TINJA CAIR TAK SELALU BERARTI DIARE

Jangan keburu panik, Bu, kalau sang buah hati mengeluarkan tinja cair. 
Begitupun bila buang air kecilnya mengejan. Yang perlu diperhatikan, 
apakah ada keluhan lain. 


Aduh, Dok, bayi saya, kok, mencret terus, sih. Setiap kali saya kasih 
ASI, selalu keluar lagi. Apakah ini berbahaya? Lalu, apa yang harus saya 
lakukan?" keluh seorang ibu di ruang konsultasi dokter. 


BAB (buang air besar) pada bayi memang kadang membuat cemas orang tua. 
Warna, bentuk, dan pola BAB yang berbeda dengan orang dewasa inilah yang 
kadang menimbulkan kekhawatiran. Jadi, kala si bayi BABnya cair, tak 
teratur keluarnya, atau warnanya berubah, paniklah kita. Padahal menurut 
dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, BAB bayi yang cair adalah wajar dan tak 
berbahaya. 


TERGANTUNG SUSU


BAB bayi, terang Waldi, sangat dipengaruhi oleh susu yang 
dikonsumsinya. "Bayi yang diberikan ASI eksklusif dengan yang disusui 
memakai susu formula akan berbeda BABnya." 


Pada bayi yang diberikan ASI ekslusif, tinjanya akan berbentuk pasta yang 
kadang disertai biji-bijian kecil dan warnanya biasanya kuning. Kadang 
bentuknya bisa lebih cair, sedikit berbusa, dan bisa disertai banyak 
kentut. Jadi, jangan buru-buru mengasumsikan hal ini sebagai diare, ya, 
Bu. Sebab, terang Waldi lebih lanjut, "selama tumbuh kembangnya bagus, 
berat badannya naik, berarti bayi itu sehat-sehat saja." 


Pada bayi yang mengkonsumsi susu formula, tinjanya dapat lebih keras, 
bentuknya agak liat dan merongkol-merongkol bulat, serta warnanya coklat 
tua. "Jadi, yang mengkonsumsi susu formula lah yang terkadang bisa 
menimbulkan bebelan (susah buang air besar, Red.)," tukas 
Waldi. "Sedangkan ASI, tidak. Itulah hebatnya ASI," tambahnya. 


HATI-HATI BILA BERWARNA MERAH


Jika pun tinja bayi tak berwarna kuning tapi hijau, misalnya, jangan buru-
buru panik. Menurut Waldi, warna tersebut masih dianggap wajar, "karena 
warna BAB bayi juga dipengaruhi oleh jumlah zat empedu yang 
dikeluarkannya" 


Lain halnya bila tinja bayi berwarna merah atau malah putih, ibu patut 
waspada. Sebab, terang Waldi, tinja warna merah menandakan sudah 
bercampur darah. "Ini berarti ada masalah serius di dalam usus bayi." 
Sedangkan tinja warna putih, biasanya berhubungan dengan masalah yang 
terjadi di pipa penyaluran empedu; karena cairan di pipa inilah yang 
mewarnai tinja. "Nah, kalau ada masalah dengan pipa ini, bisa panjang 
ceritanya," ujar Waldi. 


Tapi sepanjang tinja bayi tak berwarna putih dan tak ada merah-merahnya, 
berarti aman-aman saja. Begitupun bila BABnya cair, tak perlu keburu 
panik, Bu. Sebab, tutur Waldi, bila terdapat masalah pencernaan pada 
bayi, biasanya keluhannya jarang berdiri sendiri. "Jadi, kalau bayi Anda 
seakan mencret karena minum ASI, itu normal-normal saja. Tapi bila 
mencretnya disertai keluhan demam, muntah, atau keluhan lain, dan 
mencretnya dalam jumlah sangat banyak dan mancur, berarti memang ada 
masalah dengan bayi. Bayi segera perlu dibawa ke dokter." 


PENTINGNYA BAB PERTAMA


Bagaimana dengan frekuensi BAB pada bayi? Menurut Waldi, frekuensi BAB 
tak bisa dijadikan patokan. "Ada bayi yang BAB setiap kali minum susu, 
tapi ada juga yang tidak BAB selama empat hari misalnya," tuturnya. 


