2 Panggilan ke Abu Janda Buntut Cuit Dugaan Rasisme-'Islam Arogan'
Tim detikcom - detikNews
Minggu, 31 Jan 2021 07:01 WIB
https://news.detik.com/berita/d-5355251/2-panggilan-ke-abu-janda-buntut-cuit-dugaan-rasisme-islam-arogan?single=1

Permadi Arya alias Abu Janda. (Foto: detikcom)
Jakarta -  Cuitan Permadi Arya atau Abu Janda yang diduga rasis kepada eks 
anggota Komnas HAM Natalius Pigai dan cuitan soal 'Islam arogan' berbuntut 
panjang. Abu Janda dipolisikan atas perbuatannya dan akan diperiksa polisi.

Yang terbaru, Abu Janda dipolisikan ke Bareskrim Polri soal cuitan 'Islam 
arogan' yang ia sampaikan di akun Twitter @permadiaktivis1. Laporan tersebut 
bernomor: LP/B/0056/I/2021 tertanggal 29 Januari 2021. Abu Janda dilaporkan 
atas tindak pidana kebencian atau permusuhan individu dan atau antar golongan 
(sara) UU No 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 tahun 2006 tentang 
informasi dan transaksi elektronik pasal 28 ayat (2) penistaan agama UU No 1 
tahun 1946 tentang KUHP pasal 156A.

Kuasa Hukum Haris Pertama, Medya Rischa membenarkan pelaporan tersebut. Dia 
memastikan Abu Janda dilaporkan atas dugaan SARA terhadap agama.

      Baca juga:
      Disebut Abu Janda Sumbu Pendek, Susi Pudjiastuti: Mau-mau Dia Saja 

"Haris Pertama dapat mandat untuk segera melaporkan dugaan sara terhadap Agama 
yang mengatakan 'Islam Arogan' juga yang memuat konten penistaan agama. Jadi 
karena dukungan masyarakat sudah banyak, kami diarahkan untuk segera melaporkan 
itu ke Bareskrim terhadap akun @aktivispermadi1 diduga milik Abu Janda," kata 
Medya Rischa saat dihubungi detikcom, Sabtu (30/1).

Bagaimana buntut persoalan cuitan Abu Janda soal 'Islam arogan' ini? Ini 
berawal dari twit war antara Tengku Zul dengan Abu Janda. Akun Twitter 
@ustadtengkuzul mulanya mem-posting unggahan soal kaum minoritas yang arogan 
terhadap kaum mayoritas di negara Afrika. Akun tersebut juga menyebut jika kini 
ulama dan Islam dihina di NKRI. Cuitan tersebut diunggah pada Minggu (24/1).

"Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan 
tahun, Apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh 
mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri 
melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit akun @ustadtengkuzul 
seperti dilihat detikcom, Sabtu (30/1).

      Baca juga:
      Abu Janda Bakal Penuhi Panggilan Bareskrim soal 'Islam Arogan' 

Cuitan tersebut kemudian dibalas oleh Abu Janda. Dalam akun Twitternya 
@permadiaktivis1, Abu Janda menyebut Islam yang dibawa dari Arab sebagai agama 
arogan karena mengharamkan budaya asli dan kearifan lokal yang ada di Indonesia.

"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab 
kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan sedekah ritual laut sampai 
kebaya diharamkan dengan alasan aurat," kata Abu Janda membalas cuitan 
@ustadtengkuzul.

      Baca juga:
      Abu Janda Sebut 'Islam Arogan', PP Muhammadiyah: Suruh Belajar Ngaji Dulu 

"Ritual tradisi asli dibubarin alasan syirik, pake kebaya dibilang murtad, 
wayang kulit diharamin.. dan masih banyak lagi upaya penggerusan pemusnahan 
budaya lokal dengan alasan syariat.. kurang bukti apalagi islam memang arogan 
terhadap kearifan lokal?," Lanjutnya membalas cuitan @ustadtengkuzul.


Abu Janda sebelumnya juga dipolisikan soal cuitan diduga rasisme kepada 
Natalius Pigai. Simak di halaman selanjutnya...


Abu Janda dilaporkan oleh Haris Pertama ke Bareskrim Polri karena cuitan 
'evolusi' yang ditujukan ke Natalius Pigai. Laporan tersebut bernomor: 
LP/B/0052/I/2021/Bareskrim pada Kamis 28 Januari 2021. Abu Janda dilaporkan 
atas dugaan melanggar Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (3) dan/atau Pasal 
45 A ayat (2) juncto Pasal 25 ayat (2) dan/atau Undang-Undang Nomor 19 Tahun 
2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Informasi 
dan Transaksi Elektronik, Kebencian atau Permusuhan Individu dan/atau Antar 
Golongan (SARA), Pasal 310 dan/atau Pasal 311 KUHP.

