Pemain akrobat Siang panas jam 12 siang itu tidak menyurutkan langkah anak-anak saya untuk bersikeras menonton sirkus, apalagi si sulung, mulai jam 07.00 pagi sudah mandi dan berpakaian rapi, sedangkan adiknya baru setengah jam kemudian berhasil menyamakan diri dengan kakaknya plus topi tentaranya.
Akhirnya jam 14.00 tepat, pertunjukan-pun dimulai. Adegan pertama adalah akrobat udara. Dimana ada 10 orang yang berayun-ayun, dan saling tangkap secara bergantian, sungguh suatu atraksi yang mendebarkan. Walaupun ada jaring pengaman, tapi tetap saja membikin hati was-was. Tetapi bagi anak-anak saya, dan penonton lainnya, yang menarik adalah ulah akrobat badut. Badut akan pura-pura lepas dari pegangan temannya yang menangkapnya, kemudian badut berpura-pura kesulitan kembali ke pegangan ayunan, dan tentu saja...badut akan jatuh ke jaring pengaman dengan celana yang tertinggal di udara. Badut memang lucu, dan mengundang gelak tawa. Dia berbeda dengan pemain akrobat lain yang mendapatkan tepuk tangan kekaguman dari penonton. Anak saya kagum dengan pemain akrobat, dan mentertawakan ketololan si badut. Mungkin sebagian besar penonton juga berpikiran sama dengan anak saya. Eitt tunggu dulu, kalau para penonton itu jeli...seharusnya badut-lah yang paling hebat diantara semua pemain akrobat. Dia bisa berpura-pura terlepas pegangan dengan temannya, kalau dia tidak ahli, tentu saja dia akan jatuh. Badut juga bisa lompat melintir, sebuah keahlian yang lebih rumit, walau konteks adegan itu adalah ketololan badut terhadap temannya. Bisa dibayangkan adegan-adegan sulit tetapi tampak konyol itu akan sia sia bila tidak didukung kemampuan akrobatik badut, yang lebih mahir dibanding teman-teman lainnya. Kenapa harus ada badut ? karena ternyata dialah yang memberi warna akrobat itu. Tanpa kehadirannya, mungkin akrobat itu akan kurang berkesan. Dan ternyata sesampai di rumah, kedua anak saya malah lebih ingat si Badut daripada lainnya. Demikian juga dalam kehidupan ini, kita cenderung bertepuk tangan ketika seseorang memperlihatkan kemampuan yang mengagumkan, dan mentertawakan lainnya yang kita anggap konyol. Jarang kita meneliti dan mengamati lebih jeli, bahwa kadang orang yang kelihatan konyol, bodoh, dll memiliki kemampuan jauh lebih tinggi daripada yang kita beri tepuk tangan. Malah mungkin si konyol itulah 'pemain hebat' yang sebenarnya. Cikarang, 14 agustus 2007
******************************************************** Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP ******************************************************** Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA : http://www.usahamulia.net Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke : [EMAIL PROTECTED] Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke : [EMAIL PROTECTED] ********************************************************