Biasanya kalau bayi tidak BAB sampai dua atau tiga hari atau bahkan lebih 
dan ia kelihatan normal-normal saja dan tak ada keluhan, seperti tidur 
tetap bagus, minumnya bagus, semuanya bagus, berarti bayi enggak apa-apa. 
Justru yang kerap kali terlewatkan oleh para ibu adalah sejarah BAB 
pertama bayinya: sewaktu 24 jam pertama kelahirannya, apakah bayinya BAB 
atau tidak? 


Bayi yang normal, terang Waldi, akan BAB pada 24 jam pertama setelah 
kelahirannya. "Sayangnya, ya, itu tadi. Banyak ibu yang tak tahu, bahkan 
para suster/bidan yang merawat bayi di rumah sakit pun banyak yang lupa 
mencatat kapan BAB bayi waktu pertama kalinya, atau menceritakannya 
kepada ibunya." Padahal saat BAB pertama ini sangat penting, lo, karena 
akan dijadikan patokan oleh dokter kalau bayi mengalami permasalahan 
pencernaan di kemudian hari. Misalnya, pada bulan-bulan berikutnya BAB 
bayi tidak lancar. 


Nah, kalau ibu tak tahu apakah bayinya BAB atau tidak pada hari pertama, 
tentu sulit bagi dokter untuk mengetahui apakah tidak lancarnya BAB itu 
sebagai pola normal bayi atau memang si bayi mengalami masalah 
pencernaan. Namun, kalau ibu yakin bayinya tidak BAB dalam 24 jam pertama 
dan bulan berikutnya dia mengalami kesulitan BAB, itu lampu kuning buat 
dokter untuk bertindak lebih lanjut; karena, bisa saja ada gangguan 
pergerakan usus yang mengakibatkan gangguan BAB. 


Jadi, Bu, kalau Anda yakin si kecil BAB pada hari pertama, dijamin 
pergerakannya pembuangan tinja di ususnya normal. "Mengenai bayi tak bisa 
BAB di bulan selanjutnya, merupakan masalah kedua. Ini biasanya normal 
karena bayi hanya minum susu. Bukankah susu tak mengandung serat, 
sehingga residu atau ampasnya amat sedikit? Jadi, wajar kalau tinjanya 
sedikit," tutur Waldi. Juga, kalau bayi tidak BAB selama 3-4 hari, bahkan 
bisa-bisa tujuh hari, selama ia hanya minum ASI dan riwayat BABnya normal 
ketika lahir, maka masih boleh dikatakan bayi tak ada gangguan apa-apa. 


BUANG AIR KECIL


Tak berbeda dengan BAB, BAK (buang air kecil) pun menutut perhatian dari 
ibu sejak awal. Pada hari pertama kelahiran, lanjut Waldi, bayi biasanya 
sudah BAK. "Jadi kalau sampai hari kedua bayi tidak BAK, ibu patut 
melaporkannya pada dokter karena kemungkinan bayi mengalami masalah." 
Masalah yang berkaitan dengan BAK biasanya ada dua. Yang pertama, ada air 
seni, tapi tak dapat keluar karena ada penyumbatan. Masalah kedua, air 
seni memang sama sekali tak keluar karena bayi mengalami kekurangan 
cairan. 


Pada saat pertama lahir, terang Waldi, sebetulnya bayi memiliki cadangan 
air cukup banyak. Jadi, tak perlu khawatir bayi akan dehidrasi jika ibu 
belum bisa menyusui bayinya. "Banyak ibu (bahkan bidan pun) yang takut 
kalau anaknya tak minum pada hari pertama sehingga diberi susu formula 
agar tak kehausan. Ini sebenarnya enggak perlu, karena pada hari pertama 
bayi tak butuh minum. Yang bisa dilakukan ibu adalah menyiapkan ASI agar 
dapat diberikan pada bayi di hari berikutnya. "Caranya? Dengan membiarkan 
bayi menetek ibunya pada hari pertama itu. Biarpun ASI tak keluar, 
tindakan tadi merupakan pemicu terjadinya produksi ASI". 


