Di suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang yang istimewa : "17 Mei 
1992 di parkiran mobil ke 5 Wayeli, seorang wanita kulit putih diperkosa oleh 
seorang kulit hitam. Tak lama kemudian, sang wanita melahirkan seorang bayi 
perempuan berkulit hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba saja menanggung tanggung 
jawab untuk memelihara anak ini. Sayangnya,sang bayi kini menderita leukemia 
(kanker darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum tulang belakang segera. Ayah 
kandungnya merupakan satu-satunya penyambung harapan hidupnya. Berharap agar 
pelaku pada waktu itu saat melihat berita ini, bersedia
menghubungi Dr. Adely di RS Elisabeth.<?xml:namespace prefix = o ns = 
"urn:schemas-microsoft-com:office:office" /> 


Berita pencarian orang ini membuat seluruh masyarakat gempar. Setiap orang 
membicarakannya. Masalahnya adalah apakah orang hitam ini berani muncul. 
Padahal jelas ia akan menghadapi kesulitan besar, Jika ia berani muncul, ia 
akan menghadapi masalah hukum, dan ada kemungkinan merusak kehidupan rumah 
tangganya sendiri. Jika ia tetap bersikeras untuk diam, ia sekali lagi membuat 
dosa yang tak terampuni. Kisah ini akan berakhir bagaimanakah seorang anak 
perempuan yang menderita leukimia ternyata menyimpan suatu kisah yang memalukan 
di suatu perkampungan Itali.Martha, 35 thn, adalah wanita yang menjadi 
pembicaraan semua orang.Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, 
tetapi diantara kedua anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal 
ini menarik perhatian setiap orang disekitar mereka untuk bertanya, Martha 
hanya tersenyum kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan 
kakeknya berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat kemungkinan seperti ini.

Musim gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami demam 
tinggi.
Terakhir, Dr.Adely memvonis Monika menderita leukimia. Harapan satu-satunya 
hanyalah mencari pedonor sumsum tulang belakang yang paling cocok 
untuknya.Dokter menjelaskan lebih lanjut :"Diantara mereka yang ada hubungan 
darah dengan Monika merupakan cara yang paling mudah untuk menemukan pedonor 
tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian berkumpul untuk menjalani 
pemeriksaan sumsum tulang belakang." 
Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh keluarga menjalani 
pemeriksaan.Hasilnya tak satupun yang cocok.Dokter memberitahu mereka, dalam 
kasus seperti Monika ini, mencari pedonor yang cocok sangatlah kecil 
kemungkinannya.Sekarang hanya ada satu carayang paling manjur, yaitu Martha dan 
suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan mendonorkan darah anak untuk Monika. 
Mendengar usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata tanpa suara 
:"Tuhan..kenapa menjadi begini " Ia menatap suaminya, sinar matanya dipenuhi 
ketakutan dan putus asa. Peterson mengerutkan keningnya berpikir.

Dr. Adely berusaha menjelaskan pada mereka, saat ini banyak orang yang 
menggunakan cara ini untuk menolong nyawa para penderita leukimia, lagipula 
cara ini terhadap bayi yang baru dilahirkan sama sekali tak ada pengaruhnya. 
Hal ini hanya didengarkan oleh pasangan suami istri tersebut, dan termenung 
begitu lama.Terakhir mereka hanya berkata :"Biarkan kami memikirkannya kembali."

