http://rimanews.com/ekonomi/bisnis/read/20160604/284767/Inikah-Skenario-Privatisasi-Pertamina-

Inikah Skenario Privatisasi Pertamina?
2.1KDILIHAT/0SHARE/05:1804 JUN 2016   Rimanews - Baru-baru ini muncul wacana 
pembentukan holding BUMN Migas dengan menggabungkan dua perusahaan yaitu 
Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Disebutkan Pusat Kajian Ekonomi Politik UBK, Salamuddin Daeng, ada dua skenario 
yang dimunculkan, pertama skenario agar penggabungan tersebut tidak akan 
mengganggu kepemilikan publik dalam holding BUMN tersebut."Artinya, nanti 
swasta yang sekarang memiliki saham 43% di PGN selanjutnya akan memiliki saham 
dalam perusahaan holding tersebut," kata Salamuddin, Jumat (3/6/2016).Dikatakan 
dia, wacana tersebut dinilai sangat membahayakan Pertamina yang sampai saat ini 
sahamnya 100 % dimiliki oleh negara. Jika skenario itu dijalankan maka secara 
otomatis Pertamina diprivatisasi dan terdapat kepemilkan swasta di 
dalamnya.Berikutnya, lanjut Salamuddin, skenario lainnya Pertamina membeli 
keseluruhan saham publik yang ada di PGN. Dengan demikian maka secara otomatis 
PGN akan menjadi anak perusahaan Pertamina. Rupanya wacana ini menyebabkan 
saham PGN naik dalam beberapa bulan terakhir."Kelihatannya wacana ini ideal 
bagi pertamina. Tapi tunggu dulu ! bagaimana sebenarnya kepemilikan publik dan 
penguasaaan asing atas PGN ?," terang dia.Dijelaskannya, saham PGN kini telah 
jatuh dari Rp 5.431 /lembar pada awal tahun 2015 menjadi Rp2.480 /lembar pada 
Mei 2016, atau merosot lebih dari 54 % pada periode tersebut. Akibatnya 
keuntungan bersih PGN turun dari 306 juta dolar US pada tahun 2015 dari 591 
juta dolar US pada tahun 2014 atau sebesar 48%.Sampai 30 September 2015 total 
asset 6.821 juta  dolar US. Sementara Equity perusahaan sebesar 2.908 juta 
dolar US. Selanjutnya Debt to Equity sebesar 0,85 meningkat dibandingkan tahun 
2014 sebesar 0.64. Sementara total utang PGN yang merupakan utang luar negeri 
mencapai 2.471 juta dolar US atau sekitar Rp. 33,369 triliun.Selanjutnya 
kepemilikan publik di PGN sekitar 43% yang merupakan hasil dari privatisasi 
selama ini. Jika diakumulasikan utang dengan kepemilikan swasta dalam PGN maka 
nilainya mencapai 5.404 juta dolar US atau sekitar Rp 73 triliun rupiah atau 
setara dengan 79,2% asset PGN."Dengan demikian maka jika Pertamina membeli 
saham publik di PGN serta membeli semua utang PGN maka nilainya sebesar Rp. 73 
triliun. Ditengah keringnya liquiditas pertamina akibat menurunnya harga 
minyak, sementara pada sisi lain dipaksa membeli PGN maka ini adalah skenario 
membobol Pertamina hingga bangkrut," pungkasnya.




Kirim email ke