"Tuhan sudah mengatur dengan baik sekali, kok. Hari pertama saat ASI 
belum keluar, bayi belum membutuhkan minum. Pada hari kedua, saat ASI 
keluar sedikit, stok air pada bayi pun mulai menurun. Sedangkan pada hari 
ketiga, saat stok ibunya penuh, stok anaknya berkurang. Jadi, alam sudah 
mengatur semua," tutur Waldi lebih lanjut. Jadi, kalau pada hari pertama 
kelahirannya bayi minumnya kurang, tak jadi masalah karena bayi sudah 
punya stok penyimpanan air. "Karena dia sudah punya cadangan inilah, maka 
dia akan kencing. Nah, kalau ia tidak kencing, maka mungkin ada masalah 
lain." 


Air seni bayi, terang Waldi, biasanya berwarna kuning tua atau kuning 
muda. Namun bila bayi banyak minum air putih, maka warna air seninya pun 
menjadi putih jernih alias tak berwarna. "Semua ini masih normal. Yang 
tidak wajar justru bila air seni bayi berwarna cokelat seperti teh atau 
kopi; bisa jadi bayi mengalami gangguan pada fungsi hati atau ginjalnya." 


Kadang, air seni bayi pun berwarna pink. "Umumnya ibu-ibu langsung panik 
melihat air seni anaknya berwarna pink, karena warna pink diidentikkan 
dengan darah. Padahal, tak selamanya air seni yang berwarna pink itu 
bercampur darah. Bisa saja karena air seninya bercampur dengan zat kimia 
dari diaper bayi." 


Namun untuk lebih amannya, anjur Waldi, tak ada salahnya jika membawa air 
seni itu ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Cara ini paling 
gampang untuk memastikan apakah warna pink itu berasal dari darah atau 
bukan, karena seharusnya dalam kencing tak boleh ada darah. Jadi, boleh 
warna merah, tapi bukan darah; dan ini hanya bisa diperiksa di 
laboratorium, bukan dengan mata kasat." 


BOLEH MENGEJAN


Tak jarang bayi BAK dengan mengejan. Menurut Waldi, itu hal biasa, 
asalkan pancarannya normal. Artinya, tak tersendat. Tapi bila air seninya 
keluar sedikit-sedikit, ini yang perlu mendapat perhatian. 


Tersendatnya air yang keluar, khususnya yang terjadi pada bayi lelaki, 
mengindikasikan pintu keluar pada ujung penisnya sempit. Jadi, bila ia 
BAK, ujung kulupnya akan mengembung sehingga air seni tak bisa memancar 
keluar dengan baik karena tertahan oleh lubang yang sangat kecil. Kalau 
sudah demikian, orang tua patut mempertimbangkan untuk menyunat bayinya, 
walaupun ada beberapa dokter yang mencoba meregangkannya dengan alat agar 
lubangnya lebih lebar. "Tapi cara ini tak menjamin BAK akan lancar, lain 
dengan sunat yang akan menyelesaikan masalah," ujar Waldi. 


Frekuensi BAK pun tak bisa dijadikan patokan sebagai sesuatu yang normal 
atau tidak. Menurut Waldi, selama BAK bayi lancar, ya, enggak ada 
masalah. "Bila bayi hanya BAK sehari, tapi sewaktu BAK air seninya banyak 
sekali, ini berarti pola BAK bayi normal." Jadi, kalau ada bayi berumur 
tiga bulan, misalnya, hanya BAK satu kali sehari, cobalah timbang berat 
badannya. Jika turun beratnya, berarti ia kekurangan cairan. Kalau sudah 
begitu, pasti bayi memiliki keluhan lain. Kehausan, misalnya. "Kalau 
enggak kehausan, tapi kencingnya sedikit, ya, enggak apa-apa." 


Dengan kata lain, bayi yang mengalami masalah pada BAK kebanyakan akan 
memiliki keluhan lain, seperti halnya BAB. Entah itu demam atau panas 
atau gangguan pertumbuhan. Biasanya juga disertai dengan rewel atau sulit 
tidur. 


Nah, sudah enggak panik lagi, kan! 

BOLEHKAH DITATUR?


Banyak ibu yang "melatih" bayinya BAK maupun BAB sejak usia dini, 
istilahnya ditatur dalam bahasa daerah (Jawa). Tujuannya agar kelak si 
kecil tak mengompol dan BAB di celana lagi setelah usia bayi, di samping 
agar tak repot karena harus sering mencuci popok bekas ompol maupun 
BABnya. 


Tapi terus terang sangat tak lazim melatih bayi BAB atau BAK. Biasanya 
toilet training mulai dilakukan saat anak berusia sekitar 2 tahun, dan 
ini bukan disebut bayi lagi. Menurut Waldi dalam kepustakaan disebutkan 
bahwa latihan ke belakang sebelum usia 18 bulan dapat mengakibatkan 
pemanjangan latihan hingga mencapai usia 4 tahun! Jadi latihan yang 
kepagian akan memperpanjang proses latihan itu sendiri. Juga suasana yang 
mendukung latihan perlu diperhatikan. Sangat perlu diperhatikan agar anak 
yang ingin ditatur sebaiknya juga mempunyai keinginan demikian di 
dirinya. Dan ini biasanya timbul pada usia antara 18 bulan-2 tahun. Kalau 
tidak, "bisa-bisa latihan pergi ke toilet ini menjadi suatu pengalaman 
yang traumatik sehingga malah susah dijalankan," kata Waldi. 


Untuk mempermudah pelatihan di toilet sebaiknya anak mula-mula 
dipersilakan melihat bagaimana caranya orang dewasa BAB di toilet. Duduk 
di kursi berpispot dengan menggunakan pakaian lengkap untuk pelajaran 
awal juga dianjurkan. "Jangan menggunakan contoh lawan jenis seks ya, 
nanti bikin bingung. Juga penting diperhatikan," kata Waldi,"bila mau 
melatih anak BAB di WC, jangan sampai kakinya menggantung." Sebab, ketika 
BAB, ia akan menggunakan otot badan untuk menekan perut agar bisa 
keluar. "Bila kakinya dibiarkan menggantung, pasti anak susah mengejan, 
dong. Jadi, untuk latihan, pispot lebih dianjurkan karena lebih gampang." 


Jadi, kalau mau menggunakan WC, posisi duduk anak harus enak. "Kita harus 
memberinya tempat pijakan di kaki kiri dan kanan. Biasanya, sih, dengan 
memberi dua bangku kecil yang rendah sehingga ia bisa duduk dengan 
menjejakkan kakinya. Jangan lupa, suasananya harus senang dan santai."  

Faras Handayani 

PREBIOTIK ATASI MASALAH DIARE

Amat dianjurkan memberikan bahan makanan prebiotik sejak bayi mulai 
mendapat makanan tambahan, karena dapat memperbaiki sistem pencernaan. 

Prebiotik merupakan produk alami yang berasal dari zat pati tanaman atau 
fructooligosakarida (FOS).Kendati di Indonesia tergolong baru, sebenarnya 
prebiotik sudah lama ditemukan. Yang pertama kali mengembangkannya adalah 
Hidaka, peneliti Jepang, pada 1983. "Malah sejak tahun 84-85, Jepang 
sudah membuatnya secara komersial dan diperdagangkan," kata Prof. Dr. 
Ir.Betty Sri Laksmi Jenie, MS, ketua program studi Ilmu Pangan Program 
Pascasarjana IPB, Bogor. 


Jadi, sudah ada formula prebiotik yang dijamin keamanannya dan bukan lagi 
berupa ingridient atau bagian dari campuran bahan makanan, melainkan 
sudah sebagai makanan prebiotik. Sementara di Indonesia, masih dalam 
bentuk ingridient. "Untuk bentuk makanan, sepertinya baru akan 
dikembangkan oleh industri makanan, terutama industri susu dan makanan 
bayi yang mencampurkan prebiotik ke dalamnya. Hal ini bisa dilihat dalam 
ingridien kemasannya, biasanya terdapat tulisan Prebio," lanjut Betty. 


Malah untuk selanjutnya, bisa jadi prebiotik juga akan dijumpai dalam 
bentuk infus atau transfusi. Di Amerika, kata Dr. Karel Al Staa, 
spesialis anak dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, ada produk bernama 
Vistrum, suatu imun dan suplemen bernutrisi yang menggunakan 
prebiotik. "Juga dalam bentuk vitamin natural atau herbal yang diberi 
nama Inuflora. Selain itu, ada juga Proventra, yang terdiri dari 
kombinasi probiotik dan prebiotik," tuturnya pada kesempatan berbeda. 


HARUS TETAP UTUH


Menurut Karel, prebiotik bisa dijumpai dalam berbagai tanaman seperti 
pisang, asparagus, bawang putih, bawang bombay, tomat, serealia (gandum 
dan biji-bijian lain), susu sapi, yoghurt, dan madu. Pendapat senada juga 
dikemukakan oleh Betty, "Pada tanaman dan hampir semua buah juga ada 
kandungan prebiotik, cuma jumlahnya tak terlalu besar." 


Namun demikian, bukan berarti kalau kita makan tanaman-tanaman tersebut 
secara alami akan didapat bahan prebiotik seperti yang diharapkan. 
Soalnya, tak bisa dijamin kadar konsentrasi dari bahan makanan yang kita 
makan. "Tebu, misalnya. Bila diperas airnya bisa saja yang didapat encer. 
Jikapun sudah dalam bentuk gula, maka glukosa dan fruktosa dari bahan ini 
juga mudah diserap usus, hingga begitu sampai usus besar, bahan 
prebiotiknya sudah habis," tutur Betty. 


Padahal, bahan prebiotik yang kita makan harus tak bisa diserap ketika 
melewati usus kecil atau harus tetap utuh, hingga di usus besar dapat 
digunakan untuk menumbuhkembangkan bakteri baik yang ada di dalamnya. 
Dengan makin banyak bakteri baik di usus besar, berarti daya tahan tubuh 
pun jadi lebih baik. Sebab, bakteri ini akan menghasilkan asam laktat 
hingga menambah tingkat keasaman dalam usus. 


Nah, tingkat keasaman yang tinggi ini akan membuat bakteri jahat yang 
menyebabkan diare, kolera, disentri, dan penyakit perut lainnya, tak 
tahan dan banyak yang mati. "Walaupun sebenarnya, bila anak dalam keadaan 
sehat dan makanannya baik, bakteri jahat tak akan berkembang," tambah 
Betty. 


PROBIOTIK


Jadi, bila bakteri jahat yang dominan dalam usus, maka bisa menyebabkan 
sakit diare, bahkan sampai pada penyakit pencernaan yang lebih berat 
semisal kanker. 


Bakteri baik, terang Karel, dinamakan juga probiotik. "Awalnya, yang 
dikembangkan adalah probiotik. Probiotik yang biasa digunakan adalah 
lactobacilli dan bifidobacteria, karena kedua jenis bakteri ini tahan 
atau tetap hidup dalam tingkat keasaman di usus, sehingga dia tumbuh dan 
mengeluarkan bahan-bahan yang mendukung kesehatan." 


Probiotik sejak 30 tahun lalu sudah diproduksi di Indonesia dalam bentuk 
yoghurt atau susu asam. Susu ini dibuat dengan memasukkan bakteri atau 
organisme yang berguna, yang dalam waktu tertentu tumbuh dan berkembang, 
hingga membuat susu jadi asam. Organisme ini akan membantu organisme 
dalam usus untuk membantu pencernaan sewaktu diare. Di Amerika ada produk-
produk khusus fermentasi dari kuman-kuman yang sudah diproses. 


Namun, pemberian yoghurt sebaiknya dilakukan bila pencernaan anak sudah 
mendekati sempurna, yaitu jika hampir setahun. "Lebih amannya, yoghurt 
dikonsumsi usia balita," kata Betty. Sebab, walaupun rasa asam di yoghurt 
tak berbahaya, karena di daerah pencernaan sendiri tingkat keasamannya 
sangat rendah, namun yang dikhawatirkan justru ketika melalui daerah 
mulut dan dinding-dinding usus. "Saluran ini lebih sensitif. Akibat rasa 
asam, dikhawatirkan terjadi iritasi." 


Itulah mengapa, khusus untuk bayi, demi menjaga segala kemungkinan, 
tentunya bahan yang diberikan diusahakan sealamiah mungkin. "Jadi, bukan 
bakterinya yang dimasukkan ke tubuh bayi atau anak, tapi justru probiotik 
atau bakteri yang sudah ada di dalam perutnya itulah yang ditumbuhkan 
untuk berkembang biak semakin banyak," lanjut Betty. Nah, bahan untuk 
menumbuhkembangkannya ini berasal dari makanan yang mengandung prebiotik 
tadi. 