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba pintu ruang kerjanya 
terbuka, pasangan suami-istri tersebut.Martha menggigit bibirnya keras, 
suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata serius pada dokter :"Kami 
ada suatu hal yang perlu memberitahumu. Tapi harap Anda berjanji untuk menjaga 
kerahasiaan ini, karena ini merupakan rahasia kami suami-istri selama beberapa 
tahun."Dr.Adely menganggukkan kepalanya. "Itu adalah 10 tahun lalu, bulan 5 
1992.Waktu itu anak kami yang pertama,
Eleana telah berusia 2 tahun. Martha bekerja di sebuah restoran fast food. 
Setiap hari pukul 10 malam baru pulang kerja.Malam itu, turun hujan lebat. Saat 
Martha pulang kerja, seluruh jalanan telah tiada orang
satupun.Saat melalui suatu parkiran yang tak terpakai lagi. Martha mendengan 
suara langkah kaki, dengan ketakutan memutar kepala untuk melihat, seorang 
remaja berkulit hitam tengah berdiri di belakang tubuhnya. Orang tersebut 
menggunakan sepotong kayu, memukulnya hingga pingsan, dan memperkosanya. Saat 
Martha sadar, dan pulang ke rumah dengan tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan 
pukul 1 malam.Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari orang hitam itu 
untuk membuat perhitungan.Tapi telah tak ada bayangan orang satupun.Malam itu 
kami hanya dapat memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan. Sepertinya 
seluruh langit runtuh.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia melanjutkan kembali 
:"Tak lama kemudian Martha mendapati dirinya hamil. Kami merasa sangat 
ketakutan, kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik orang hitam 
tersebut.Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku masih mengharapkan 
keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah bayi kami.Begitulah, kami 
ketakutan menunggu beberapa bulan.

 

Maret 1993, Martha melahirkan bayi perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami 
begitu putus asa,
pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tapi mendengar suara 
tangisnya, kami sungguh tak tega.Terlebih lagi bagaimanapun Martha telah 
mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa. Aku dan Martha merupakan warga 
Kristen yang taat, pada akhirnya kami memutuskan untuk
memeliharanya, dan memberinya nama Monika."

Mata Dr.Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya iamemahami kenapa bagi 
kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak merupakan hal yang sangat 
mengkuatirkan. Ia berpikir sambil mengangguk-anggukkan kepala berkata :"Memang 
jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun akan sulit untuk mendapatkan 
donor yang cocok untuk Monika!" Beberapa lama kemudian, ia memandang Martha dan 
berkata :"Kelihatannya, kalian harus mencari ayah kandung Monika. Barangkali 
sumsum tulangnya, atau sumsum tulang belakang anaknya ada yang cocok untuk 
Monika.Tetapi, apakah kalian bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam 
kehidupan kalian "Martha berkata :"Demi anak, aku bersedia berlapang dada 
memaafkannya. Bila ia bersedia muncul menyelamatkannya. Aku tak akan 
memperkarakannya.Dr.Adely merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu.

Berita pencarian yang istimewa ini mengakibatkan banjir pedonor sumsum tulang 
belakang.Terlebih lagi lewat waktu begitu lama, mau mencari sang pemerkosa 
dimana Martha dan Peterson mempertimbangkannya baik-baik, sebelum akhirnya 
memutuskan memuat berita pencarian ini di koran dengan menggunakan nama 
samaran. November 2002, di koran Wayeli termuat berita pencarian ini, seperti 
yang digambarkan sebelumnya. Berita ini memohon sang pelaku pemerkosaan waktu 
itu berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa seorang anak perempuan 
penderita leukimia! Begitu berita ini keluar, tanggapan masyarakat begitu 
menggemparkan.Kotak suratdan telepon Dr.Adely bagaikan meledak saja, kebanjiran 
surat masuk dan telepon, orang-orang terus bertanya siapakah wanita ini  Mereka 
ingin bertemu dengannya, berharap dapat memberikan bantuan padanya.

Tetapi Martha menolak semua perhatian mereka, ia tak ingin mengungkapkan 
identitas sebenarnya, lebih tak ingin lagi identitas Monika sebagai anak hasil 
pemerkosaan terungkap. Saat ini juga seluruh media penuh dengan diskusi tentang 
bagaimana cerita ini berakhir.(suratkabar Roma)
Komentar dengan topik : "Orang hitam itu akan munculkah "

Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat kita sekarang 
menilainya. Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk menghakiminya  
Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa lalunya, ataukah ia harus 
menerima pujian karena keberaniannya hari ini " (Surat kabar Wayeli) manulis 
topik "Bila Anda orang berkulit hitam itu, apa tindakan yang Anda lakukan" 
sebagai bahan diskusi. Dan menarik berbagai pendapat akan sulitnya berada di 
dua pilihan ini. Bagian penjara setempat terus berupaya membantu Martha, 
memberikan laporan terpidana hukuman pada tahun 1992 pada RS. Dikarenakan 
jumlah orang berkulit hitam di kota ini hanya sedikit, maka dalam 10 tahun 
terakhir ini juga hanya sedikit jumlah terhukum berkulit hitam.

Mereka berkata pada Martha :"Sekalipun beberapa orang bukanlah terhukum karena 
tindak perkosaan, tapi mungkin beberapa juga menemui hal seperti ini." Beberapa 
orang ini juga sebagian telah keluar penjara, sebagian lainnya masih berada di 
dalam penjara. Martha dan Peterson menghubungi beberapa orang ini, begitu 
banyak terpidana waktu itu yang bersungguh-sungguh dan antusias untuk 
memberikan petunjuk.Tapi sayangnya, mereka semua bukanlah orang hitam yang 
memperkosanya waktu itu. Tak lama kemudian, kisah Martha menyebar ke seluruh 
rumah tahanan, tak sedikit terpidana yang tergerak karena kasih ibu ini, tak 
peduli mereka berkulit hitam maupun berkulit putih, mereka semua bersukarela 
mendaftar untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang, berharap dapat 
mendonorkannya untuk Monika. Tapi tak satupun pedonor yang memenuhi kriteria di 
antara mereka.Berita pencarian ini mengharukan banyak orang, tak sedikit orang 
yang bersukarela untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang, untuk 
mengetahui apakah dirinya memenuhi kriteria. Para sukarelawan semakin lama 
semakin bertambah, di Wayeli timbullah wabah untuk mendonorkan sumsum tulang 
belakang. Hal yang mengejutkan adalah kesediaan para sukarelawan ini 
menyelamatkan banyak penderita leukimia lainnya, sayangnya Monika tak termasuk 
diantara mereka yang beruntung.

Martha dan Peterson menantikan dengan panik kemunculan si kulit hitam. Akhirnya 
dua bulan telah lewat, orang ini tak muncul-muncul juga. Dengan tidak tenang, 
mereka mulai berpikir, mungkin orang hitam itu sudah telah meninggalkan dunia 
ini. Mungkin ia telah meninggalkan jauh-jauh kampung halamannya. Sudah sejak 
lama tak berada di Itali. Mungkin ia tak bersedia merusak kehidupannya sendiri, 
tak ingin muncul. Tapi tak peduli bagaimanapun, asalkan Monika hidup sehari 
lagi, mereka tak rela untuk melepaskan harapan untuk mencari orang hitam itu. 



Di saat sebuah jiwa merana tak menentu, harapan selalu disaat keputusasaan 
melanda kembali muncul. Saat itu berita pencarian juga muncul di Napulese, 
memporakporandakan perasaan seorang pengelola toko minuman keras berusia 30 
tahun. Ia seorang kulit hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu, ia 
memiliki lembaran tergelam merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan itu. 
Ia adalah sang peran utama dalam kisah ini. Tak seorangpun menyangka, Ajili 
yang sangat kaya raya itu, pernah bekerja sebagai pencuci piring panggilan. 
Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sejak ia masih muda, ia yang tak 
pernah mengenyam dunia pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia yang begitu 
pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja dengan giat demi 
mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya, bosnya 
merupakan seorang rasialis, yang selalu mendiskriminasikannya.Tak peduli segiat 
apapun dirinya, selalu memukul dan memakinya.

