Artikel yang bagus, Pak.
Sayang terputus, karena tidak ada berita bagaimana jawaban atau tanggapan 
Bollienger dan para mahasiswanya atas 2 pertanyaan penting itu.

Wassalam
  ----- Original Message ----- 
  From: Sulaeman 
  To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP 
  Sent: Thursday, October 04, 2007 9:31 AM
  Subject: [ FUPM-EJIP ] Diplomasi Presiden Iran,Ahmadinejad


  Assalamu'alaikum wr.wb

  Ini ada tuliasan,semoga bermanfaat

  KECANTIKAN DIPLOMASI AHMADINEJAD 
  Langkah diplomatik Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad, mengambil inisiatif 
dalam konteks hubungan AS-Iran yang kian memanas tampaknya akan memiliki dampak 
yang luas. Sekalipun mendapat caci-maki kekanak-kanakan dari Presiden 
Universitas Columbia, Lee Bollinger, langkah berani Ahmadinejad bukan tak 
mungkin akan terbukti menghunjam lebih dalam ketimbang yang diperkirakan para 
musuhnya di AS. Bagi setiap orang yang dapat berpikir dengan lebih tenang, 
keberanian Ahmadinejad untuk tanding tandang, menahan segala celaan dan cemooh 
hadirin, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan sikap kekanak-kanakan dan 
kepicikan sang rektor dan sebagian audiens untuk memperolok tamu yang 
diundangnya. Pemandangan kontras ini dapat dilihat sebagai pertanda keyakinan 
akan kemenangan di pihak Ahmadinejad dan semua yang dia wakili, sekaligus 
menandakan suasana frustrasi serta kegelisahan di pihak Bollinger dan semua 
yang diwakilinya. Di bawah ini adalah sebagian kecil kandungan ceramah kedua 
pihak yang mewakili dua peradaban yang berbeda itu. 
  Bollinger memulai 'ceramah penyambutannya', antara lain, dengan menyatakan 
bahwa acara tersebut tidak berhubungan sama sekali dengan hak pembicara 
(Ahmadinejad), tapi hanya berkaitan dengan haknya untuk mendengar dan 
berbicara. ''Kami melakukan ini demi diri kami sendiri,'' kata Bollinger. 
Kemudian Bollinger melanjutkan, ''Suatu hari pada Desember 2005 dalam sebuah 
acara siaran televisi negara, Anda menggambarkan holocaust sebagai sebuah 
legenda yang dibuat-buat. Satu tahun kemudian, Anda mengadakan konferensi dua 
hari yang menghimpun para pengingkar holocaust. Bagi orang awam dan bodoh 
sekalipun, ini adalah propaganda yang berbahaya.'' 
  Tepuk tangan memecah ketegangan. Bollinger m enandaskan, ''Sekarang Anda 
datang ke tempat ini (tempat bagi banyak pengungsi holocaust), maka Anda tampak 
menggelikan. Anda hanya menjadi seorang yang secara angkuh bersifat provokatif 
atau secara mengejutkan tidak berpendidikan.'' Lagi-lagi tepuk tangan 
membahana. Bollinger meneruskan, ''Dua belas hari yang lalu Anda berkata negara 
Israel tidak lagi bisa hidup.   
  Pernyataan ini menggemakan berbagai pernyataan provokatif yang Anda sampaikan 
pada dua tahun terakhir, termasuk pada Oktober 2005, ketika Anda berkata Israel 
itu harus dihapuskan dari peta. Nah, di Columbia banyak mahasiswa yang tinggal 
di Israel atau berasal dari Israel, apakah penghapusan itu juga mencakup 
Columbia? Mengapa Anda mendukung organisasi-organisasi teroris yang senantiasa 
menghantam perdamaian dan demokrasi di Timur Tengah, menghancurkan hidup dan 
masyarakat sipil di kawasan itu?'' Tepuk tangan memuncak. 
  Bollinger meneruskan kecamannya, ''Dalam sebuah pengarahan di hadapan 
National Press Club, Jenderal David Petraeus melaporkan senjata-senjata yang 
datang dari Iran, termasuk 240 milimeter roket dan proyektil peledak, berandil 
pada `serangan-serangan canggih yang sama sekali tidak akan mungkin tanpa 
dukungan Iran.' Sejumlah lulusan Columbia dan para mahasiswa ada di antara para 
