==========
Karena itu, langkah meyakinkan dari para teroris menyambut kematian sambil 
menenteng tas berisi bom adalah langkah kelompok yang gagal berelasi dengan 
diri sendiri. 
===========

Terutama karena orang-orang seperti ini sudah kehilangan kemampuan untuk 
menyerap informasi dari kehidupan dan alam sekitarnya untuk menjadikannya 
peng-alam-an. Kehilangan kemampuan untuk mengolah how is everything in nature 
(alamiah). Karena tak punya pengalaman otentik, benaknya vulnerable terhadap 
segala sesuatu yang dikatakan kepadanya sebagai kebenaran. Ia lepas dari 
realitas, dan realitas yang dibangun dalam kesadarannya bersifat sintetik; 
bukannya muncul dari pengolahan otentik, melainkan dari bertahun-tahun serbuan 
informasi dalam bingkai yang "disesuaikan" --- atau "tersesuaikan" --- 
Akhirnya, bagaimana orang-orang seperti ini melihat dunia selalu berdasarkan 
pada sebuah pemahaman superfisial tentang bagaimana dunia bekerja, dan 
bagaimana manusia saling berinterelasi.

Jadilah.        



________________________________
From: Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id>
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 30, 2009 18:20:56
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menyambut Kematian (Konyol)

  
Oleh Jeremias Jena

http://koran. kompas.com/ read/xml/ 2009/07/30/ 03101791/ menyambut. kematian. 
konyol

Jika sosok penenteng tas seperti terekam kamera CCTV benar pelaku bom bunuh 
diri di Mega Kuningan, 17 Juli lalu, kita sedang menyaksikan bagaimana para 
teroris dengan dingin menyambut kematiannya.

Sikap itu tampak dalam pengakuan para pelaku bom Bali II yang yakin, jiwa 
mereka langsung menikmati kebahagiaan surgawi.

Sukacitakah mereka menyongsong kematian? Apakah mereka telah menghayati seluruh 
perjalanan hidup sebagai ”mengada menuju kematian” (being towards death)?

Pertanyaan terakhir ini pernah menjadi preokupasi pemikiran Martin Heidegger 
(1889-1976). Menurut Heidegger, ada dua cara menghayati hidup di dunia, secara 
otentik dan tidak otentik. Manusia hidup di dunia (umwelt) melalui tiga cara. 
Manusia tidak hanya hidup dengan sesama (being-with- others), tetapi juga 
berdampingan dengan benda (being-alongside- things), bereksistensi pada dirinya 
(Selbstein).

Lenyapnya individu

Ketidakotentikan penghayatan hidup terjadi saat pertama, manusia hanyut dalam 
dunia benda-benda dan dikuasai sepenuhnya oleh alat yang diciptakan sendiri. 
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memosisikan manusia hanya sebagai 
obyek menjadi salah satu bukti ketidakotentikan penghayatan hidup manusia. 
Manusia mengalienasikan diri dalam teknik atau alat buatannya sendiri. 
Sementara ketidakotentikan yang lain terletak pada bagaimana manusia membiarkan 
diri dikuasai massa. Moda Selbstein hilang dalam massa (das Man), individu 
ditelan kerumunan (the They).

Bagi Heidegger, lenyapnya individu dalam kerumunan (das Man) akan menyulitkan 
individu membebaskan diri darinya, persis saat perangai massa yang menenangkan 
(tranquillizing) . Massa atau kerumunan dengan seluruh kekuatan ideologisnya 
tidak hanya membelenggu individu, tetapi sekaligus mengalienasi dan mendekap 
(self-entangling) . Mengalienasi diri (individu) dalam kerumunan ibarat 
menikmati candu yang mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan.

Tidak mudah membebaskan diri dari perangkap kerumunan dan ideologi yang 
membentengi. Dibutuhkan usaha keras agar bisa sampai level menghayati 
keseharian sebagai kekhawatiran (angst/anxiety) , setidaknya rasa resah bahwa 
seseorang sedang terperangkap dan teralienasi, entah dalam dunia alat atau 
ideologi tertentu. Perasaan resah seperti inilah yang akan mendorong individu 
melakukan diskursus, dengan demikian membebaskan dirinya dari perangkap dunia 
benda maupun ideologi tertentu.

Kematian

Kematian merupakan keresahan terbesar yang terus mengusik individu saat 
menghayati kehidupannya. Kematian menampakkan diri sebagai faktisitas yang 
”memaksa” individu menghayati dan memaknakan hidupnya dalam diskursus serta 
perumusan aneka kepentingan bersama orang lain dengan memanfaatkan berbagai 
alat yang tersedia. Menghayati kehidupan sebagai eksistensi menuju kematian 
membangkitkan tanggung jawab individu guna memahami dirinya sebagai ”ada” 
(being) tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bersama orang lain di dunia 
fisik.

Pertanyaannya, apakah para teroris menghayati kematian mereka sebagai puncak 
keotentikan penghayatan hidup tanpa mengobyekkan atau mengorbankan orang lain? 
Jika tidak mau disebut kekonyolan, kematian yang dihadapi para teroris tidak 
lebih dari rusak atau hancurnya sebuah benda. Kematian mereka justru terjadi 
tanpa identitas persis saat individualitas mereka dikerangkeng ideologi radikal 
tertentu yang mereka anut.

Kematian mereka hayati secara nihilistik sebagai sarana untuk menghancurkan 
sesama maupun dunia fisik itu sendiri.

Alat membebaskan diri

Di sini epistemologi penghayatan hidup dalam pemikiran Heidegger mengingatkan 
kematian dihayati kaum teroris hanya sebagai alat untuk membebaskan diri dari 
ketidaksanggupan ”mengada bersama orang lain”. Ideologi yang mereka anut adalah 
candu yang memberangus nalar (diskursus atau logos), dan karena itu memutus 
jembatan penghubung dengan sesama.

Ketidaksanggupan membuka ruang dialog dengan sesama diganti ”nazar” untuk 
memperjuangkan ideologi radikal sebagai satu-satunya jalan dan kebenaran.. 
Padahal, kebenaran yang dimaksud tidak pernah difalsifikasi persis saat ruang 
diskursus telah lebih dulu diberangus.

Karena itu, langkah meyakinkan dari para teroris menyambut kematian sambil 
menenteng tas berisi bom adalah langkah kelompok yang gagal berelasi dengan 
diri sendiri. Mereka tidak lebih dari sekelompok benda atau alat tanpa rasa, 
tanpa kekhawatiran. Kematian mereka pun ibarat membuang kerikil di lautan 
lepas, hilang tak berbekas. Mereka mati tanpa meninggalkan jejak individualitas.

Jeremias Jena Dosen Filsafat di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta


   


      New Email names for you! 
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke