
media yang dilakukan Charta Politika yang dirilis di kantornya, Kamis (2/7).

"Pengamat di media didominasi oleh pengamat-pengamat muda. Say sorry saja to 
pengamat senior," tutur analis politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Dari data yang diperoleh Charta, pengamat yang paling banyak memberi pernyataan 
ke media menurut intensitasnya adalah Bima Arya Sugiarto, Ray Rangkuti, 
Burhanuddin, Hadar Navis Gumay, Johan Silalahi, Jeirry Sumampouw dan Effendy 
Gazali.

Baru setelah itu, muncul nama-nama seperti Rocky Gerung, Arbi Sanit dan 
Syamsuddin Haris yang tergolong senior.

Di samping itu, sebagian besar para pengamat politik yang muncul datang dari 
lembaga pollster dan konsultan. Sisanya, dari LSM dan kalangan akademisi.

Yunarto melihat bahwa harapan pergeseran generasi memang terjadi di tataran 
pemimpin politik tapi ternyata secara konkrit sudah terjadi di kalangan 
pengamat politik.

Kirim email ke