17 Mei 1992, merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang kerja 
lebih awal merayakan hari ulang tahunnya. Siapa menyangka, ditengah kesibukan 
ia memecahkan sebuah piring. Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk 
menelan pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang bos, lalu berlari 
keluar meninggalkan restoran. Ditengah kemarahannya ia bertekad untuk membalas 
dendam pada si kulit putih. Malam berhujan lebat, tiada seorangpun lewat, dan 
di parkiran ia bertemu Martha. Untuk membalaskan dendamnya akibat 
pendiskriminasian, iapun memperkosa sang wanita yang tak berdosa ini. Tapi 
selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan ketakutan. Malam itu juga ia 
menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju Napulese, 
meninggalkan kota ini.

Di Napulese, ia bertemu keberuntungannya. Ajili mendapatkan pekerjaan dengan 
lancar di restoran milik orang Amerika. Kedua pasangan Amerika ini sangatlah 
mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya dengan anak perempuan mereka, Lina, 
dan pada akhirnya juga mempercayainya untuk mengelola toko
mereka. Beberapa tahun ini, ia yang begitu tangkas, tak hanya memajukan bisnis 
toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak yang lucu. Dimata pekerja 
lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili merupakan bos yang baik, suami yang 
baik, ayah yang baik. 

Tapi hati nuraninya tetap membuatnya tak melupakan dosa yang pernah 
diperbuatnya. Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi 
wanita yang pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai dan tentram. 
Tapi ia menyimpan rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun. Pagi hari 
itu, Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia terus mempertimbangkan 
kemungkinan dirinyalah pelaku yang dimaksud. Sedikitpun ia tak pernah 
membayangkan bahwa wanita malang itu mengandung anaknya, bahkan menanggung 
tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang awalnya bukanlah 
miliknya. Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi no.Telepon 
Dr.Adely. Tapi setiap kali, belum sempat menekan habis tombol telepon, ia telah 
menutupnya kembali. Hatinya terus bertentangan, bila ia bersedia mengakui 
semuanya, setiap orang kelak akan mengetahui sisi terburuknya ini, anak-anaknya 
tak akan lagi mencintainya, ia akan kehilangan keluarganya yang bahagia dan 
istrinya yang cantik. Juga akan kehilangan penghormatan masyarakat 
disekitarnya. Semua yang ia dapatkan dengan ditukar kerja kerasnya 
bertahun-tahun.

Malam itu, saat makan bersama, seluruh keluarga mendiskusikan kasus Martha. 
Sang istri, Lina berkata :"Aku sangat mengagumi Martha. Bila aku diposisinya, 
aku tak akan memiliki keberanian untuk memelihara anak hasil perkosaan hingga 
dewasa. Aku lebih mengagumi lagi suami Martha, ia sungguh pria yang patut 
dihormati, tak disangka ia dapat menerima anak yang demikian."Ajili termenung 
mendengarkan pendapat istrinya, dan tiba-tiba mengajukan pertanyaan :"Kalau 
begitu, bagaimana kau memandang pelaku emerkosaan itu " "Sedikitpun aku tak 
akan memaafkannya !!! Waktu itu ia sudah membuat kesalahan, kali ini juga hanya 
dapat meringkuk menyelingkupi dirinya sendiri, ia benar-benar begitu rendah, 
begitu egois, begitu pengecut ! Ia benar-benar seorang pengecut !" demikian 
istrinya menjawab dengan dipenuhi api kemarahan.

Ajili mendengarkan saja, tak berani mengatakan kenyataan pada istrinya. Malam 
itu, anaknya yang baru berusia 5 tahun begitu rewel tak bersedia tidur, untuk 
pertama kalinya Ajili kehilangan kesabaran dan
menamparnya. Sang anak sambil menangis berkata :"Kau ayah yang jahat, aku tak 
mau peduli kamu lagi. Aku tak ingin kau menjadi ayahku."Hati Ajili bagai 
terpukul keras mendengarnya, iapun memeluk erat-erat sang anak dan berkata 
:"Maaf, ayah tak akan memukulmu lagi. Ayah yang salah, maafkan papa ya "Sampai 
sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak terkejut dibuatnya, dan buru-buru 
berkata padanya untuk menenangkan ayahnya :"Baiklah, kumaafkan. Guru TK ku 
bilang, anak yang baik adalah anak yang mau memperbaiki kesalahannya."

Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa dirinya bagaikan terbakar dalam 
neraka. Dimatanya selalu terbayang kejadian malam berhujan deras itu, dan 
bayangan sang wanita. Ia sepertinya dapat mendengarkan jerit tangis wanita itu. 
Tak henti-hentinya ia bertanya pada dirinya sendiri :"Aku ini sebenarnya orang 
baik, atau orang jahat " Mendengar bunyi napas istrinya yang teratur, iapun 
kehilangan seluruh keberaniannya untuk berdiri.

Hari kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya. Istrinya mulai merasakan adanya 
ketidak beresan pada dirinya, memberikan perhatian padanya dengan menanyakan 
apakah ada masalah  Dan ia mencari alasan tak enak badan untuk meloloskan 
dirinya. Pagi hari di jam kerja, sang karyawan menyapanya ramah :"Selamat pagi, 
manager !" Mendengar itu, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat pasi, dalam hati 
dipenuhi perasaan tak menentu dan rasa malu. Ia merasa dirinya hampir menjadi 
gila saja rasanya. Setelah berhari-hari memeriksa hati nuraninya, Ajili tak 
dapat lagi terus diam saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat 
tenaga menjaga suaranya supaya tetap tenang :"Aku ingin mengetahui keadaan anak 
malang itu." Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah. Dr.Adely 
menambahkan kalimat terakhirnya berkata :"Entah apa ia dapat menunggu hari 
kemunculan ayah kandungnya." Kalimat terakhir ini menyentuh hati Ajili yang 
paling dalam, suatu perasaan hangat sebagai sang ayah mengalir keluar, 
bagaimanapun anak itu juga merupakan darah dagingnya sendiri! Iapun membulatkan 
tekad untuk menolong Monika.

Ia telah melakukan kesalahan sekali, tak boleh kembali membiarkan dirinya 
meneruskan kesalahan ini. Malam hari itu juga, iapun mengobarkan keberaniannya 
sendiri untuk memberitahu sang istri tentang segala rahasianya. Terakhir ia 
berkata :"Sangatlah mungkin bahwa aku adalah ayah Monika ! Aku harus 
menyelamatkannya !"Lina sangat terkejut, marah dan terluka, mendengar semuanya, 
ia berteriak marah :"Kau PEMBOHONG !" Malam itu juga ia membawa ketiga anak 
mereka, dan lari pulang ke rumah ayah
ibunya. Ketika ia memberitahu mereka tentang kisah Ajili, kemarahan kedua 
suami-istri tersebut dengan segera mereda.



Mereka adalah dua orang tua yang penuh pengalaman hidup, mereka menasehatinya 
:"Memang benar, kita patut marah terhadap segala tingkah laku Ajili di masa 
lalu. Tapi pernahkah kamu memikirkan, ia dapat mengulurkan dirinya untuk 
muncul, perlu berapa banyak keberanian besar. Hal ini membuktikan bahwa hati 
nuraninya belum sepenuhnya terkubur. Apakah kau mengharapkan seorang suami yang 
pernah melakukan kesalahan tapi kini bersedia memperbaiki dirinya  Ataukah 
seorang suami yang selamanya menyimpan kebusukan ini didalamnya" Mendengar ini 
Lina terpekur beberapa lama. Pagi-pagi di hari kedua, ia langsung kembali ke 
sisi Ajili, menatap mata sang suami yang dipenuhi penderitaan, Lina menetapkan 
hatinya berkata :"Ajili, pergilah menemui Dr. Adely ! Aku akan menemanimu !"

