Bung Khairul Wazri,
 
Saya sangat setuju dengan pendapat anda bahwa alasan masyarakat Indonesia 
terlihat "sangat mencintai" SBY karena bersikap Rendah Hati, Sopan, Tidak 
Sombong, Ramah, Santun, taat beribadah dan sebagainya.
Sikap seperti itulah yang kelihatannya menjadi dambaan manusia Indonesia, baik 
sebagai seorang pemimpin maupun masyarakat biasa.
 
Kita bisa bandingkan mengapa mayoritas masyarakat Indonesia juga "sangat 
mengagumi" para teroris binaan Nordin M Top dan Dr. Azhahari, karena mereka itu 
memiliki sikap dan tindak tanduk mirip SBY : Sopan, Rendah Hati, Santun, Tidak 
Sombong, Ramah, taat beribadah dan sebagainya sesuai dengan sifat - sifat mulia 
seorang "manusia ideal".
 
Tidak jelas bagi saya, siapa yang memulai lebih dahulu tentang strategi 
"memikat masyarakat", apakah SBY atau para tereoris tersebut, tetapi yang pasti 
sikap seperti itu sangat diidolakan oleh masyarakat.
 
Tetapi berdasarkan dari pengalaman selama ini, ternyata tidak ada hubungan 
sedikitpun antara Sifat Kejam, Keji dan Sadis dengan Sikap yang santun, Sopan, 
Rendah Hati, Tidak Sombong, Taat Beribadah dan sebagainya tentang sifat - sifat 
mulia seorang "manusia ideal".
 
Kalau Para Teroris, sudah jelas mereka tega membunuh siapapun agar tujuannya 
tercapai.
Kalau SBY, tega malakukan apa saja asal dapat memenagkan Pileg dan Pilpres.
Sikap yang santun tersebut ternyata bisa membuat "para pendukungnya" menjadi 
sangat setia dan cenderung "sangat militan" dalam membela dan melakakukan apa 
saja yang diperintahkan oleh yang bersangkutan.
Pemembentukan Tim Bayonet adalah salah satu contohnya, dimana bertugas untuk 
memprovokasi siapa saja dengan resiko apa saja terhadap pihak - pihak yang 
dianggap mengganggu perolehan suara SBY dalam Pilpres 8 Juli 2009.
Soal pidato SBY yang menghubungkan antara Teror Bom dengan Pilpres, merupakan 
contoh lainnya.
Juga soal SBY menampilkan gambar Latihan menembak dengan sasaran foto SBY, 
menurut Pengamat Politik dari LIPI,  Ikrar Nusa Bhakti di Warta Kota, Selasa, 
21 Juli 2009, itu adalah foto yang dibuat saat SBY menjabat sebagai Menko 
Polkam, bukan saat SBY menjabat sebagai Presiden.
Kalau informasi ini benar, betapa "kacaunya" cara SBY mempertahankan jabatannya 
sebagai Presiden RI.
 
Jadi bisa disimpulkan bahwa berdasarkan pengalaman selama ini tidak ada 
hubungan langsung antara sikap yang Santun dengan apa yang dilakukannya untuk 
mencapai tujuan.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Ming, 19/7/09, khairul wazri <khairul_wa...@yahoo.com> menulis:


Dari: khairul wazri <khairul_wa...@yahoo.com>
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mega Merakyat, tapi kok meradang? Rakyat 
Senang - SBY Menang
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 8:17 PM


 



kenapa banyak pemilih yang memilih  sby. tiada lain adalah karena citra pak sby 
yang dinilai masyarakat sangat rendah hati dan tidak sombong. meski beliau 
mantan seorang tentara.kalau boleh kita ibaratkan ketiga kandidat menjadi 
penarik becak, maka;pak sby penarik becak yang ramah dan murah senyum sehingga 
banyak disenangi oleh penumpangnya, dengan melihat penampilannya saja, 
penumpang yakin sampai ditujuan dengan selamat. karena beliaulah satu-satunya 
figur yang "tenang", untuk penarik becak seperti ini, cocoknya diperumahan dan 
dekat sekolahan. tapi sayang penarik becak jenis ini dapat uangnya cuma cukup 
untuk makan. meski narik dari pagi sampai malamsementara ibu mega, meskipun 
banyak yang senang dan bersimpati kepada ibu mega. tetapi sebagian dari mereka 
juga meragukan kempuan ibu mega. mereka kuatir ibu mega tidak kuat mengayuh 
becaknya untuk membawa mereka sampai ditujuan.selanjutny a pak jk. menurut saya 
pak jk penarik becak yang sangat handal.
pak jk mampu bermanuver ditengah keramaian. bahkan kalau perlu pak jk tidak 
menginjak rem diturunan. pak jk tidak mengankut orang saja, tetapi juga 
mengangkut barang. makanya pak jk narik cuman setengah hari, penghasilannya 
juga lebih baik. biasanya penarik becak seperti ini tidak banyak basa-basi. 
penarik becak seperti pak jk cocoknya di daerah petamburan, pasar induk dan 
pulogadung.  wasallam.

Kirim email ke