Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
  
 ---
 "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk mengurangi defisit, 
dengan meningkatkan utang ke luar negeri," tuturnya.
 
 Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya kebutuhan industri untuk 
ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat yang lemah. 
 ...
 
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
 
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya

  
 Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi 
http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan 
http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan
 Tuesday, 18 October 2016, 06:28 WIB
 Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya
 Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya

 

 

 REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar 
Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar 323,0 miliar dolar 
AS,  tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor publik atau pemerintah tumbuh 
19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor swasta melambat 3,9 persen (yoy).
 Ekonom Indef Eko Listiyanto menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat 
ini merupakan hal yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau 
pelemahan ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena 
pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar Eko pada 
Republika, Selasa (18/10).
 Apalagi saat ini penerimaan pajak di luar pengampunan pajak turun, sehingga 
terjadi shortfall yang besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah 
diharuskan menjaga defisit di bawah tiga persen.
 "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk mengurangi defisit, 
dengan meningkatkan utang ke luar negeri," tuturnya.
 Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya kebutuhan industri untuk 
ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, 
justru pemerintah yang lebih ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih 
banyak ke pasar uang, swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi.
 "Karena kalau mau jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. 
Akhirnya kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya 
lebih menarik,"tuturnya.
 
 Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya kebutuhan impor. Sehingga impor 
tercatat turun. "Jadi memang artinya wajar, di ekonomi kita yang lemah saat 
ini, ditandai dengan adanya masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan 
ekonomi kita mungkin tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya.
 

 

Kirim email ke