Sebagian Orang Berkata, Apabila Hadits Shahih Bertentangan Dengan Al-Qur'an, 
Maka Hadits Itu Ditolak 
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani 
Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Ada sebagian orang yang berkata 
bahwa apabila terdapat sebuah hadits yang bertentangan dengan ayat Al-Qur'an 
maka hadits tersebut harus kita tolak walaupun derajatnya shahih. Mereka 
mencontohkan sebuah hadits.

"Artinya : Sesungguhnya mayit akan disiksa disebabkan tangisan dari 
keluarganya" [Shahihul Jaami' No. 1970]

Mereka berkata bahwa hadits tersebut ditolak oleh Aisyah رضي الله عنها dengan 
sebuah ayat dalam Al-Qur'an surat Fathir : 18.

"Artinya : Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain"

Bagaimana kita membantah pendapat mereka itu ?

Jawaban.
Mengatakan ada hadits shahih yang bertentangan dengan Al-Qur'an adalah 
kesalahan yang sangat fatal. Sebab tidak mungkin Rasulullah صلی الله عليه وسلم 
yang diutus oleh Allah memberikan keterangan yang bertentangan dengan 
keterangan Allah yang mengutus beliau.

Dari segi riwayat/sanad, hadits di atas sudah tidak terbantahkan lagi ke 
shahih-annya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Umar bin Khaththab, 
dan Mughirah bin Syu'bah, yang terdapat dalam kitab hadits shahih (Bukhari dan 
Muslim).

Adapun dari segi tafsir, hadits tersebut sudah ditafsirkan oleh para ulama 
dengan dua tafsiran sebagai berikut.

[A]. Hadits tersebut berlaku bagi mayit yang ketika hidupnya dia mengetahui 
bahwa keluarganya (anak dan istrinya) pasti akan meronta-ronta (nihayah [1]) 
apabila dia mati. Kemudian dia tidak mau menasihati keluarganya dan tidak 
berwasiat agar mereka tidak menangisi kematiannya. Orang seperti inilah yang 
mayitnya akan disiksa apabila ditangisi oleh keluarganya.

Adapun orang yang sudah menasihati keluarganya dan berpesan agar tidak berbuat 
nihayah, tapi kemudian ketika dia mati keluarganya masih tetap meratapi dan 
menangisinya, maka orang-orang seperti ini tidak terkena ancaman dari hadits 
tadi.

Dalam hadits tersebut, kata al-mayyitu menggunakan huruf alif lam (isim 
ma'rifat). Dalam kaidah bahasa Arab kalau ada isim (kata benda) yang dibagian 
depannya memakai huruf alif lam, maka benda tersebut tidak bersifat umum (bukan 
arti dari benda yang dimaksud). Oleh karena itu kata "mayit" dalam hadits di 
atas adalah tidak semua mayit, tapi mayit tertentu (khusus). Yaitu mayit orang 
yang sewaktu hidupnya tidak memberi nasihat kepada keluarganya tentang haramnya 
nihayah.

Demikianlah, ketika kita memahami tafsir hadits di atas jelaslah bagi kita 
bahwa hadits shahih tersebut tidak bertentangan dengan bunyi ayat.

"Artinya : Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain".

Karena pada hakikatnya siksaan yang dia terima adalah akibat kesalahan/dosa dia 
sendiri yaitu tidak mau menasihati dan berdakwah kepada keluarga. Inilah 
penafsiran dari para ulama terkenal, di antaranya Imam An-Nawawi.

[B]. Adapun tafsiran kedua adalah tafsiran yang dikemukakan oleh Syaikhul Islam 
Ibnu Taimiyah Raimahullah di beberapa tulisan beliau bahwa yang dimaksud dengan 
azab (siksaan) dalam hadits tersebut adalah bukan azab kubur atau azab akhirat. 
Tapi maksud azab tersebut hanyalah rasa sedih dan duka cita. Yaitu rasa sedih 
dan duka ketika mayit tersebut mendengar ratap tangis dari keluarganya.

Tapi menurut saya , tafsiran seperti itu bertentangan dengan beberapa dalil. Di 
antaranya adalah hadits shahih riwayat Mughirah bin Syu'bah.

" Artinya : Sesungguhnya mayit itu akan disiksa pada hari kiamat disebabkan 
tangisan dari keluarganya"

Jadi menurut hadits ini siksa tersebut bukan di alam kubur tapi di akhirat, dan 
siksaan di akhirat adalah tidak lain maksudnya adalah siksa neraka, kecuali 
apabila ia diampuni oleh Allah. Karena semua dosa pasti ada kemungkinan 
diampuni oleh Allah سبحانه و تعالى, kecuali dosa syirik.

Firman Allah سبحانه و تعالى.

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia 
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang 
dikehendaki-Nya" [An-Nisa : 48]

Banyak hadits-hadits shahih dan beberapa ayat Al-Qur'an yang mengatakan bahwa 
seorang mayit itu tidak akan mendengar suara orang yang masih hidup kecuali 
saat-saat tertentu saja. Di antaranya adalah hadits riwayat Bukhari dari 
sahabat Anas bin Malik رضي الله عنه.

"Artinya : Sesungguhnya seorang hamba yang meninggal dan baru saja dikubur, dia 
mendengar bunyi terompah (sandal) yang dipakai oleh orang-orang yang 
mengantarnya ketika mereka sedang beranjak pulang, sampai datang kepada dia dua 
malaikat" [Shahihul Jami' No. 1675]

Kapan seorang mayit itu bisa mendengar suara sandal orang yang masih hidup ? 
Hadits tersebut menegaskan bahwa mayit tersebut hanya bisa mendengar suara 
sandal ketika dia baru saja dikubur, yaitu ketika ruhnya baru saja dikembalikan 
ke badannya dan dia di dudukkan oleh dua malaikat. Jadi tidak setiap hari mayit 
tersebut mendengar suara sandal orang-orang yang lalu lalang di atas kuburannya 
sampai hari kiamat. Sama sekali tidak !.

Seandainya penafsiran Ibnu Taimiyah di atas benar, bahwa seorang mayit itu bisa 
mendengar tangisan orang yang masih hidup, berarti mayit tersebut bisa 
merasakan dan mendengar apa yang terjadi di sekelilingnya, baik ketika dia 
sedang diusung atau setelah dia dimakamkan, sementara tidak ada satupun dalil 
yang mendukung pendapat seperti ini.

Hadits selanjutnya adalah.

"Artinya : Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat-malaikat yang bertugas 
menjelajah di seluruh permukaan bumi untuk menyampaikan kepadaku salam yang 
diucapkan oleh umatku" [Shahihul Jaami' No. 2174]

Seandainya mayit itu bisa mendengar, tentu mayat Rasulullah صلی الله عليه وسلم 
lebih memungkinkan bisa mendengar. Mayit beliau lebih mulia dibanding mayit 
siapapun, termasuk mayit para nabi dan rasul. Seandainya mayit beliau صلی الله 
عليه وسلم bisa mendengar, tentu beliau mendengar salam dari umatnya yang 
ditujukan kepada beliau dan tidak perlu ada malaikat-malaikat khusus yang 
ditugasi oleh Allah untuk menyampaikan salam yang ditujukan kepada beliau.

Dari sini kita bisa mengetahui betapa salah dan sesatnya orang yang 
ber-istighatsah (minta pertolongan) kepada orang yang sudah meninggal, siapapun 
dia. Rasulullah صلی الله عليه وسلم adalah orang yang paling mulia di sisi Allah 
dan beliau tidak mampu mendengar suara orang yang masih hidup, apalagi selain 
beliau.

Hal ini secara tegas diterangkan oleh Allah سبحانه و تعالى dalam Al-Qur'an 
surat Al-A'raf : 194.

"Artinya : Sesungguhnya yang kalian seru [2] selain Allah adalah hamba yang 
juga seperti kalian"

Juga di dalam surat Fathir : 14.

"Artinya : Jika kalian bedo'a kepada mereka, maka mereka tidak akan mendengar 
do'a kalian"

Demikianlah, secara umum mayit yang ada di dalam kubur itu tidak bisa mendengar 
apa-apa kecuali saat-saat tertentu saja. Sebagaimana yang sudah diterangkan 
dalam beberapa ayat dan hadits.


[Disalin kitab Kaifa Yajibu 'Alaina Annufasirral Qur'anal Karim, edisi 
Indonesia Tanya Jawab Dalam Memahami Isi Al-Qur'an, Penulis Syaikh Muhammad 
Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tauhid, penerjemah Abu Abdul Aziz]
__________
Foote Notes.
[1] Nihayah adalah meratapi kematian dengan cara meronta-ronta, menampar-nampar 
pipi, menyobek-nyobek baju, kumpul-kumpul di rumah ahli mayit, dan lain-lain 
(-pent-)
[2] Maksud "seru" di sini adalah berdo'a, minta pertolongan kepada orang-orang 
yang sudah mati atau kepada berhala-berhala (-pent) 
Kategori: Al-Qur'an - Tanya Jawab
Sumber: http://www.almanhaj.or.id
Tanggal: Sabtu, 28 Februari 2004 19:06:37 WIB 
 
 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Choirul Asyhar
Sent: Monday, September 24, 2007 11:12 AM
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Subject: [ FUPM-EJIP ] Fw: [tangandiatas] Terusan: OOT: Berapa lama Kitadikubur?


Ya. Berapa tahun ya kita akan berada di dalam kubur?
Menunggu tibanya pengadilan Ilahi di Padang Mahsyar.
Menanti dalam ketersiksaan kah?
Atau menanti dalam kebahagiaan kah?
  
<http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=17068785/grpspId=1705145997/msgId=24306/stime=1190360229/nc1=4025304/nc2=3848644/nc3=4699087>
 
__,_._,___ 

********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke