http://kom.ps/AFvhSD

Pola Makan Sehat Bantu Tekan Dosis Obat
Senin, 17 Oktober 2016 | 13:00 WIB13
SharesShutterstock 
Berita Terkait
  a.. Mitos Salah tentang Makanan untuk Penderita Diabetes a.. Jaga Kesehatan 
Payudara dengan 5 Makanan Ini a.. 5 Makanan Sehat Orang Jepang yang Bikin 
Panjang Umur a.. Produk Organik Tak Harus MahalJAKARTA, KOMPAS — Pengidap 
penyakit otoimun sebaiknya tak terlalu bergantung pada obat. Itu karena 
penyakit tersebut bisa dikendalikan jika pengidap menerapkan pola hidup tepat, 
termasuk pola makan sehat untuk mengurangi dosis obat.

Hal itu terungkap dalam Kampanye Otoimun Indonesia yang diprakarsai Marisza 
Cardoba Foundation, Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia, dan Komunitas Organik 
Indonesia, di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Minggu (16/10). Sekitar 800 
pengidap penyakit otoimun menghadiri acara itu.

Penyakit otoimun adalah kondisi abnormal pada sistem kekebalan tubuh, di mana 
kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Ada lebih dari 150 jenis 
penyakit otoimun, antara lain lupus, artritis rematoid atau rematik, dan 
diabetes melitus tipe 1. Sekitar 80 persen pengidap penyakit otoimun adalah 
perempuan dan anak-anak.

Salah satu penderita penyakit otoimun yang bergantung pada obat adalah Sarah 
(27), warga Pondok Aren, Tangerang Selatan. Ia terkena artritis rematoid kronis 
pada 1997 di usia 8 tahun dan sindrom antibodi antifosfolipid (APS/gangguan 
sistem pembekuan darah) pada 2012. 

Dalam sehari, Sarah harus minum 4 jenis obat, yakni obat penekan antibodi 
tubuh, obat pengencer darah, obat tulang, serta obat yang mengandung steroid.

Sejak usia 8 tahun, ia minum obat yang mengandung steroid. Padahal, efek 
samping konsumsi steroid jangka panjang adalah tulang keropos atau 
osteoporosis. Pada 2010, ia menderita osteoporosis. Dua tahun kemudian, ia kena 
APS sehingga berhenti kuliah dari Universitas Budi Luhur, Jakarta. "Kalau 
berhenti minum (steroid), kondisi saya drop. Kalau tetap minum, tulang makin 
keropos," ujarnya.

Pola makan sehat

Ahmad Yanuar, dokter spesialis penyakit saraf dari Departemen Neurologi 
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo 
(FKUI-RSCM) Jakarta, menjelaskan, obat harus tetap diberikan pada pengidap 
penyakit otoimun. "Upaya penyembuhan tak seratus persen dengan obat saja, tapi 
harus diiringi pola hidup sehat," ujarnya.

Dengan menerapkan pola makan sehat, hal itu diharapkan membantu mengurangi 
dosis obat yang perlu diminum penderita. Efek samping yang diakibatkan 
penggunaan jangka panjang pun bisa berkurang.

Sementara itu, Susan Hartono, Holistic Nutrition & Self Healing Coach dari Self 
Awareness Network, mengemukakan, pengidap penyakit otoimun sebaiknya tidak 
mengonsumsi produk yang mengandung gluten, seperti gandum, roti, biskuit, dan 
pasta. Selain itu, produk susu harus dihindari. 

"Gluten dan produk susu memperberat sistem kerja pencernaan sehingga 
menyebabkan inflamasi atau peradangan pada tubuh," ujarnya.

Selain itu, pengidap penyakit otoimun diimbau meningkatkan asupan sayur 
organik. Itu perlu diimbangi dengan asupan protein yang cukup. Protein bisa 
diperoleh dari kacang-kacangan dan biji-bijian.

Selain mengadopsi pola makan sehat, menurut Ahmad, pengidap penyakit otoimun 
harus berolahraga, mengendalikan stres, bersosialisasi di berbagai komunitas, 
dan bekerja dengan menjaga stamina tubuh. (C04)



Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Oktober 2016, di 
halaman 14 dengan judul "Pola Makan Sehat Bantu Tekan Dosis Obat".

Kirim email ke