Lha yang mendesak2 supaya JK mengajukan diri jadi Capres siapa ya... sekarang 
sudah gagal mau di jungkal . logikanya ga masuk otak saya.  Sudah gitu, mulai 
deket2 ke pemenang pemilu pula. moral pecundang banget. Hayo Pak JK, kalau sama 
pak SBY berani, sekarang tunjukkan kalau Bapak bisa menjaga harga diri partai, 
jangan orang2 yang mencla-mencle menguasai partai, Pak.
HQQ


________________________________
From: Agus Hamonangan <agus.hamonan...@gmail.com>
To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 9, 2009 10:00:02 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wacana Munaslub Golkar Terlalu Dini Dibicarakan

Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik


http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/09/0837070/Wacana.Munaslub.Golkar.Terlalu.Dini.Dibicarakan



JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar 
dinilai masih terlalu dini untuk dibicarakan karena Pemilihan Umum Presiden 
2009 baru saja berlangsung kemarin, Rabu (8/7). Hasil resmi dari Komisi 
Pemilihan Umum (KPU) pun belum dikeluarkan.

Hal ini disampaikan Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar Poempida 
Hidayatulloh dalam pesan singkatnya, Rabu malam. "Tidaklah beralasan dan 
terlalu dini, jika ada DPD Partai Golkar yang menyuarakan Munaslub, karena 
proses perhitungan suara belum berakhir," ungkap Poempida.

Pasca pencalonan diri Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla menjadi calon presiden, 
berembus kabar penyelenggaraan Munaslub segera dari internal Golkar jika pria 
asal Sulawesi Selatan ini gagal meraih tampuk kekuasaan istana.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei hingga H+1 Pilpres ini, 
posisi JK-Wiranto masih berada di posisi juru kunci setelah SBY-Boediono dan 
Mega-Prabowo. Poempida berharap semua kader Golkar tidak mudah terprovokasi 
oleh hasil hitung cepat yang disebutnya hanya bersifat indikasi dan tidak 
mengikat.

"Perlu saya ingatkan kembali bahwa quick count tersebut pasti bermasalah, 
karena DPT bermasalah belum 100 persen diperbaiki. Laporan mengenai orang yang 
tidak memilih pun belum jelas. Kita tunggu saja laporan dari KPU untuk 
menyikapi semua ini," tandas Poempida.

Kirim email ke