anggota militer pemberani yang sedang bertugas di Irak dan Afghanistan. Mereka, 
seperti kebanyakan orang Amerika lainnya dengan putra, putri, ayah, suami, dan 
istri yang bertugas di medan pertempuran, benar-benar melihat pemerintahan Anda 
sebagai musuh, Mengapa Anda memilih membuat orang-orang di negara Anda menjadi 
lemah akibat sanksi-sanksi ekonomi internasional, dan mengancam untuk menelan 
dunia dalam pembasmian nuklir?'' 
  Setelah melihat kecaman yang bertubi-tubi itu, sekarang marilah kita simak 
ringkasan pernyataan Ahmadinejad di forum Universitas Columbia petang 24 
September 2007 itu. Ahmadinejad mengawali ceramah nya dengan mempersoalkan 
sikap Lee Bollinger yang telah membacakan pernyataan politik yang melecehkan 
dirinya sebelum ada pernyataan dari tamu yang diundangnya.  ''Menurut saya, 
teks yang dibacakan oleh tuan di sini (Bollinger), bukan hanya menyangkut saya, 
melainkan lebih merupakan penghinaan atas informasi dan pengetahuan para 
pendengar yang hadir di sini. Dalam lingkungan universitas, kita harus 
membiarkan seseorang mengatakan pikirannya, mengizinkan setiap orang untuk 
berbicara sehingga kebenaran pada akhirnya bisa diungkapkan. Sudah tentu dia 
(Bollinger) mengambil lebih banyak waktu ketimbang yang dialokasikan untuk 
saya. Tapi tak apalah. Kita biarkan semua itu sebagai tambahan dalam daftar 
klaim penghormatan atas 'kebebasan berbicara' di negeri ini.'' 
  Ahmadinejad melanjutkan ceramah singkatnya dengan memaparkan arti penting 
pengetahuan, informasi, dan riset bagi semua orang, terutama kalangan 
terpelajar. ''Kunci untuk memahami realitas sekitar kita ada di tangan para 
peneliti, yakni mereka yang mau menguak yang tersembunyi, ilmu-ilmu yang belum 
diketahui. Seluruh jendela realitas yang mungkin hanya bisa dibuka oleh para 
sarjana dan kaum terpelajar di dunia,'' tutur dia. ''Ajaran para nabi, dari 
Adam sampai Muhammad, bertujuan membebaskan manusia dari kebodohan, 
keterbelakangan, tahayul, perilaku tidak etis dan pola berpikir yang keliru. 
Salah satu bahaya yang ditimpakan pada pengetahuan ialah pembatasannya pada 
bidang eksperimental dan fisik, lantaran realitas jauh lebih luas daripada yang 
dapat ditampung oleh ranah materi.'' 
  Ahmadinejad menambahkan bahwa di sisi lain, ilmu pengetahuan dapat 
disalahgunakan oleh individu atau kelompok yang korup dan egois. Akibatnya, 
ilmu hanya dipakai untuk melayani nafsu dan memuaskan amarah. Di dunia dewasa 
ini, negara-negara berkuasa hanya menyalahgunakan para ilmuwan untuk 
kepentingan mereka semata-mata. Negara-negara ini juga memanfaatkan semua 
peluang demi kepentingan mereka. Misalnya, dengan menggunakan metode-metode 
ilmiah, kini mereka menipu masyarakat dengan menciptakan musuh-musuh yang 
sebenarnya tiada, dan menimbulkan atmosfer ketakutan. 
  Semua ini, menurut dia, agar mereka bisa mengendalikan segala sesuatu atas 
nama (perang) melawan terorisme. Negara-negara adikuasa ini juga melanggar 
privasi, menyadap telepon dan terus-menerus merekayasa suasana psikologis yang 
tidak aman agar mereka bisa terus berkuasa atas rakyat mereka. Misal lain, 
dengan metode-metode ilmiah dan perencanaan yang matang, mereka melancarkan 
serangan pada budaya lokal yang merupakan buah interaksi, kreativitas, dan 
aktivitas kesenian ribuan tahun. 
  Hal yang lebih memilukan adalah upaya kekuatan-kekuatan besar untuk 
memonopoli sains dan mencegah negara-negara lain dalam mencapai pengembangan 
ilmiah yang sama. Mereka berdalih dengan ribuan alasan, melemparkan tuduhan 