MENYEMBUHKAN DIARE


Selain menumbuhkan probiotik atau bakteri baik dalam usus bayi, terang 
Karel, produk makanan yang mengandung prebiotik juga berguna untuk 
membunuh kuman-kuman yang tak perlu, memiliki penangkal atau penetralisir 
efek samping antibiotik, dan mencegah infeksi. "Jadi, sangat membantu 
fungsi pencernaan. Bila fungsi pencernaan baik, tentunya proses 
penyerapan zat gizi pun menjadi baik pula. Secara keseluruhan, daya tahan 
tubuh jadi baik, hingga bayi akan tumbuh kembang dengan baik pula." 


Itulah mengapa, Karel amat menganjurkan produk makanan dengan prebiotik 
diberikan pada bayi dan anak, terutama yang pencernaannya terganggu 
seperti sering diare, mual, muntah, mencret, dan lainnya. Apalagi di 
Jepang, seperti dipaparkan Betty, bahan prebiotik sudah lama digunakan 
sebagai komponen untuk membantu penyembuhan diare. 


Namun, bukan berarti setelah makan bahan makanan prebiotik, diarenya bisa 
langsung sembuh, lo. Melainkan butuh waktu 1-2 hari untuk memproses 
bakteri yang baik, tergantung berat-ringan diarenya. Jika diarenya baru 
saja dan belum terlalu lama, misal, setengah hari, mungkin bisa lebih 
cepat setelah diberi prebiotik. 


SEJAK USIA 4 BULAN


Kendati prebiotik amat dianjurkan buat bayi/anak yang pencernaannya 
terganggu, tak berarti bayi/anak yang tak bermasalah dengan pencernaannya 
tak perlu prebiotik. Bukankah prebiotik sangat baik untuk pencernaannya? 


Itulah mengapa, Karel menyarankan agar pemberian bahan makanan prebiotik 
dimulai sejak usia 4 bulan (atau 6 bulan untuk bayi yang mendapat ASI 
ekslusif), yaitu ketika mulai makan makanan tambahan. "Paling mudah dan 
efektif, pemberian prebiotik pada bayi adalah di susu. Selain karena bayi 
relatif masih minum susu, juga lebih rentan." 


Namun pemberian ASI jangan dihentikan, lo. Apalagi dalam ASI juga ada 
komponen prebiotiknya. Itu sebab, bayi yang diare dianjurkan untuk tetap 
diberikan ASI. Selain itu, kekurangan cairan dan diarenya juga akan lebih 
lambat ditahannya. "Setelah ASI tak diberikan, barulah dipilih susu 
formula yang ada prebiotiknya." 


Dari hasil penelitian terbukti, bayi yang sering diberi makanan 
mengandung prebiotik, kemungkinan mengalami diare jauh lebih 
kecil. "Jadi, pemberian prebiotik ini merupakan upaya pencegahan," tandas 
Karel. 


TAK ADA EFEK SAMPING


Tentang dosis pemberiannya, untuk bayi dan anak disesuaikan BB-
nya. "Umumnya untuk dewasa 10 gr per hari. Berarti untuk bayi jauh lebih 
kecil, sekitar 167 mg per hari," bilang Betty. 


Kendati demikian, meski dikonsumsi secara berlebihan pun tak ada efek 
sampingnya. "Bukankah prebiotik berasal dari bahan alam dan bukan zat 
kimia?" Selain itu, bahan prebiotik tak bisa dicerna oleh tubuh. Hingga, 
bila kelebihan, akan dibuang oleh tubuh. "Jadi, sekaligus juga membantu 
pelepasan. Dengan demikian, fungsinya hampir sama seperti serat, yang 
membantu memudahkan BAB." 


Menurut Betty, anak yang kelebihan prebiotik, akan mengeluarkan banyak 
gas serta tinjanya lunak dan cenderung berair. Itulah mengapa, prebiotik 
juga sering digunakan untuk menyembuhkan sembelit. "Normalnya, tiap hari 
kita BAB satu kali. Jika lebih hingga 3 kali dalam sehari pun masih 
dianggap normal. Namun demikian, diare yang 2-3 kali dalam sehari masih 
lebih baik daripada sembelit. Kotoran itu, kan, bahan beracun buat usus, 
jadi tak boleh lama-lama. Paling lama 24 jam, sesudahnya harus dibuang." 






=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+



********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke