Antara Surat Al Maidah Ayat 51 dan Para Pengungsi dari Negara Islam yang Lari 
ke Negara ‘Kafir’
ShareTweetTulisan yang kami ambil ini bisa jadi bahan pertimbangan atau rujukan 
 agar kita tdk diadu-domba dan dicekoki pemahaman yang dipelintir. Karena 
menjelang pilkada DKI, banyak sekali umat muslim yang mengeluarkan QS. Almaidah 
ayat 51: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang 
Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah 
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka 
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. 
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”Ayat 
di atas sedang populer sekarang. Ayat itu selalu populer menjelang pemilu. 
Dalam hal pilkada DKI yang salah satu calon kuatnya adalah Nasrani, ayat ini 
menjadi semakin kuat bergema. Tapi apakah ayat ini soal pemilu? Apakah ini ayat 
soal pemilihan gubernur? Menurut saya bukan. Sejarah Islam tidak pernah 
mengenal adanya pemilihan umum. Juga tak pernah ada pemilihan gubernur atau 
kepala daerah. Satu-satunya pemilihan yang pernah terjadi adalah pemilihan 
khalifah. Itu pun hanya 5 kali, dan hanya melibatkan sekelompok orang yang 
tinggal di Madinah. Gubernur khususnya adalah pejabat yang ditunjuk oleh 
khalifah. Tidak pernah dipilih.Jadi ayat ini tentang apa? Apakah Wali atau 
awliya itu soal pemimpin wilayah atau daerah? Bukan. Bagaimana mungkin ada ayat 
yang mengatur tentang pemilihan pemimpin, padahal pemilihan itu tidak pernah 
terjadi?Jadi, apa yang dimaksud? Apa makna wali atau awliya? Wali artinya 
pelindung, atau sekutu. Ketika Nabi ditekan di Mekah, beliau menyuruh kaum 
muslimin hijrah ke Habasyah (Ethopia). Rajanya seorang Nasrani, menerima 
orang-orang yang hijrah itu, melindungi mereka dari kejaran Quraisy Mekah. 
Inilah yang disebut wali, orang yang melindungi. Kejadian ini direkam dalam 
surat Al-Maidah juga, ayat 81.Adapun ayat 51 yang melarang orang menjadikan 
Yahudi dan Nasrani sebagai pelindung itu adalah soal persekutuan dalam perang. 
Tidak ada sama sekali kaitannya dengan pemilihan pemimpin. Ini sudah pernah 
saya bahas, dan dibahas banyak orang.Pagi ini, saya menyaksikan berita pilu. 
Orang-orang Arab dari Syiria dan Irak masih terus mengungsi. Ke mana? Ke Eropa. 
Siapa orang-orang Eropa itu? Muslimkah mereka? Sebagian besar tidak. Kebanyakan 
dari mereka, orang-orang Eropa itu, adalah Nasrani, atau ateis (musyrik). Tapi 
kini mereka menjadi pelindung bagi orang-orang muslim, persis seperti ketika 
kaum muslim hijrah ke Habasyah. Jadi, cobalah orang-orang yang rajin melafalkan 
ayat Al-Maidah 51 itu berkhotbah kepada para pengungsi itu. Katakan kepada 
mereka bahwa meminta perlindungan kepada Nasrani, menjadikan mereka wali atau 
awliya itu haram hukumnya. Bisakah?Ironisnya, dari siapa mereka lari? Dari kaum 
kafir? Bukan. Mereka lari karena ditindas oleh pemimpin-pemimpin mereka 
sendiri, kaum muslim. Kaum muslim yang berebut kekuasaan. Utamanya Sunni 
melawan Syiah. Tahukah Anda bahwa bibit konflik Sunni-Syiah itu sudah terbentuk 
sejak Rasul wafat? Ketika orang-orang mulai kasak-kusuk untuk mencari siapa 
yang akan jadi khalifah, padahal jenazah Rasul belum lagi diurus. Permusuhan 
itu abadi, mengalirkan darah jutaan kaum muslimin sepanjang sejarah ribuan 
tahun, kekal hingga kini.Tidakkah kita sebagai kaum muslim malu ketika 
saudara-saudara kita dizalimi oleh saudara kita yang lain, mereka meminta 
perlindungan kepada kaum Nasrani dan kafir? Tapi pada saat yang sama mulut kita 
fasih mengucap ayat-ayat yang memusuhi orang-orang Nasrani, memelihara 
permusuhan kepada mereka.Ingatlah, musuh abadi kita sebenarnya bukan Yahudi dan 
Nasrani, melainkan rasa permusuhan itu sendiri. Rasa permusuhan itulah yang 
telah mengalirkan banyak darah kaum muslimin, mengalir menjadi kubangan darah 
sesama saudara. Sesama saudara pun bisa saling berbunuhan kalau ada permusuhan 
di antara mereka. Kenapa mereka berbunuhan? Politik! Perebutan kekuasaan.Itulah 
yang sedang dilakukan banyak orang dengan memlintir Al-Maidah ayat 51. Berebut 
kekuasaan politik dengan mengobarkan permusuhan. Mereka sedang mengabadikan 
kebodohan yang sudah berlangsung 15 abad. Anda mau menjadi bagian dari 
kebodohan itu? Saya tidak. Karena saya tidak mau menjadi pengungsi seperti 
orang-orang Irak dan Syria.(fb.Kang Hasan)

Kirim email ke