tanpa bukti, memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi untuk mencegah perkembangan 
dan percepatan. Semua itu merupakan akibat pudarnya nilai-nilai kemanusiaan, 
moral dan ajaran para nabi Ilahi. Dengan sangat menyesal, mereka memang belum 
terlatih untuk melayani umat manusia. Para ilmuwan seharusnya menjadi 
orang-orang yang memandu umat manusia menuju masa depan yang lebih baik. Tuhan 
menyadari semua realitas. ''Saya berharap akan datang suatu hari manakala para 
ilmuwan memerintah dunia dan Tuhan itu sendiri akan datang bersama Nabi Musa, 
Isa, dan Muhammad untuk memerintah dunia ini dan membawa kita menyongsong 
keadilan,'' ujar Ahmadinejad. 
  Mengacu pada dua poin yang dikatakan (Bollinger) di pengantar, Ahmadinejad 
mengaku terbuka bagi setiap pertanyaan. ''Tahun lalu, atau dua tahun lalu, saya 
mengajukan dua pertanyaan. Anda tahu pekerjaan utama saya adalah dosen. Walau 
menjadi presiden, saya masih mengajar di tingkat pascasarjana dan doktoral 
setiap minggu. Mahasiswa saya banyak bekerja dengan saya dalam berbagai bidang 
ilmu. Saya percaya bahwa saya adalah seorang akademisi. Maka itu, saya 
berbicara dengan Anda dari sudut pandang akademis. Saya pernah mengajukan dua 
pertanyaan. 
  Tapi, alih-alih mendapat tanggapan, saya malah menerima gelombang hujatan dan 
tuduhan. Dan sayangnya, kebanyakan penghujat dan penuduh itu datang dari 
kelompok yang mengklaim percaya pada kebebasan berbicara dan kebebasan mendapat 
informasi. Anda pasti tahu bahwa Palestina adalah luka yang telah berusia tua 
60 tahun.'' 
  Menurut Ahmadinejad, selama 60 tahun, orang-orang ini diusir; terus dibantai 
didera konflik dan teror. Kaum wanita dan anak-anak mereka yang tidak bersalah 
dibinasakan, dihancurkan, dan dibunuh oleh segala rupa helikopter dan pesawat 
tempur (Israel) yang meluluhlantakkan rumah mereka dari atas. Anak-anak 
(Palestina) usia sekolah banyak yang dipenjarakan dan disiksa. Keamanan Timur 
Tengah selalu berada dalam bahaya; dan selama 60 tahun ini, menurut dia, 
masyarakat sering mendengar slogan ekspansionisme 'Dari Nil hingga Efrat'.   
  ''Dua pertanyaan yang sama akan saya ajukan lagi di sini. Dan Anda dapat 
menilai apakah tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan ini harus berupa hujatan 
dan tudingan atau mencuatkan segala propaganda negatif? Atau haruskah kita 
benar-benar mencoba menghadapi dua pertanyaan ini dan menjawabnya? Seperti 
Anda, seperti umumnya para akademisi, saya akan berupaya diam sampai saya 
mendapat jawaban. Maka itu, saya menunggu jawaban logis dan bukannya hujatan. 
  Pertanyaan pertama saya adalah jika memang holocaust itu kenyataan yang 
terjadi di zaman ini, mengapa tidak ada riset memadai yang dapat mendekati 
topik ini dari perspektif-perspektif yang berbeda? Teman kita (Bollinger) 
merujuk pada 1930 sebagai titik awal perkembangan ini; tapi saya menduga 
holocaust, dari apa yang kita baca, terjadi selama Perang Dunia II pada 
1940-an. Maka, Anda tahu, kita harus benar-benar mampu melacak peristiwa itu,'' 
tutur Ahmadinejad. 
  Ahmadinejad menganggap pertanyaan itu sederhana. Kata dia, ada sejumlah 
peneliti yang ingin mendekati topik ini dari suatu perspektif yang berbeda, 
namun mereka dijebloskan ke penjara. Sekarang ini, ada beberapa akademisi Eropa 
yang dikurung karena mencoba menulis tentang holocaust. Padahal mereka hanya 
mencoba mempertanyakan aspek-aspek tertentu berkenaan dengan holocaust dari 
perspektif berbeda. 
  ''Pertanyaan saya adalah mengapa hal ini tidak terbuka bagi semua bentuk 
riset? Saya diberi tahu bahwa sudah terdapat cukup riset mengenai topik ini. 
