Apakah Indonesia sedang menghadapi suatu masa seperti pasca 'kemenangan II' 
George Bush Jr. saat berhadapan dengan gugatan Al Gore?  Rakyat AS kemudian 
menyesali 'keputusan pemberian kesempatan II' tsb....


ED
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Alex Simanjuntak <alsimanjun...@yahoo.ca>


Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Syafi'i Ma'arif Kritik Keras SBY


Syafi'i Ma'arif Kritik Keras SBY







Totok Wijayanto
Ahmad Syafii Maarif





/

Artikel Terkait:

Hatta: Presiden Tidak Menuding Capres Lain Tak Bernalar
Presiden: Rakyat Punya Akal Sehat



Rabu, 29 Juli 2009 | 20:30 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Wisnu Dewabrata


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafi'i 
Ma'arif menyayangkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam 
pengantar rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (28/7) kemarin, yang bisa 
diartikan Presiden seolah menganggap mereka yang mempersoalkan proses dan hasil 
Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2009 sebagai pihak yang tidak punya atau 
tidak menggunakan akal sehat.
 
Hal itu disampaikan Syafi'i, Rabu (29/7), sesaat sebelum memberikan pidato 
pembukaan dalam seminar bertema "Menakar Ulang Nalar Kepemimpinan Indonesia", 
yang digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Turut hadir menjadi 
pembicara Ketua Program Pascasarjana UIN Jakarta Azyumardi Azra, ekonom Rizal 
Ramli, dan budayawan Frans Magnis Suseno.
"Saya rasa seorang presiden tidak layak mengucapkan yang seperti itu. Apalagi 
dari bukti di lapangan, ketika (Presiden) sampaikan foto dirinya mau ditembak, 
ternyata menurut anggota DPR itu foto sejak tahun 2004," ujar Syafi'i.
Menurut Syafi'i, sebagai presiden seseorang seharusnya punya tingkat 
kepercayaan diri yang tinggi. Tambah lagi Indonesia dinilainya sebagai negeri 
yang sedang mengalami musim pancaroba. Upaya-upaya hukum yang menggugat proses 
dan hasil pilpres yang dinilai penuh kecurangan, menurutnya, harus dihormati.
"Biarkan saja kan semua upaya itu dijalankan. Asal Mahkamah Konstitusi juga 
bisa benar-benar bersikap independen seperti disampaikan ketuanya, Mahfud MD, 
yang menyatakan mau mempertaruhkan segalanya. Sikap seperti itu buat saya baik 
sekali," ujar Syafi'i.
Berbagai macam gugatan hukum atas Pilpres 2009, menurut Syafi'i, harus dilihat 
sebagai upaya masyarakat untuk memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia. 
Demokrasi sudah diterima sebagai satu-satunya sistem politik dan sekarang 
tinggal terus memperbaiki kualitasnya.
 
Dalam pidatonya, Syafi'i mengingatkan, yang benar-benar dibutuhkan masyarakat 
Indonesia saat ini adalah memperbanyak jumlah negarawan. Saat ini, menurutnya, 
Indonesia tengah kebanjiran politisi dengan kualitas rata-rata medioker, tetapi 
bukan negarawan. Dia juga menganjurkan agar para politisi segera belajar 
menjadi negarawan.
.indosat {font: bold italic 12px Tahoma;}

Sent from Indosat BlackBerry powered by  

Kirim email ke