3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely. 8 Februari, pasangan 
tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk pemeriksaan DNA Ajili. Hasilnya Ajili 
benar-benar adalah ayah Monika.Ketika Martha mengetahui bahwa orang hitam 
pemerkosanya itu pada akhirnya berani memunculkan dirinya, ia pun tak dapat 
menahan air matanya. Sepuluh tahun ini ia terus memendam dendam kesumat 
terhadap Ajili, namun saat ini ia hanya dipenuhi perasaan terharu.

Segalanya berlangsung dalam keheningan. Demi untuk melindungi pasangan Ajili 
dan pasangan Martha, pihak RS tidak mengungkapkan dengan jelas identitas mereka 
semua pada media, dan juga tak bersedia mengungkapkan keadaan sebenarnya, 
mereka hanya memberitahu media bahwa ayah kandung Monika
telah ditemukan. Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini. Mereka 
terus-menerus menelepon, menulis surat pada Dr. Adely, memohon untuk dapat 
menyampaikan kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus penghormatan 
mereka padanya. Mereka berpendapat :"Barangkali ia pernah melakukan tindak 
pidana, namun saat ini ia seorang pahlawan !"

10 Februari, kedua pasangan Martha dan suami memohon untuk dapat bertemu muka 
langsung dengan Ajili.Awalnya Ajili tak berani untuk menemui mereka, namun pada 
permohonan ketiga Martha, iapun menyetujui hal ini.

18 Februari, dalam ruang tertutup dan dirahasiakan di RS, Martha bertemu 
langsung dengan Ajili. Ajili baru saja memangkas rambutnya, saat ia melihat 
Martha, langkah kakinya terasa sangatlah berat, raut wajahnya memucat. Martha 
dan suaminya melangkah maju, dan mereka bersama-sama saling menjabat tangan 
masing-masing, sesaat ketiga orang tersebut diam tanpa suara menahan kepedihan, 
sebelum akhirnya air mata mereka bersama-sama mengalir. Beberapa waktu 
kemudian, dengan suara serak Ajili berkata :"Maaf...mohon maafkan aku! Kalimat 
ini telah terpendam dalam hatiku selama 10 tahun. Hari ini akhirnya aku 
mendapat kesempatan untuk mengatakannya langsung kepadamu."Martha menjawab 
:"Terima kasih Kau dapat muncul. Semoga Tuhan memberkati, sehingga sumsum 
tulang belakangmu dapat menolong putriku."



19 Februari, dokter melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang 
Ajili.Untungnya, sumsum tulang belakangnya sangat cocok bagi Monika! Sang 
dokter berkata dengan antusias :"Ini suatu keajaiban !"

22 Februari 2003, sekian lama harapan masyarakat luas akhirnya 
terkabulkan.Monika menerima sumsum tulang belakang Ajili, dan pada akhirnya 
Monika telah melewati masa kritis. Satu minggu kemudian, Monika boleh keluar RS 
dengan sehat walafiat.

Martha dan suami memaafkan Ajili sepenuhnya, dan secara khusus mengundang Ajili 
dan Dr. Adely datang ke rumah mereka untuk merayakannya.Tapi hari itu Ajili 
tidak hadir, ia memohon Dr. Adely membawa suratnya bagi mereka. Dalam suratnya 
ia menyatakan penyesalan dan rasa malunya berkata :"Aku tak ingin kembali 
mengganggu kehidupan tenang kalian. Aku berharap Monika berbahagia selalu hidup 
dan tumbuh dewasa bersama kalian. Bila kalian menghadapi kesulitan 
bagaimanapun, harap hubungi aku, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu 
kalian ! Saat ini juga, aku sangat berterima kasih pada Monika, dari dalam 
lubuk hatiku terdalam, dialah yang memberiku kesempatan untuk menebus dosa. 
Dialah yang membuatku dapat memiliki kehidupan yang benar-benar bahagia di 
saparoh usiaku selanjutnya. Ini adalah hadiah yang ia berikan padaku!

::::
 
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke