Mereka-mereka ini perlu jalan-jalan ke Tanah Batak tempat orang mendirikan 
tempat beribadat suka-suka, tidak dibatasi jarak, tidak dibatasi lingkungan. 
Bahkan umat antar-agama bergotong royong membangunnya. Rumah ibadat sering 
hancur, rumah koruptor berdiri megah bahkan dikagumi. Di kampung kami kuburan 
pun bercampur: ada kuburan bersalib terselip di antara kuburan bernisan. 
"Mereka" tidak takut kristenisasi atau islamisasi. Sekiranya manusia yang masih 
berotak dan berpikir bisa menirunya, alangkah damainya bumi Allah ini. Om saya 
dan diteruskan oleh anaknya sudah hampir 50 tahun hidup berdampingan dengan 
gereja HKBP Kebayoran, mudah-mudahan sampai sekarang mereka belum beribadat di 
rumah Allah itu.

Zul



--- On Fri, 12/18/09, uge basar <ugeba...@yahoo.com> wrote:

From: uge basar <ugeba...@yahoo.com>
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tragedi 15 Menit di Gereja Santo Albertus
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Friday, December 18, 2009, 8:31 PM





      Ga perlu malu pak, ini sudah tugas pemerintah. Kebebasan beragama dijamin 
oleh undang-undang, seharusnya pemerintah mempunyai force dan wibawa untuk 
menjalankannya, Kalau pemerintah tidak mampu menjalankan amanat undang-undang, 
kacaulah negara ini di semua bidang.

Kirim email ke