Kita harus belajar dari Shinkansen di Jepang. Bagi pebisnis lokal Shinkansen merupakan pembunuh kegiatan ekonomi lokal karena setelah direntang hingga ke Nagasaki, semua bisnis menjadi terpusat di Tokyo, jadilah Tokyo menjadi hamparan gedung pencakar langit yang mengendalikan seluruh perekonomian di pulau utama Jepang, Honshu, dengan segala permasalah urbannya. Semoga tidak terjadi dengan (gila) penerapan iptek k.a supercepat ini.
Sebaiknya yang perlu dikembangkan ialah perencanaan zona Jawa yang meminimumkan pergerakan, artinya lebih mengutamakan provinsi/kota mandiri. Zul --- On Thu, 8/6/09, Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> wrote: From: Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kereta Supercepat di Jawa To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 6, 2009, 3:13 PM http://koran. kompas.com/ read/xml/ 2009/08/06/ 05223568/ kilas.iptek Pada tahun 2025 Pulau Jawa akan menjadi areal urban yang akan dihuni 151 juta orang. Sebanyak 82 persen akan menempati daerah perkotaan. Karena itu, angkutan massal yang berkecepatan tinggi merupakan keharusan. Bila dalam 15 tahun tidak ada moda angkutan itu, diperkirakan jalan-jalan di kota- kota besar akan stagnan atau macet total. Hal ini dikemukakan Suyono Dikun, Ketua Program Studi Manajemen Infrastruktur UI, dalam "Semiloka Pengembangan dan Penerapan Iptek dalam Mendukung Sistem Transportasi Massal" di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Rabu (5/8). Rancangan pembangunan kereta api berkecepatan tinggi (high speed train/HST) ini akan selesai akhir tahun ini. Untuk melengkapi pembangunan HST di Pulau Jawa, Suyono mengharapkan kolaborasi riset antar-institusi terkait untuk meneliti berbagai aspek teknis dan nonteknis, termasuk aspek lingkungan hidup dan sosialnya. Beberapa kota di dunia yang menggunakan HST antara lain Tokyo, Jepang, tahun 1964 (Shinkansen) dan di Beijing, Cina (Maglev). Kecepatan HST adalah 200 km-500 km per jam. Menurut Nur Hidayat, staf ahli Menneg Ristek Bidang Teknologi dan Manajemen Transportasi, HST antara Tokyo dan Osaka dapat bersaing dengan pesawat terbang. Waktu tempuh HST mencapai 100 menit, sedangkan waktu tempuh pesawat terbang 50 menit. Namun, akses mencapai bandara hingga naik pesawat memakan waktu jauh lebih lama. Keberangkatan HST sekarang setiap 15 menit. (YUN) [Non-text portions of this message have been removed]