Pak JK memang berniat pulang kampung. Dlm pembicaraan dengan Presiden SBY via 
telepon yang disiarkan Presiden SBY itu, jelas Pak JK menyebut: "Saya pulang 
kampung, Pak!" Tertangkap di kamera, koq. Pembicaraan yang sangat pribadi itu, 
justru ditafsirkan lain oleh pendukung SBY. "Pulang sana, pergi sana," begitu 
kata mereka di banyak kesempatan. 

Kini, rumah Pak JK di kampungnya di Makassar sudah diperintahkan untuk dialiri 
istrik, air ledeng, pintunya dicat, dll. Silakan teman-teman di Makassar cek 
itu, kalau tdk percaya. 

Ada memang rencana lain, tetapi pada saatnya diumumkan. Pak JK masih merasa 
memiliki "utang" ke sejumlah tempat, terutama daerah2 pasca konflik. Antara 
lain soal infrastruktur. (Jaringan Nusantara Pro SBY yang dipimpin Andi Arief 
lewat sms massal, telah menjadikan janji pembangunan infrastruktur di Yogya 
sebagai bahan kampanye negatif, pada minggu tenang). Itu akan dikerjakan dengan 
cara yang lain oleh Pak JK, nanti. Pak JK mempunyai komitmen kuat ke aras itu, 
tanpa harus menjadi pejabat negara sekalipun. 

Kami akan mengantarkan Pak JK ke kampung halamannya. Dan selamat kepada 
masyarakat Sulsel yang punya tokoh spt dia. Setahu saya, Jenderal M Jusuf juga 
melakukan hal serupa, pulang kampung setelah tidak lagi menjadi pejabat negara 
semasa Orde Baru. 

ijp

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno <yuliati_s...@...> 
wrote:
>
> Bung Mula,
>  
> Saya setuju dengan pendapat anda. Pak JK sebagai orang Bugis sangatlah sopan 
> dalam berkampanye, dibandingkan dengan orang-orang Bugis yang berada 
> disekililing SBY. JK tidak "memberangus" lawan bicara dengan selalu memotong 
> kata-kata orang lain dan menjawab dengan hal-hal yang sama sekali diluar 
> "context' dari hal perdebatan yang sedang dilakukan.
>  
> Dan Bung Indra juga selalu sopan dan sabar dalam setiap perdebatan di 
> tayangan TV.
> Yang saya kagumi lagi yaitu partai lain yang ikut bertanding, nomer 1 dan 3, 
> tidak pernah merengek ataupun "membobardir", lawan bicara.
> PD merengek meminta belas kasihan rakyat dan pendukung PD dalam berdebat 
> membobardir lawan bicara secara tidak sopan.
>  
> Jadi jika JK akan pulang kampung dan memajukan daerah di Sulsel, mungkin bisa 
> memajukan pendidikan masyarakat disana. Dan membuat ekonomi dikuasai rakyat, 
> bukan malahan perusahaan asing yang menguasai kopi dan coklat hasil bumi di 
> Sulsel. Rakyat hanya menanam dan memetik, dan selanjutnya pihak asing yang 
> mendapatkan keuntungan. Masyarakat lokalnya tetap saja tinggal dirumah kumuh. 
> Anak-anak sekolah tanpa ber-sepatu, dsb.
> Dan saya lihat sendiri, gedung sekolahnya sangat buruk. Ruangan kosong 
> melompong tanpa buku-buku dan komputer.
> Semoga JK akan berbuat yang terbaik bagi daerah asalnya.
>  
> Salam,
> Yuli


Kirim email ke