Pengacara pelapor, Medya Riszha Lubis, mengatakan kata 'evolusi' dalam cuitan 
tersebut yang menjadi dasar pihaknya melaporkan Abu Janda ke polisi. Medya 
menilai kata-kata evolusi itu telah menebarkan ujaran kebencian bertujuan untuk 
menghina bentuk fisik, terutama dari wilayah Natalius Pigai berasal.

      Baca juga:
      Salam Damai Susi Pudjiastuti via Ajakan Unfollow Abu Janda Ramai-ramai 

"Kata-kata evolusi menjadi garis bawah bagi kami untuk melaporkan akun 
@permadiaktivis1. Karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian. Dengan 
adanya kata-kata evolusi tersebut, sudah jelas maksud dan tujuannya bukan 
sengaja nge-tweet, tapi tujuannya menghina bentuk fisik dari adik-adik kita ini 
yang satu wilayah dengan Natalius Pigai," ujarnya.

Akan Dipanggil Senin

Menindaklanjuti laporan yang masuk, Bareskrim Polri akan memanggil Abu Janda 
hari Senin (1/2). Abu Janda akan dimintai keterangan soal cuitan 'evolusi' 
kepada Natalius Pigai sekaligus cuitan soal 'Islam arogan'.

"Benar dilayangkan panggilan (terhadap Abu Janda terkait laporan 'Islam 
arogan')," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Slamet 
Uliandi kepada detikcom, Sabtu (30/1).

      Baca juga:
      Senin, Bareskrim Panggil Abu Janda soal 'Islam Arogan' 

"Untuk pelaporan terhadap terlapor yang sama, dalam hal ini mengenai cuitan 
dugaan rasisme kepada Saudara NP (Natalius Pigai), yang bersangkutan juga akan 
kami panggil dalam panggilan yang berbeda," imbuh Brigjen Slamet.

Abu Janda memastikan akan memenuhi panggilan polisi. Abu Janda mengaku menerima 
atas pelaporan dirinya oleh sejumlah pihak. Selain itu, menurutnya, tekanan 
publik juga sudah mulai besar agar dirinya diproses oleh pihak kepolisian.

"Ya harus dong, kita warga negara harus taat hukum ya, warga negara yang baik," 
kata Abu Janda saat dihubungi detikcom, Sabtu (30/1).


Dalam beberapa postingannya di media sosial, Abu Janda beberapa kali 
menggunakan atribut GP Ansor. Bagaimana sikap GP Ansor terhadap pelaporan yang 
ditujukan ke Abu Janda? Simak halaman berikutnya...



GP Ansor menegaskan Abu Janda bukanlah Banser atau Barisan Ansor Serbaguna. 
"Abu Janda bukan pengurus Ansor," kata Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan PP 
GP Ansor, Luqman Hakim, saat dihubungi, Sabtu (30/1).

Politikus PKB ini juga belum bisa memastikan Abu Janda salah satu anggota 
Banser atau bukan. Sebab kata dia ada 7 juta orang yang terdaftar anggota 
Banser di seluruh dunia.

"Anggota Banser ada 7 jutaan di seluruh dunia. Mungkin saja Abu Janda salah 
satunya. Saat ini saya sedang tidak pegang data anggota Banser," ucapnya.

Meski begitu, Luqman meminta agar tidak menggunakan atribut organisasi Ansor 
dan Banser untuk melakukan tindakan negatif. Dia meminta agar saling 
menghormati.

      Baca juga:
      GP Ansor: Permadi Arya 'Abu Janda' Bukan Pengurus Ansor 

"Kepada siapa pun, agar tidak menggunakan atribut organisasi Ansor-Banser untuk 
kegiatan yang negatif. Tolong saling menghormati," ujar Luqman.

GP Ansor sendiri merupakan badan otonom dari Nahdlatul Ulama (NU). Dalam 
kesempatan terpisah, petinggi PBNU pun menyoroti isi cuitan Abu Janda soal 
'Islam arogan'.

"Wah, itu nggak ngerti Islam itu. Masa, ngomong gitu? Harus dibedakan antara 
agama dan orang ya. Kalau oknum dalam agama itu di semua agama ada sehingga 
mencerminkan agama itu kejam, agama itu radikal dan seterusnya," ujar Sekjen 
PBNU Helmy Faishal di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (28/1).

(dkp/man)

-- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "GELORA45" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke gelora1945+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk melihat diskusi ini di web, kunjungi 
https://groups.google.com/d/msgid/gelora1945/60221B931799480B986883C29456B7C1%40A10Live.

Reply via email to