Dan saya bertanya, bukankah topik-topik seperti kebebasan, demokrasi, 
konsep-konsep dan norma-norma seperti Tuhan, agama, fisika, bahkan kimia, juga 
sudah beroleh banyak riset? Tapi mengapa kita masih melanjutkan, bahkan 
mendorong, lebih banyak riset dalam topik-topik itu. Lalu, kenapa kita tidak 
mendorong lebih banyak riset mengenai peristiwa historis yang sudah menjadi 
akar dan penyebab banyak bencana besar di kawasan (Timur Tengah) pada zaman 
ini? Tidakkah seharusnya ada lebih banyak riset mengenai penyebab utamanya? 
Itulah pertanyaan pertama saya.'' 
  Sedang pertanyaan yang kedua adalah, jika memang peristiwa historis ini suatu 
kenyataan, maka publik masih perlu mempertanyakan apakah rakyat Palestina harus 
menanggungnya atau tidak? Bagaimanapun, peristiwa itu terjadi di Eropa. Bangsa 
Palestina tidak punya peran di dalamnya. Jadi kenapakah orang-orang Palestina 
harus terus menanggung akibat peristiwa yang tidak berkaitan dengan mereka? 
  Dan perihal isu nuklir Iran, Ahamdinejad mengungkapkan negaranya adalah 
anggota International Atomic Energy Agency (IAEA). Undang-undang IAEA dengan 
tegas menyatakan bahwa semua negara anggota mempunyai hak atas teknologi bahan 
bakar nuklir yang damai. Ini adalah pernyataan tegas dan eksplisit yang dibuat 
di dalam hukum. Dan hukum itu mengatakan tidak ada alasan atau dalih, bahkan 
pemeriksaan yang dilakukan IAEA sendiri, yang dapat mencegah negara anggota 
untuk memiliki hak itu. 
  ''Tetapi sayangnya, dua atau tiga kekuatan monopolistik, kekuatan-kekuatan 
yang egois, ingin memaksakan pendapat mereka pada bangsa Iran sembari 
mengingkari hak mereka. Saya mau katakan ini pada Anda, di masa lalu, kami 
memiliki kontrak dengan pemerintah AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Kanada 
dalam pengembangan nuklir untuk tujuan damai. Lalu, secara sepihak, 
negara-negara tadi membatalkan kontrak-kontrak mereka dengan kami. Akibatnya, 
bangsa Iran harus membayar kerugian miliaran dolar,'' tutur dia. 
  Ahmadinejad menambahkan, ''Untuk apa kami perlu bahan bakar dari kalian? 
Kalian bahkan tidak memberikan suku cadang yang kami perlukan untuk maskapai 
penerbangan sipil selama 28 tahun, atas nama embargo dan sanksi-sanksi lain, 
karena kami menentang, hak asasi manusia atau kebebasan? Dengan dalih itu pula, 
kalian menolak hak kami atas teknologi? 
  Padahal, apa yang kami inginkan ialah hak untuk menentukan nasib sendiri di 
masa depan. Kami ingin independen. Jangan mencampuri urusan kami. Jika kalian 
tidak memberikan kepada kami suku cadang pesawat terbang sipil, mengapa kami 
harus berharap kalian akan memberikan kepada kami bahan bakar untuk 
pengembangan nuklir demi tujuan damai?''



------------------------------------------------------------------------------


  ********************************************************
  Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
  ********************************************************
  Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
  http://www.usahamulia.net

  Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
  [EMAIL PROTECTED]

  Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
  [EMAIL PROTECTED]
  ********************************************************


------------------------------------------------------------------------------


  Internal Virus Database is out-of-date.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.9.6/865 - Release Date: 24/06/2007 8:33
********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke