Assalamu'alaikum

 

 


ISLAM NONPOLITIK


  

* secara umum, yaitu dilihat dari sumber dan prakteknya.

            

Sumber Politik

           Pemikiran politik berasal dari Yunani purba, yaitu sekitar
500-400 sebelum tarikh masehi. Politik merupakan suatu karya pikir
masyarakat Yunani purba dalam usaha mereka untuk menata masyarakatnya. Dari
hasil pemikiran itulah, timbul kata-kata polis, politeia, politikBM__ftnref2
<http://www.jamaahmuslimin.com/sejarah/sejarah14.asp#_ftn2> **.
           Pada saat itu Yunani purba belum mengenal nur kenabian dan
kerasulan. Sejarah pun tidak pernah menyebutkan keberadaan seorang Nabi atau
Rasul yang mendapat wahyu untuk membimbing umat di negeri itu. Para ahli
pikir Yunani purba, yang terkenal sebagai ahli-ahli filsafat, mencari suatu
tata tertib untuk mengatur masyarakatnya. Dengan kemampuan otak yang tinggi,
mereka memikirkan upaya terbaik untuk menata masyarakatnya. Dari pemikiran
itulah lahir filsafat kenegaraan, filsafat kemasyarakatan, filsafat hidup,
dan lain-lain. Mereka merenungkan dan memikirkan semua itu. 
           Di antara ahli pikir (filosof) yang terkenal hingga saat ini
adalah Socrates, Plato, dan AristotelesBM__ftnref3
<http://www.jamaahmuslimin.com/sejarah/sejarah14.asp#_ftn3> ***.Mereka
adalah ahli pikir yang ulung pada masanya. Hingga saat ini, buah pikiran
atau filsafat mereka menjiwai dunia barat, pada umumnya, kecuali golongan
Atheis (paham tak bertuhan), yang memuja Karl Marx, Engels, Lenin, Stalin,
atau Mao Tse Tung.
           Dalam masalah politik, dunia Barat selalu kembali pada zaman
Yunani purba karena di sanalah pusat untuk menata masyarakat secara politik.
Mereka yang berada di dunia Timur pun -yang dikuasai orang-orang Barat- juga
mengambil ilmu tersebut. Hal itu bisa dipahami, karena besarnya pengaruh
budaya Barat terhadap negeri mereka, sehingga tidaklah heran -di dunia Timur
yang kebanyakan merupakan dunia Islam- bila wahyu dianggap sebagai politik
Islam.
           Di Eropa atau Amerika Serikat, banyak juga filosof tentang
politik, misalnya Roosevelt, yang dianggap sebagai tokoh filsafat tentang
kenegaraan. Pada masa kejayaan Nazi Jerman, Adolf Hitler juga mempunyai
filsafat tentang kenegaraan.

Partai Politik 
           Apabila hendak meneliti lebih jauh tentang kepartaian, kita dapat
membuka kembali sejarahnya. Kepartaian datang dari Inggris, yaitu secara
parlementerBM__ftnref4
<http://www.jamaahmuslimin.com/sejarah/sejarah14.asp#_ftn4> *. Pada saat
itu, raja di Inggris mempunyai kekuasaan mutlak, tidak terbatas. Itulah
sebabnya, menurut pandangan masyarakat Inggris perlu diadakan pembatasan
untuk mengisi perwakilan rakyat.
            

 Partai Politik Islam 


        Sebenarnya partai politik Islam juga diambil dari Barat karena dalam
Islam tidak dikenal politik. Sebelum menyadari bahwa dalam Islam tidak
terdapat politik, dan wahyu itu sebenarnya terpisah dari gagasan manusia,
kami berada dalam lingkungan kepartaian. Di Indonesia, partai politik Islam
dimulai pada masa penjajahan dan pada masa awal kemerdekaan. Pada saat itu,
para ulama tidak menunjukkan bagaimana cara perjuangan secara Islam sehingga
kami terus berlarut-larut berada dalam partai politik Islam.
            Pada tahun 1930-an, ketika berpropaganda ke mana-mana, kami
memiliki semboyan bahwa jika tidak berpolitik, ummat Islam akan menjadi
objek politik dari luar Islam. Kalau tidak masuk politik, ummat Islam akan
dimakan politik. Inilah salah satu cara kami untuk menarik simpati ummat
Islam. Pada waktu itu kami menjadi propagandis dari pengurus Besar Partai
Islam Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta, Muhammad Natsir sebagai
ketua cabang Bandung dan Isa Anshari sebagai propagandisnya, Prawoto
Mangkusasmita sebagai ketua cabang di Jakarta, serta Abdul Gafar Ismail
menjadi propagandis bersama kami di Yogyakarta.
            Akan tetapi, setelah mendapat pengertian dengan takdir Allah
subhanahu wa ta'ala bahwa wahyu Allah adalah murni dari firman Allah dan
sabda-sabda Rasul-Nya, kami mendapat satu kesimpulan bahwa wahyu Allah itu
nonpolitik.

Politik dalam Praktek


           Setiap politik pasti memiliki pamrih dan pasti pula menghendaki
sesuatu dari masyarakat yang ada. Dimana saja orang-orang yang berpolitik
menyebar, mereka selalu diliputi ambisi yang sifatnya kekuasaan dan dunia
semata-mata. Kalaupun kebetulan tidak mempunyai kekuasaan, mereka pasti
berkeinginan untuk menggantikan atau menduduki fungsi dari pemerintahan yang
ada.
            Ini terjadi di mana saja, baik di dunia Barat ataupun Timur.
Kekuasaan itulah yang menjadi ciri khas dalam praktik politik dan menjadi
titik tujuan orang-orang yang berpolitik.
            Dalam praktek politik, tidak pernah ada, misalnya, seorang
politikus yang mengatakan bahwa ia menjalankan praktik politik karena Allah
semata-mata. Bila ia ditanya "Apakah  tujuan saudara berpolitik itu untuk
mencari kekuasaan atau tidak? Oh, tidak, saya lillah." Akan tetapi, dalam
prakteknya, jawabannya itu tidak terbukti. Konsekwensi dari ilmu politik
yang ada padanya, dia membuat suatu program politik yang dianggap lebih baik
dari program politik yang sedang dilaksanakan penguasa pada saat itu.
            Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa setiap unsur politik,
baik yang mengaku muslim, nasionalis, atau komunis atau apapun namanya,
semuanya bertujuan mencari  kekuasaan dan tidak ada yang lillah. 


 

  _____  

BM__ftn1 <http://www.jamaahmuslimin.com/sejarah/sejarah14.asp#_ftnref1> *
Para ahli politik berbeda dalam memberikan definisi/batasan politik. Namun
sasaran politik itu pada hakekatnya tertumpu pada negara dan kekuasaan.
Prof. Mr. Dr. J. Barents alam bukunya, Ilmu Politik: Suatu Perkenalan
Lapangan, 1953, halaman 19 (terjemahan LM. Sitorus) mengatakan, "Ilmu
politik ialah ilmu yang mempelajari penghidupan negara. Ilmu politik
diserahi tugas untuk menyelidiki negara-negara itu, sebagaimana
negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya. W.A. Robson dalam The University
Teaching of Social Sciences, menyebutkan, "Ilmu politik mempelajari
kekuasaan dalam masyarakat ...". Batasan ini sama dengan Deliar Noer dalam
Pengantar ke Pemikiran Politik, yang menyebutkan, "Ilmu politik memusatkan
perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat."
(Meriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Jakarta, 1983, halaman
10).

BM__ftn2 <http://www.jamaahmuslimin.com/sejarah/sejarah14.asp#_ftnref2> **
Polis = Negara (berasal dari kata Yunani kuno), tetapi negara pada waktu itu
masih merupakan kota, negara kota. Plato menamakan bukunya yang mengupas
negara, "Politeia", yang berarti soal-soal kenegaraan, sedang Aristoteles,
Politica, yang artinya Ilmu kenegaraan, ilmu tentang  polis. Dari situlah
asal perkataan politik sekarang ini (Ensiklopedia Umum, Kanasius, 1977,
halaman 896).

BM__ftn3 <http://www.jamaahmuslimin.com/sejarah/sejarah14.asp#_ftnref3> ***
Socrates (469-399 SM), ahli filsafat Yunani purba, bapak ahli filsafat dunia
yang mula-mula. Ia tidak meninggalkan sebuah buku karangan apapun dan
mengakhiri hidupnya dengan hukuman minum racun, sedangkan riwayat hidupnya
ditulis oleh muridnya, Plato.

Plato (427-347 SM) lahir di Athena. Karyanya di bidang politik berjudul
"Republik" (mungkin yang paling termasyhur, pengungkapan tentang keadilan
dengan gambaran suatu negara yang ideal).

Aristoteles (364-322 SM.), filosof Yunani dan ilmuwan, lahir di Stagira dan
sering disebut Stagrite. Ia adalah salah seorang ahli pikir terbesar di
sepanjang zaman. Bukunya tentang politik berjudul "Politica".

Pada zaman Ma'mun Al Rasyid, dinasti Abbasiyyah, karangan Plato dan
Aristoteles banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, tidak terkecuali
mengenai politik (Everymans Encyclopaedia I, halaman 196, 467, XI: 17, X:
63-64;  Ensiklopedia Indonesia, W. Van Hoeve, halaman 79, 80, 894, 1026,
1027).

BM__ftn4 <http://www.jamaahmuslimin.com/sejarah/sejarah14.asp#_ftnref4> *
Asal mula ada kepartaian modern ialah di negeri Inggris pada abad ke-17.
Negeri yang sejak fase kapitalisme sudah masak untuk stelsel parlementer
(meski parlemen Inggris sebagai perwakilan kasta sudah ada lebih dahulu).
Kepartaian modern yang lebih bersifat perorangan timbul dalam revolusi
Perancis pada akhir abad ke-19, dan berkembang di negeri-negeri yang
struktur ekonomi dan peradaban kotanya mempunyai bakat demokrasi massa
(Boumann, Sociologie, Kanisius, 1966, terjemahan Sugito-Sujitno, halaman
66).

 

 

 

 

Wassalam

 

Abu Aisyah

 

 

 

Terima kasih

 

Yayan. H

NC Drilling CMKS (I)

ext 101

 

" Sesungguhyna tidak Ada Islam tanpa Jama'ah dan tidak ada jama'ah melainkan
dengan Imarah, dan tidak ada Imarah melainkan dengan Tha'at "

Riwayat Ad-Darimy dari Tamim Ad-Dary,  Sunan Ad-Darimy,Bab F Dzihabil 'ilmi
darul Fikr, Kairo Mesir, 1398 H/ 1976 M juZ 1 halaman 78

 

"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan." Ash Shaff 61 ayat 3

 

********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]
********************************************************

Kirim email ke