AlhamduLILLAH, Syukron atas informasinya....
----- Original Message -----
From: Eko cahyo
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Sent: Wednesday, October 03, 2007 1:34 AM
Subject: [ FUPM-EJIP ] Larangan meniup makanan atau minuman
Assalamu'alaikum
Seringkali kita melihat, seorang Ibu ketika menyuapi anaknya makanan yang
masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya.
Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas,
sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya.
Benarkan cara demikian ?
Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam, kita dilarang meniup makanan
atau minuman.
Sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu
alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At
Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Awalnya saya tidak mengetahui hikmahnya, bagi saya pribadi, ketika datang
hadits pada saya mengenai suatu hal, maka semampunya coba saya lakukan,
walaupun saya belum tahu hikmahnya, dan sebenarnya memang tidak harus tahu.
Begitu juga ketika saya pertama kali mendengar hadits ini, saya hanya
berusaha mengamalkan saja, bahwa kita dilarang meniup makanan atau minuman, itu
juga yang saya lakukan kepada anak saya.
Dan alhamdulillah ketika tadi coba browse ke internet, ternyata dari salah
satu milis kimia di Indonesia, ada yang menjelaskan secara teori bahwa:
apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu
carbon dioxide, yang apabila bercampur dgn air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu
sama dengan cuka,menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
dan saya ingat juga bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh
kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil
bernapas di dalam gelas, hal ini juga dilarang, ternyata saya baru tahu
sekarang hikmahnya, bahwa ketika kita minum langsung banyak, maka ada
kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi
kimia seperti di atas.
Ulasan yang saya sampaikan, mungkin bukan hikmah keseluruhan, karena Ilmu
Allah tentu lebih luas dari ilmu manusia, bisa jadi itu adalah salah satu
hikmah dari puluhan hikmah lainnya yang belum terungkap oleh manusia.
Kewajiban kita hanyalah mendengar dan menta'atiNya
Perkara hikmah apa yang ada dalam larangan itu, urusan belakangan.
Yang penting kita sudah mencoba mentaatiNya
Wallahu A'lam
------------------------------------------------------------------------------
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net
Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net
Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************