Bener pak, tapi sebagai penganut agama yang baik, sudah saatnya para
jurnalis berpikir ulang untuk mengekploitasi agama terkait isu teror.
Berpikir lah ulang, apalah artinya oplah naek, tapi citra agama menjadi
rusak........
Jadilah jurnalis yang baik, masih banyak cara koq untuk menaikkan oplah
tanpa harus mengkaitkan taat beribadah dengan pelaku teror.
Jurnalis yg baik akan mencoba menggali perilaku lain dari pelaku teror,
misal apa kerjanya, siapa pemberi kerja, foto2 terakhir, dan masih banyak
lagi.
Just pendapat aja



2009/7/21 Lasma siregar <las032...@yahoo.com>

>
>
> Seandainya yang bersangkutan ini adalah seseorang yang sama sekali
> "tidak taat beribadah", apakah akan disebutkan dalam berita?
>
> Antara "taat beribadah" dan "teror" ini kombinasi yang menarik buat
> siapa saja yang menulis kisahnya.....
> Memang kurang baik tapi begitulah yang baik kalau mau membuat tulisan
> yang menarik (sedikit sensasi a'la tabloit).
>
> Seandainya yang bersangkutan ini adalah seorang "penyayang binatang dan
> vegetarian", ya jelaslah ini juga pantas disebut!
> Kalau seandainya beliau ini "jurnalis, pendaki gunung, anggota punk plus
> kelompok ini atau itu yang aneh-aneh", nah yang ini bumbu-bumbu buat
> menggarap berita yang sangat menarik!
>
> Itulah berita, yang biasa-biasa saja siapa sih yang mau baca?
> Kalau ada "Madonna, Maradonna, Obama, Angelina Jolie, SBY, Mano dan
> Mbah Maridjan, tukang sihir", nah ini baru seru buat jadi berita....
> :=))
>
> Salam
> Las

Kirim email ke